New Heart Beat

139 9 0
                                    

Aku merenung dalam diam,  bukan aku tidak perduli dengan keadaan sekelilingku, hanya aku tak mampu melanjutkan semua hal yang berhubungan denganmu. Kalian boleh berkata aku berlebihan, aku memang seperti itu. Aku mengerang menatap langit gelap. Apakah mencintai seseorang harus sesakit ini?. Aku melihatnya di berita-berita. Namanya tersohor dimana-mana. "Seorang pengusaha muda bertalenta dikabarkan telah meranjut kembali kasih asmara bersama mantan kekasihnya".   Jika aku boleh memilih, aku akan berhenti.

"Jangan melamun terus, kau terlihat cukup berantakan sekarang" Ucap suara dibelakang Ara.

"Ah, tidak aku hanya sedang menatap langit malam, sungguh indah bukan?" Ucap Ara seraya menghapus air matanya.

"Tidak, tetap kau lebih indah" Ucap Albert dengan nada bercanda. Namun ia sebenarnya serius dengan ucapanya.

"Kau sedang merayu wanita bersuami loh" Ucap Ara seraya tersenyum menghadap Albert.

"Suami yang mencintai wanita lain heh?" Sahut Albert spontan.

Ara terhenyak. Ya Albert benar, sangat benar, Rio mencintai wanita lain, bukan dirinya.

"Maaf, aku tak bermaksud.." Ucap Albert gugup.

"Ah tak apa, ayo masuk kedalam angin malam tidak baik untuk kesehatan" Ucap Ara seraya bangkit dari duduknya.

-----------------------------------------------

"Let's eat guys" Ucap Yonan bersemangat. 

"Don't you look us? we are women". Sahut Ara tak terima.

"Oh, my Queen, Why are you so serious?" Ucap Yonan seraya mengedipkan sebelah matanya.

Sedangkan disisi lain Albert memperagakan seolah-olah ia akan meninju Yonan nanti.

"Bahkan kau sedang merayuku!" Seru Ara tak terima.

"Jangan kau jawab, atau lehermu akan terpisah dari tubuhmu" Sahut Albert dari seberang.

Yonan terlihat pucat menanggapi perkataan sahabatnya dikarenakan ia ragu bahwa Albert sedang bercanda sekarang.

"Calm dude, she knows i'm joking" Ucap Yonan berusaha tegar.

"Kau kaku sekali Al" Sahut Ara tertawa terbahak melihat kedua tingkah sahabat didepanya ini.

"Aku suka tawamu, teruslah tertawa" Ucap Albert seraya tersenyum.

Ara terhenyak mendengar penuturan yang Albert ucapkan. Hanya karena senyuman Albert yang 

terlihat begitu tulus dan menenangkan. 

"Terpesona heh?" Ucap Albert dengan senyum miringnya yang tampan.

"Bahkan kau memuji pria lain Ara" Pikir Ara saat ini.

"Tak usah percaya diri begitu, aku terdiam karena rasanya makanan buatan lelaki itu terlalu asin" Ucap Ara seraya menunjuk kearah Yonan.

Yonan menjebikan bibir bawahnya. Ia mengambil sendok dan mulai mencoba masakanya.

"Kau membohongiku Ara, ini terasa enak dan tidak asin" Ucap Yonan polos seraya memasukan satu suapan lagi kedalam mulutnya.

"AHAHAHAHAHAHAHHAHA Kau bodoh" Ucap Ara terbahak melihat wajah polos Yonan seraya menyantap makananya.

"Kau tega sekali Ara" Ucap Yonan seraya menjebikan bibirnya kembali.

"Ingin ku cium rasanya melihat bibirmu begitu" Ucap Ara seraya masih terbahak.

Mendadak ruangan menjadi hening, bahkan Albert yang sedang mengangkat sendok berisi makanan yang ingin ia masukan kedalam mulutnya terhenti.

"Serius?" Ucap Yonan mendadak seraya memajukan tubuhnya.

"Serius ku patahkan lehermu" Ucap Albert seraya melempar sendok ke arah Yonan dan bangkit berdiri serta menarik Ara keluar dari ruang makan menuju taman.

"Jangan seperti itu lagi" Albert mengucapkan itu secara tiba-tiba dan membuat Ara menoleh.

"Apa?" Sahut Ara

"Jangan berkata ingin mencium orang lain lagi" Ucap Albert sebal.

"Kenapa?, aku hanya bercanda haha" Ucap Ara seraya tertawa.

"Kalau begitu jangan  bercanda" Sahut Albert cepat.

"Bahkan aku tak boleh mencium suamiku?" Tanya Ara bercanda.

"Tidak" Albert menjawab dengan serius.

"Kalau aku mau?" Ara semakin semangat menggoda Albert.

"akan aku cium duluan" Sahut Albert cepat.

"APAA?" Sahut Ara kaget.

"Akan aku.. " Dengan tiba-tiba Albert mencium Ara dibawah gelapnya malam yang ditemani ribuan bintang.

Ara melotot, namun mendadak ia tak mengerti.

Mengapa jantungnya berdetak lebih cepat ?

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang