Should i move?

101 6 2
                                    

Ara terhenyak dengan pemikiranya sendiri. Ia sangat mencintai Rio. Itu yang ia tau. Namun ia tak menampik bahwa ada perasaan yang diam-diam menyusup untuk Albert di hatinya.

"Bagaimana bisa aku menyukai dua orang sekaligus seperti ini?. Mungkin aku sudah tak waras" Gumam Ara yang heran dengan dirinya sendiri.

"Sudah pilih aku saja, aku lebih kaya dan tampan dari pada mereka berdua" Ucap sosok lelaki yang entah dari mana yang muncul dibelakang Ara.

"Kau tidak sexy Yonan" Sahut Ara dengan cepat.

Ucapan Ara membuat Yonan merengutkan wajahnya.

"Enak saja, kau belum pernah mencobanya sih" Jawab Yonan dengan ekspresi sebal.

"Tidak mau, kau bau belum mandi" Sahut Ara seraya menutup hidungnya dan menunjukan eskpresi menyebalkan.

"Kau akan rasakan sendiri kebauan ku" Jawab Yonan seraya mendekatkan ketiaknya ke arah Ara.

"Kau berani memajukan tubuhmu satu inchi saja, maka pemakamanmu sudah kupersiapkan saat ini juga " Sahut suara berat di telinga Yonan.

"Yaampun kau ini galak sekali, bayangkan saja bagaimana aku bisa kuat berteman denganya selama ini" Keluhnya dengan wajah yang dibuat memelas.

"Ayo Ara kita pergi, bisa gatal-gatal jika terlalu lama dekat denganya" Balas Albert tak mau kalah.

"Kemana?" Tanya Ara seraya menaikan sebelah alisnya.

"Keliling dunia" Sahut Albert acuh seraya menarik tangan Ara untuk mengikutinya.

"Mereka selalu saja meninggalkan ku sendiri" Gumam Yonan dengan nada sedih.

"Mereka selalu saja meninggalkan ku sendiri" Gumam Yonan dengan nada sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan kota London masih basah selepas diguyur hujan. Namun rasanya hal ini tidak hanya berlaku untuk jalanan ini. Entah mengapa, disisi lain. Ada dua insan yang secara tidak sadar sudah merasakan sejuknya perasaan mereka masing-masing ketika bersama. 

"Jangan senyum" Ucap Albert secara tiba- tiba.

"Mengapa?" Sahut Ara heran.

"Kau membuat langit cemburu" Jawab Albert dengan suara pelan dan senyuman kecil disudut bibirnya.

"Kau merayuku hmm?" Goda Ara seraya menaikan sebelah alisnya.

"Aku bahkan tak pandai merayu" Sahut Albert seraya menatap wajah Ara secara intens.

*Blush* sontak wajah Ara memerah karena malu mendapatkan serangan tiba-tiba seperti itu.

"Apa ada kotoran dimataku?" Jawab Ara spontan dikarenakan ia sudah terlalu malu dengan situasi ini.

"Akan hanya ada aku disana" Albert mengatakan itu seraya mendaratkan bibirnya dikening Ara.

Suasana kota yang hening dan sejuk menambah nuansa romantis bagi mereka berdua. Ara sontak memejamkan kedua matanya merasakan ketulusan yang Albert coba sampaikan untuknya.

"Hanya untuk kali ini saja, apa boleh?" Gumam Ara dalam hati.

"Keningku sudah sangat terkontaminasi oleh bakteri yang ada dibibirmu" Teriak Ara secara tiba- tiba.

"Bahkan bakteri di bibirku pun rasanya tak sudi bertempat tinggal dikeningmu itu" Sahut Albert kesal. 

Ara selalu saja menggagalkan nuansa romantis yang susah payah ia bangun.

"Aku ingin memberi makan burung merpati saja, bersamamu disini membuat tekanan darahku naik rasanya" Ucap Albert karena sudah terlanjur kesal dengan kegagalan momen yang ia rasakan tadi.

Lalu ia pergi meninggalkan Ara yang masih melongo dengan respon yang diberikan oleh Albert.

"Hei aku ikut!" Lalu Ara dengan susah parah menyelaraskan langkahnya yang pendek dengan kaki Albert yang sangat panjang itu.

"Hei aku ikut!" Lalu Ara dengan susah parah menyelaraskan langkahnya yang pendek dengan kaki Albert yang sangat panjang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Albert dengan semangat memberikan para burung makan. Sehingga, nampaknya ia lupa dengan sosok Ara. 

"Hei apa bagusnya burung-burung itu dibanding aku?" Ucap Ara yang merasa kesal karena terabaikan.

Albert sontak menoleh dan tersenyum tulus. Senyum yang sangat jarang ia perlihatkan kepada orang lain.

"Ini mengingatkanku dengan nenekku". Jawab Albert seraya tetap memberi mereka makan dengan senang.

"Oh ya? kenapa?" Sahut Ara heran. Apa hubungan seorang nenek dengan burung? apa Albert merupakan keturunan burung?. Pikir Ara ngawur.

"Ia selalu berkata ("Jadikanlah hatimu seperti burung-burung diudara .Bebas, lepas,dan bahagia. Ia akan berpindah kesana kemari.. namun akhirnya ia akan memilih satu pasangan semasa hidupnya")  Aku tidak pernah melupakan itu" Sahut Albert dengan wajah yang tenang.

Ara tertegun. Ia mendengar dengan jelas bagaimana nada yang terlontar begitu tulus dan mendalam. Hatinya bergetar ternsentuh.

"Apa boleh aku mengikuti saran nenek mu untuk berpindah dan memilih?" Ucap Ara termenung menatap burung-burung yang mulai mengelilingi mereka berdua


REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang