You are Liar!

294 12 0
                                    

Ara menatap langit dengan wajah kusut yang jelas. Ia lelah. Dari pagi sampai sekarang ia belum makan. Ia hanya menatap langit senja dengan wajah pias.

"Seharusnya dulu aku tak senekat itu". Pikir Ara kesal.

"Seharusnya aku tidak pernah memaksanya". Tambah Ara.

"Shit! Why did i can't control my self?".Rutuk Ara dalam hati.

Ara mulai mengingat bagaimana perjalanan hidupnya. Ibunya, sosok yang ia cintai, yang direnggut paksa darinya,dari ayahnya dan dari hidupnya. Ibunya sangat kuat dan mampu mendidik Ara menjadi wanita cerdas. Namun lagi-lagi kenyataan menampar wajah Ara. Sakit rasanya membuat ibunya merasa malu dialamnya. Apakah ia harus menyerah dengan perasaanya?.

Ara memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan sambil menikmati sejuknya udara sekitar sana. Ia mencintai lingkungan ini. Seperti ia mencintai Rio. Ah ia rindu. Namun lagi-lagi kenyataan ditepisnya dengan pait. Bahkan suaminya tidak menganggapnya ada. Sudahlah, ia akan merasa pusing dengan kelakuan ajaib suaminya.

Bruk..

Ara terjatuh, kali ini benar-benar terjatuh dengan posisi yang umm,memalukan.

"Oh maafkan aku nona".Ucap Lelaki sambil menatap gadis malang yang tersungkur didepanya.

"Where are your eyes sir?". Ucap Ara setengah membentak dan menahan tangisnya.

"I'm sorry, i didn't see". Ucap Lelaki itu merasa bersalah.

"Yes you are!". Ucap Ara yang merasa kesal. Hancur sudah harapanya berjalan santai sambil menghilangkan kepenatanya.

"Let me help you". Ucap Lelaki itu seraya mengulurkan tanganya.

"I can handle by my self, go out you don't make it better".Ucap Ara yang benar-benar merasa moodnya sudah hancur tak tersisa,seraya menepis uluran tangan pria itu.

"I will take you" . Ucap Lelaki itu sambil menggandeng Ara menuju ke mobilnya.

"What happend with this day?".Rutuk Ara dalam hati.

-------------------
Suasana dalam mobil sangatlah mencekam. Ara masih kekeuh dengan mode gamood level akutnya, dan pria yang menurut Ara sok kenal denganya.

"Albert Brownlington". Ucap Albert datar.

"I don't ask your name sir". Ucap Ara mengejek lelaki itu.

"I just tell you.Ara". Ucap Albert disertai penekanan nada diakhir kalimat.

"How could you know my name?". Ucap Ara kaget sambil membuka mulutnya terngaga.

"Secret". Ucap Albert yang memang berniat untuk memancing emosi dari istri sahabatnya.

"You are so weird". Ucap Ara ketus.

"You are so rude mrs". Ucap Albert dengan nada yang aneh.

----------------
Ara berfikir bahwa ia akan meledak sebentar lagi. Ia masih sangat kesal dengan ucapan manusia aneh yang ditemuinya. Apa-apaan itu? Merenggut handphone Ara hanya untuk meminta nomornya. Ara merasa kesal saat ia mengingat kejadian tadi. Lihatlah sekarang bahkan pria itu tak berhenti menggangu tidurnya.

"Berikan nomormu". Ucap Albert datar.

"Tidak, memang kita saling kenal, jangan membuat seolah-olah kau adalah temanku tuan". Ucap Ara sadis.

"Memang kita saling mengenal nona".

"Kapan?".Ucap Ara heran mendengar penuturan lelaki sinting ini.

"Sekitar 1 jam yang lalu". Ucap Albert dengan santai.

"Terserah kau sajalah tuan". Ucap Ara yang kekeuh ingin meninggalkan lelaki sinting ini tanpa memberikan nomornya.

"Kau tidak membutuhkan ini?". Ucap Albert santai seraya mengangkat handphone kesayangan Ara.

"Bagaimana bisa?". Ucap Ara terkejut

"Tentu aku bisa". Ucap Albert sambil memberikan smirknya.

"Thief". Ucap Ara sarkas.

"I'll call you". Ucap Albert seraya meninggalkan Ara dengan keherananya.

"Dasar lelaki sinting!". Ucap Ara kesal.
---------------
"Halo, ada apa? Aku mengantuk".Ucap Ara cepat karena terlalu lelah untuk berbasa-basi malam ini.

"Slowdown Baby, Aku hanya rindu suaramu". Ucap Albert yang menunjukan smirk diujung teleponya.

"Liar".Ucap Ara seraya memutar kedua bola matanya.

"Aku serius Sayang". Ucap Albert dengan menekan pada kata terakhirnya.

"Please, I'm too tired". Ucap Ara mengeluh.

"Haha, baiklah, sleep tight baby". Ucap Albert sambil tersenyum sinis diujung telefonya.

"Malam Albert". Ucap Ara seraya mematikan sambungan telefonya.

----------------------
"Who is liar at this story?" "Cih". Gumam Albert seraya menatap kosong dengan penuh kebencian.

REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang