I will never leave you.(Rio POV)

204 10 0
                                    

Aku mendesah lelah, aku sudah janji dengan Rara untuk mengunjunginya lusa. Rara adalah keponakanku yang berumur 5 tahun, namun tingkahnya sudah layaknya gadis dewasa.

Aku memijit kepalaku yang sangat penat hari ini. Aku bahkan melewatkan sarapan pagiku karena tak tega membangunkan Ara.
Aku jadi teringat dengan wanita itu, sedang apa ya dia?.

From : Istri bawelku.
Maafkan aku telat bangun yo.

Aku tau dia telat bangun karna menyiapkan makan malam kita. Aku ingin mengatakan bahwa ia cukup istirahat aja dirumah, namun ternyata jariku mengetik kata-kata yang sangat singkat.

To : Istri bawelku.
Ok

Aku menarik nafasku dalam-dalam. Sungguh aku ingin pulang dan tertidur saat ini.

From : Istri bawelku.
Albert hari ini ngajakin aku ke London, boleh yo?.

Aku menatap layar handphoneku berkali-kali. Mengecek apakah ada kesalahan pada mataku. Pasalnya Albert yang adalah sahabatnya mengajak pergi keluar negri istrinya tanpa pemberitahuan apa-apa. Oh rupanya Albert sedang ingin bermain-main denganya.

To : Istri bawelku.
Iya.

Enak saja kalau dia pikir bisa pergi berdua dengan istriku. Aku memang mengizinkanya namun aku tidak bilang bahwa aku tidak akan ikut kan?.

-------------------
Aku mengendarai mobil kesayanganku dengan cepat. Aku ingin segera pulang dan bertemu dengan musuh kecilku itu.
Aku tersenyum dalam hati. Jika dipikir aku nampaknya sudah cukup gila saat ini. Untuk apa aku bersusah payah melakukan hal bodoh semacam ini?.

"Hai sayang". Ucap Rio sambil menepuk pundak Ara.

"Kau siapa?". Kata Ara datar.

"Penculik". Ucap Rio seraya tersenyum miring.

"Tak jelas dasar, jangan ganggu aku!". Sentak Ara kesal.

"Pemarah". Sahut Rio dengan jahil.

"Mau apa yo?". Ucap Ara dengan nada keheranan.

"Mau kamu". Cengir Rio dengan wajah polos.

"Dasar sinting". Ara kemudian berlalu meninggalkan Rio yang hanya menggaruk tengkuknya.

Ketika Ara hendak meninggalkan rumah, tanganya ditarik oleh seseorang.

"Sebentar sayang". Teriak Rio di depan muka Ara.

"Apaansi?". Kesal Ara yang senewen dengan tingkah absurd suaminya ini.

"Aku ikut". Kata Rio dengan nada senang.

"Apa katamu?". Ucap Ara keheranan.

"Aku ikut sayang". Ucap Rio seraya merangkul Ara dan menggeret koper miliknya juga.

"Kata siapa kau bisa ikut?". Ara merasa ia tengah dipermainkan sekarang.

"Aku". Ucap Rio sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Gila". Sentak Ara yang mencoba melepas rangkulan suaminya. Bukan apa-apa. Ara deg-degan.

"Memang". Sahut Rio sambil mengecup pipi Ara sebentar.

Pipi Ara lantas memerah. Ia malu. Ia malu atas tindakan spontan suaminya.

"Albert menunggu kita kan sayang?,cepat". Ucap Rio yang mendahului Ara untuk masuk kemobil.

"Aneh dasar". Ucap Ara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

-------------------

Albert sudah menunggu dengan setia dibandara. Ia merasa senang dan sedikit menyesal atas tindakanya. Bukanya ia tak tahu bahwa sahabatnya mulai bisa menerima istrinya, namun ia juga tak mampu menahan perasaan yang terus menghampirinya.

Albert menatap heran dari kejauhan, memang ia sedang menunggu Ara.. namun ia melihat pemandangan yang cukup aneh. Ara tidak sendiri.

Ara menlangkahkan kakinya dengan langkah pelan. Ia sangat kesal dengan Rio yang mendadak .. gila.  Ia lebih terbiasa dengan sikap dingin Rio.

"Hai Ara". Sapa Albert setengah hati. Ia kesal dan jengkel, memangnya mau apa sahabatnya ini ikut?.

"Hai tuan". Ucap Rio seraya tersenyum miring. Dasar lelaki modus. Istri sahabat kok diembat. Tobat nak. Pikir Rio jahat.

"Mengapa kau membawa lelaki ini Ara?" Ucap Albert mengabaikan lelaki disamping Ara ini.

"Lelaki ini suamiku". Sahut Ara dengan wajah ditekuk. Namun hatinya senang ternyata Rio masih perduli padanya.

"Aku tidak mengajaknya nona, aku mengajakmu". Ketus Albert yang mulai jengkel. Hancur sudah rencana di kepalanya.

"Aku ingin ikut, ya hitung-hitung Honey moon bersama istriku". Jawab Rio santai.

Albert menatap tajam Rio dengan pandangan sengit.

"Oh terserahlah, yang kutahu nona ini bersamaku, sekarang dan nanti di London". Sahut Albert yang sudah mulai bisa mengatur emosinya saat ini.

"Kau bisa bersamanya sekarang atau nanti pas di London, namun ia akan bersamaku, selamanya". Jawab Rio dengan wajah serius.

Jawaban Rio membuat Albert dan Ara tercengang dan tak mampu mengatakan apa-apa.

Ara merasa terharu dengan perkataan suaminya. Ia bahagia. Sangat bahagia.

Sedangkan Albert merasa mukanya mulai memerah sekarang, ia kesal, marah dan cemburu karena merasa belum punya posisi yang menguntungkan disini. Ia sangat sadar jika Rio masih suami Ara.

"So, I won't let you go Ara". Ucap Rio sambil menggandeng Ara dan menarik kopernya menuju pesawat mereka, meninggalkan Albert yang mengepalkan kedua tanganya.

--------------------------------
-Gimana-gimana ceritanya? Kira-kira  bakal ngapain ya Ara sama Rio di London? Dan apa ya yang direncanain Albert disana? Menjadi liburan yang manis atau menjadi liburan yang buruk bagi ikatan perkawinan mereka?
Vote dan coment ya, buat part selanjutnya aku mau ngasih kesempatan buat kalian request momen yang bakal di hadapi mereka di London. So pantau terus.

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang