Lovely or Sadness?

344 21 0
                                    

Alinka benar-benar menghancurkan mood Ara. Bayangkan, saat seharusnya ia sedang berbulan madu. Alinka dengan pintarnya mengacak-mengacak hal itu.

"Pergi kau sana" Ucap Alinka kasar kearah Ara.

"Baik Nyonya" Sahut Ara kesal dengan tingkah wanita ini.

"Alinka, dia itu istriku, kapan kamu akan mengerti sih?" Ucap Rio lelah.

"Namun kamu tidak mencintainya Io" Teriak Alinka percaya diri.

"Aku sedang belajar Al" Ucap Rio dengan serius.

"The part of drama" Gumam Ara seraya melihat kedua insan dihadapanya ini.

"Apa sayang?" Ucap Rio sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ah, aku mau jalan-jalan saja, pemandanganya indah" Ucap Ara sambil melangkah keluar hotel.

Ara merasa sangat-sangat kesal dengan wanita itu. Ia lelah, ketika perlahan suami galaknya itu mulai menerimanya, iya harus dihadapkan lagi dengan wanita lainnya. Dia juga punya batas lelah. Ketika Ara sudah mulai sibuk dengan lamunanya, tanpa sadar ia menabrak bahu seseorang.

"Maaf Sir,saya tidak sengaja" Ucap Ara kikuk.

"Ah, tak apa nona" Ucap lelaki itu.

"Have we met before sir?" Ucap Ara yang merasa familiar dengan wajah lelaki dihadapanya ini.

"Ah, let me remember you" Tampak lelaki itu mulai berfikir tentang dimana ia pernah bertemu gadis ini.

"Ara? That is your name?" Ucap lelaki itu memastikan.

"Wait.. Are you Yonanrt?" Ucap Ara yang tak kalah kaget dengan lelaki itu.

"Yes, that is me, what are you doing ?walking alone on the street in the night?, and how can you came to "Italia?It's so far from your country" Ucap Yonan dengan penasaran dengan gadis ini.

"How can i?, i came with two others, and the bad news is.. they forgot me with them" Ucap Ara menatap jalanan kosong.

"Who are you talking about?" Ucap Yonan.

"You don't know them" Sahut Ara sambil memasukan kedua telapak tanganya di saku sweater yang ia gunakan.

"Do you want a cup of hot chocolate?"Tawar Yonan.

"With my pleasure" Jawab Ara sopan.

-----------------
Disisi lain kota ini , ada sosok suami yang mencemaskan keberadaan istrinya. Bahkan telefon sang istri tidak dapat dihubungi, itu cukup membuatnya menjadi stres. Ia mondar-mandir di kamar hotelnya. Ia risau, hancur sudah moment romantis yang ia bayangkan sebelum berangkat kesini.Jangan heran mengapa Rio tidak bersama Alinka, sejak tadi ,ketika Alinka merusak liburan mereka.

Rio dengan senang hati mengusir Alinka dengan terang-terangan. Ia mulai sadar, harusnya hatinya hanyalah untuk Ara. Namun sebut saja Rio berkepribadian ganda karena memang ia suka bimbang ditengah jalan.

"Ara kamu dimana si" Gumam Rio yang mulai khawatir.

Rio yang sudah tak tahan memutuskan untuk mencari istrinya. Tak lepas ia mengambil mantel hangat untuk dirinya. Tidak lucu bukan jika ketika mencari istrinya, ia justru ditemukan beku ditengah jalan.

---------------------
Disisi lain Ara sudah terlihat mulai mengantuk untuk menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya ini.

"Um sorry sir, i'm sleepy, may we continue this topic tomorrow?" Ucap Ara ragu. Namun sungguh ia benar-benar mengantuk.

"Ah, sorry i talk to much tonight" Ucap Yonan  sambil menggaruk tengkuknya.

"Hahaha never mind, we are friend now"  Ucap Ara tulus.

"Ara, do you know him?" Tanya Yonan sambil melirik seseorang yang sedang menatap mereka berdua.

"Who?" Ucap Ara bingung sambil mengedarkan pandanganya di sekitar cafe klasik yang ia singgahi sekarang.

"Beside us, he is staring at you" Jawab Yonan berbisik , seolah ia sedang diuntit penjahat.

"Oh, ah"  Ucap Ara sambil memicingkan matanya kearah lelaki itu.

"Do you know him?" Tanya Yonan lagi memastikan.

"Yes, he is my husband" Jawab Ara santai.

"Pardon me?" Sahut Yonan memastikan pendengaranya.

"He is my husband"Jawab  Ara menegaskan

"Uh You are a wife?" Tanya Yonan yang masih ragu atas kenyataan barusan.

"Yes, i am" Jawab Ara dengan santai.

"But, i thought you are single". Sahut Yonan lesu.

"No sir, and umm may i go to my husband?" Minta Ara sopan.

"Of course"  Jawab Yonan menatap kepergiannya.

Disisi lain, disudut cafe ada sesosok lelaki yang sedang menatap wanitanya, istrinya dari kejauhan. Hey ia tidak menguntitnya, hanya ia ingin mencari istrinya dan ia melihat istrinya bersama seseorang.Namun ia bingung melihat bangku itu sudah kosong tak berpenghuni. Kemana lagi istrinya?.

"Sudah puas menatapku dari jauh?" Ucap Ara tiba-tiba dari belakang bangku Rio.

Rio yang mendapat serangan tiba-tiba langsung terlonjak kebelakang karena kaget.
"Mengagetiku saja"  Jawab Rio kesal.

"Kau mencariku?" Tanya Ara seraya menatap Rio.

"Aku lapar, jadi aku ke cafe" Sahut Rio mengelak.

"Yasudah aku pergi saja" Ara sambil mengambil tasnya berpura-purq untuk pergi.

"Baiklah-baiklah aku mencarimu! Aku khawatir" Sahut Rio sebal.

"Nah kan aku jadi tau kalau kau memang mencintaiku" UcapbAra sambil terkekeh.

"Jangan terlalu percaya diri" Jawab Rio menggoda Ara.

"Kau memang akan mencintaiku" Ucap Ara yakin.

"Baiklah nona, maukah kamu pulang kehotel bersamaku?" Ucap Rio sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Tidak" Ucap Ara sambil mengangkat dagunya.

"Kau ini kenapa? Sulit sekali dipahami?" Rutuk Rio kesal.

"Kecuali, dengan ice cream di tanganku" Ucap Ara serius.

"Tapi ini sudah malam sayang, kamu akan flu besok" keluh Rio kesal.

"Ice cream atau tidak sama sekali!" Ucap Ara sambil menggembungkan pipinya.

"Baiklah dengan ice cream ditanganmu"   Rio akhirnya menyerah rengan keputusan Ara.

"Yey! Aku mencintaimu" Ucap Ara senang.

"Aku tau, aku selalu tau" Balas Rio.

Ara tertegun, yah nyatanya suaminya belum mencintainya, namun tak apa, ia akan selalu berusaha membuat suaminya mencintainya. Walaupun kepribadian Rio yang suka berubah-ubah. Entah ia merasa sudah cukup bahagia dengan berjalan bersama Rio dimalam hari dinegara yang indah ini,dengan ice cream ditangan kananya dan tangan kirinya di genggam erat oleh Rio. Itu sudah cukup baginya. Walau hatinya menjerit sakit ketika ia tau bahwa lelaki yang selama ini ia cintai belum mencintainya.

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang