Too Much.

556 34 0
                                    

Aku terlalu takut untuk membuka buku bersamamu. Lembar yang akan kita mulai. Yang akan kita lakukan. Aku dan kamu. Bahkan aku merindukan aromamu. Aku benci mengetahui bahwa aku telah terlalu kecanduan akan dirimu. Namun jangan khawatir bahwa hati memang tak bisa dipaksa. Aku terluka. Sungguh. Namun kenyataan aku mencintaimu memang sangat membingungkan.
-Lilinara.

Aku tak tau bagaimana harus melangkah lebih dulu.Aku tak suka pilihan . Aku tak suka merasa mencintaimu. Namun kenyataanya aku hanya terlalu buta untuk melihat masa depanku bersamamu. Ah ini sangat menyulitkanku.Sungguh. 

-Rio.

---------------------------------
-Ara POV

Derap langkah kakiku pelankan saat aku kembali kerumah. Aku tau ia mencintai wanita lain. Namun bukan berarti aku menyerah mendapatkanya.. aku hanya butuh menenangkan pikiranku dengan berbincang bersama seorang teman lama. Rasanya aku sudah cukup tenang sekarang.

Aku masih mengendap-endap perlahan,jangan sampai ia tau aku pulang selarut ini. Ah jam 1 am. Holyshit. Sungguh rasanya aku baru pergi selama ya 3 jam. Namun tak mungkin jam ditanganku ini berbohong kan?
Aku bahkan hampir lupa bahwa ia memang tidak menginginkanku.

"Kau dari mana?"Ucap Rio dengan keras.

"Ugh aku..aku pergi" Ucap Ara dengan pelan.

"Aku tau kau pergi bodoh!K..e..m..a..n..a! Ucap Rio sambil mengeja setiap katanya.

"Kau tak perlu marah.. aku..tidaklah penting untukmu"Ucap Ara sambil bergumam.

"Memang. Namun kau tetaplah istriku" Ucapnya datar.

"Ya! Aku istri yang memang tak kau ingini" Ucap Ara mulai murka.

"Siapa kau berani menilaiku? Kita menikah juga bukan mauku. Apa yang bisa aku lihat darimu?" Geram Rio dengan nada tinggi.

Perkataanya sungguh melukai harga diri Ara.

".........." Lilinara terpaku menatap Rio yang sedang menatapnya marah.

"Aku...Kamu.....dan TIDAK akan pernah menjadi KITA" Ucap Rio sambil meninggalkan Ara kekamar.

"Bahkan aku rasa perjuanganku tidaklah pernah berujung bahagia" Batin Ara.

--------------------------
Boleh kah aku berjuang sekali lagi?.
Boleh kah aku mencintaimu sekali lagi?
Boleh kah aku memimpikanmu lagi?.
Boleh kan aku berusaha sekali lagi?
Tak mungkinkah engkau mencintaiku?
Tak bolehkah aku mengharapkan senyumu?
Aku tak mampu manahan semua ini.
Aku benci menjadi penontonmu.
Aku ingin menggapaimu.
Aku ingin menjadi tempatmu berbagi.
Aku ingin menjadi titik lelahmu.
Aki ingin menjadi titik lemahmu.
Namun, kata-katamu cukup menamparku.
Namun,aku sadar.. saat ini. Nanti dan selamanya. Kau bukan miliku.
Aku hanya penjaga di buku kehidupanmu.
Aku hanya mampu melihatmu.
Jangankan memilikimu.
Menulis cerita dihidupmu.
Membaca ceritamu saja aku tak mampu.
-Lilinara.

---------------
If i must choose, stay and die, or i leave you and forget all, Truly of my heart will choose die although i will die. But i can stay by your side.forever.

Ara POV

Aku mulai lelah, aku mulai ingin menyerah dengan semua ini. Rasanya sungguh tidaklah mudah menjalani rasa sendiri ini. Aku pikir dia mulai bisa menerimaku disampingnya, namun nyatanya itu hanya kamuflasenya untuk membalas semua kebencianya padaku. Semalam saat aku sedang depresi berat karena ulahnya. Seseorang menghampiriku. Ia melihatku ditengah jalanan yang sepi.

Flashback on-
"Umm,I'm sorry miss, I want to ask help something, may i?" Ucap lelaki asing itu sambil menepuk pundak Ara.

"Yes, what happend mr?" Ucap Ara pelan.

"I can't find right direction, my maps get off" Ucap lelaki itu sedih.

"I'm sorry to hear that, Umm maybe i can help you" Ucap Lilinara sambil tersenyum.

"Can you show me the Coverbean Cafe?" Ucap lelaki asing itu.

"Ofcourse follow me" Ucap Ara seraya bangkit berdiri.
------------------
"We arrive mr, this is Coverbean Cafe" Ucap Ara senang karena mampu menolong pria tadi.

"Thank you miss, May i treat you for giving thanks?" Tawar lelaki itu tersenyum.

"Umm. Okay, with my pleasure" Sesungguhnya tawaran itu begitu menggirlurkan bagi Ara
------------------
Lelaki asing itu duduk didepanya. Ia tersenyum dan berkata..

"Hi , let me introduce my self, My name is Yonanrt morenso Danielando, I come from Duch and i visit this country for meet my family, many of my friends call me Daniel or Yonan, whatever their comfort. And i really curious your name". Ucapnya sambil terkekeh.

Ara menatapnya sebentar, rasanya tidak asing mendengar nama "Yonan" ah sudahlah mungkin hanya halusinasinya.

"Umm, My name is Lilinara ,you can call me ara, I was born in indonesia, hmm, Nice to met you. Ucapnya sambil tersenyum.

"I'm sorry miss, may i get your phone number? You are the only my friends in this country , maybe you can show the nice place at there". Ucap Yonan ragu.

"Well, Give your phone" . Ucap Ara sambil mengulurkan tanganya.

"Thanks, are we friend now?". Ucap Yonan sambil tersenyum.

"Yeah, we are friend now". Ucap Ara sambil tersenyum.

Sesudah itu Yonan dan Ara mulai menceritakan berbagai hal menarik di negara mereka masing-masing. Mulai dari penduduk, tempat wisata dan masakan unik yang ada. Sifat ramah yang dimiliki Ara ternyata mampu mengusik sisi lain dari Yonan. Mereka bercerita dan tertawa bersama.

Hi, I'm sorry for mistakes in the writting the story.
Keep give your support!:)
Your comment can make me will be better.
-Add to your reading list;)

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang