A-A-ALBERT?

143 8 0
                                    

Sesaat setelah Albert berhenti menjalankan aksi mencium Ara, Albert tersenyum geli melihat ekspresi shok yang ditunjukan oleh Ara. Mulutnya setengah terbuka dengan mata melolot tidak berkedip. Albert tak tahan dan langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kau harusnya melihat mukamu itu! sungguh menggelikan!"

"Hah?apa kau sudah gila?" Sahut Ara sengit.

"Maafkan aku, aku hanya bercanda" Jawab Albert tersenyum.

Namun entah mengapa hati Ara terasa mencelos mendengarnya.

"Sudahlah! baiknya kita kembali kedalam, udara semakin dingin disini" Ucap Ara seraya menggosokan kedua telapak tanganya.

Albert yang melihat hal itupun langsung menggosokan kedua telapak tanganya sampai ia rasakan cukup hangat, kemudian ia tempelkan dikedua pipi Ara.

Pipi Ara memerah dengan sempurna, bukan , bukan karena tangan Albert yang terasa hangat, namun hati Ara yang menghangat.Namun buru-buru Ara mengeyahkan segala pikirannya. Rasanya hatinya belum siap menghadapi semua hal yang terjadi.

Albertpun terhentak dengan kenyataan yang menghantamnya saat ini. Ia jatuh cinta pada istri sahabatnya. semakin hari ia semakin terjatuh didalam perasaanya. Mungkin ini adalah hal yang salah namun, jika sahabatnya selalu menyia-nyiakan kesempatan untuk memiliki Ara, ia akan mengambil kesempatanya.

"Jadi.. kapan kau akan melepaskan tangamu itu?" Ucap Ara yang sudah tak tahan dengan keasaanya saat ini.

"Ah maaf, mendadak aku merasakan mulas, aku masuk duluan" Sahut Albert yang merasa malu dengan hal yang baru saja terjadi.

"Hei aku ikut!!!" Ucap Ara seraya mencoba mengejar Albert.

--------------------------------------

Yonan sedang tenang diruang kebanggaanya. Ia menatap kesekeliling ruanganya yang dipenuhi buku-buku miliknya. Ia memang merupakan seorang penggemar buku. Mulai dari buku fiksi, non-fiksi,drama,horor,sience fiction, maupun buku-buku yang tak akan bisa dibaca oleh orang awam.

"HEIIII TOLONG AKU!" Teriak Albert tepat saat Yonan ingin meminum kopi yang ia genggam.

"Kau membuatku terkejut! bagaimana kalau ini tumpah hah?" Sahut Yonan sengit karena terkejut dengan perbuatan Albert.

"Aku sedang bingung tentang perasaanku bodoh!" Ucap Albert seraya ikut duduk disamping Yonan.

"Lalu?" Tatap Yonan dengan meremehkan.

"Lalu aku harus bagaimana?" Sahut Albert dengan nada sedih.

"HAHAHAHA Seorang Albert, manusia terpintar dan mendapat Ipk sempurna dikampus menanyakan hal semacam ini kepadaku?" Ucap Yonan sambil tertawa terbahak-bahak seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Pergi sana jika kau hanya ingin mengejeku" Sahut Albert sambil menatap Yonan dengan sengit.

"Baiklah baby bear, itu sebenarnytagg mendengar panggilan  yang dibuat oleh Yonan untuknya. Namun jika ia tidak mengingat bahwa ia membutuhkan saran saat ini, ia akan menendang wajah temanya itu saat ini juga.

"Baiklah, apa?" Ucap Albert berusaha untuk bersabar.

"Show her you are gentleman and better than her man" Sahut Yonan dengan kalem seraya menyeruput kopi yang sedang ia pegang.

"Caranya?" Albert menaikan salah satu alisnya.

"Kau yakin akan menggunakan caraku?, seingatku waktu kita dikampus kau pernah menghinaku secara terang-terangan. Kau bilang jika bumi harus diselamatkan dan hanya aku yang memiliki ide, maka ideku yang menghancurkan bumi itu duluan. Kau bilang begitu!" Sahut Yonan yang mendadak kesal mengingat kenangan menyebalkan itu.

"Sudahlah, aku memang ragu, tapi aku tidak memiliki pilihan lain" Sahut Albert setengah malas.

"Imbalanku apa?" Jawab Yonan dengan tersenyum licik.

"Sahamku yang kau bicarakan waktu itu di salah satu resort kesayanganku akan kuberikan" Sahut Albert yang sudah paham benar arah pembicaraan ini.

"Deal!!!" Girang Yonan seraya melompat dari tempat duduknya dan berdiri mencoba menggapai Albert.

"Don't you dare bastard!" Kesal Albert yang merasa jijik dengan pose yang dilakukan yonan seolah olah ingin memeluknya.

"Padahal aku ingin memberitahu rencanaku, mengapa kau begitu sensitif si?" Yonan menatap dengan wajah cemberut.

--------------------------------------------------------


Suasana london di pagi hari tak pernah membuat sedih orang yang melihatnya. Akan selalu ada perasaan damai didalam setiap hal yang dilihat dipagi hari. Ara sedang menatap sekeliling taman dengan tersenyum. Hatinya sedang cukup baik hari ini dan ia merasa sudah cukup untuk meratapi hidupnya.

Ara tersenyum melihat sepasang orang tua yang sedang berbicara satu dengan yang lain dan menatap penuh cinta. Ia hanya berharap ia memiliki seseorang untuk diajak berbicara seperti itu saat dia sudah tua nantinya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Ucap sosok yang tiba-tiba duduk disamping Ara.

"Menikmati udara pagi di kota ini, ah rasanya menyenangkan" Sahut Ara tanpa menoleh seraya menghirup udara sambil tersenyum, ia tau  siapa seseorang yang duduk disampingnya

"Aromanya wangi bukan?" Ucap Yonan seraya menunjukan bunga yang ia pegang.

"Tentu!, Katakan padaku, kau tidak mencurinya di kebun orang lain kan?" Ucap Ara menatap Yonan curiga.

"Tentu saja tidak!, ini baru jam 6 pagi dan kau sudah menuduhku mencuri dikebun milik orang lain? How rude you are" Ucap Yonan seraca cemberut.

"Haha, maafkan aku , aku hanya bercanda. Bunganya sangat cantik dan wangi, kau dapatkan dari mana hmm?" Jawab Ara mencoba menghirup kembali aroma dari bunga yang dibawa Yonan.

"Ini untukmu!" Jawab Yonan cepat.

"Untuku? hmm terimakasih, namun untuk apa?" Sahut Ara menatap heran kearah Yonan, hey siapa yang dengan baik hati memberikan bunga padanya dipagi hari seperti ini.

"Dari penggemarmu, terimalah dan buka suratnya, maka kau akan mengerti maksudku" Jawab Yonan seraya memberikan bunga mawar yang ia pegang seraya tersenyum dan bangkit meninggalkan Ara yang memasang ekspresi kebingungan.

Ara yang baru menyadari adanya surat kecil yang diikatkan di tangkai bunga itupun menjadi penasaran, ia perlahan membukanya dan membaca isi yang tertulis didalamnya.

"Dearest Ara"

" I will always waiting for you. No matter what did happen, i'm the one and always be only one who hold your hand. Find me and i will never let you go"

7pm at your favorite place.

i will waiting...

-A

Seraya menyatukan kedua alisnya ia berpikir keras. Ia bahkan seorang turis yang sedang berlibur di kota ini dan  tidak memiliki tempat untuk menetap kecuali adanya Yonan yang berbaik hati menampung dia dan Albert saat ini. 

Sesaat Ara tersentak dengan pikiranya.

"A...ALBERT?" Teriaknya spontan sehingga memangcing perhatian dari para pengunjung taman.


REVENGE TOO SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang