Aku menatap lelaki yang sedang tertidur pulas diranjangnya. Aku paham bahwa aku sangatlah egois. Aku mengerti bahwa ia tak sepantasnya menikahi aku. Wanita jalang. Wanita yang tak tahu malu. Wanita yang selalu mengagumi ketampananmu dalam diam. Aku tau aku bodoh. Hina aku sekali lagi. Aku menaruh tangan ku di pipinya, mengusapnya pelan.
Aku tak ingin ia terbangun dan memarahiku lagi. Aku mengerti bahwa Rio sangatlah mencintai Alinka. Akupun tidak masalah jika menjadi pemeran antagonis dalam kisah ini. Asalkan aku dapat selalu menatap wajahnya yang sangat polos ketika tertidur.
"Maafkan aku Rio".Bisiku pelan didekat telinga Rio.
Aku tersenyum sendu seraya menghapus kedua cairan bening yang mulai menumpuk diujung mataku.
"Aku tau aku egois, aku tau kamu tidak mencintai aku, aku tau aku hanya tanah yang selalu menantikan hujan". Gumamku seraya mengelus rahang Rio dengan sangat lembut.
"Apa aku salah Yo? Apa aku salah mertahanin kamu? Apa aku emang ga pantes buat kamu?". Aku mengigit bibir bawahku dengan keras. Aku tak ingin Rio tau bahwa aku datang menyelinap setiap pagi kekamarnya hanya untuk mengelusnya seperti ini.
"Aku seperti wanita murahan ya Yo?". Kekeh ku pelan menyadari betapa tidak tahu malunya aku menghampiri kekasih orang yang notabenenya adalah suamiku.
Aku meninggalkan kamar Rio dan menutup pintu kamarnya dengan sangat pelan. Aku tak ingin tidurnya terganggu karena kehadiranku.
-----------------------------
Tak lama aku mengambil handphone yang berada di saku celana tidurku.
Albert calling
Aku heran, buat apa lelaki sinting itu menelfonku jam 3am. Bayangkan ketika sang ayam belum berkokok Albert sudah lebih dulu menggangunya.
"Ah iya, aku tak bisa Al". Ucapku dengan nada kesal.
"..."
"Kau gila? Ini jam 3 pagi!". Geramku mendengarkan permintaan gilanya.
"..."
"Aku sudah malas membahas ini sebenarnya, bahkan kau tau aku sudah punya suami?" . Balasku yang mulai sengit mendengar perkataanya.
"..."
"Lelaki sinting!". Aku berteriak kemudian menutup telfon dari lelaki gila yang tergila-gila pada calon janda muda sepertiku.
"Mengapa lelaki sinting itu bisa masuk di kehidupanku?" Desahku pasrah mengingat percakapan melelahlanya dengan lelaki setengah gila itu.
----------------------
Aku akan masuk kembali kekamarku untuk melanjutkan tidurku. Namun seketika langkahku terhenti mendengar percakapan seseorang ditelfon.
"Tidak sayang bukan begitu". Ucap Rio dengan seseorang disana.
"..."
"Aku akan kesana lusa, gausah ngambek gitu sayang". Jawab Rio lagi yang masih setengah mengantuk dengan sangat lembut.
Mendengar nada suara Rio yang sangat berbeda ketika ia bercengkrama dengan seseorang di telefon hatinya serasa diremas kencang.
"..."
"Baiklah goodnight too little girl". Ucap Rio yang mengakhiri sambungan telefon dan memilih masuk lagi kekamarnya.
-----------------
Aku membuka kedua mataku, yah aku baru saja terbangun. Ah sudah jam berapa ini? .
8amAh masih pagi sekali ya?...
Oh tunggu! Apa aku sudah gila? Aku terlambat!!!.Aku mengambil telfon dan mengetikan pesan untuk suamiku.
Maafkan aku terlambat bangun yo.
-Sent-Rio galak.
Ok.Aku menghela nafasku sekali lagi. Apa aku segitu tidak pentingnya kah? Aku ingin memiliki rumah tangga yang normal. Dengan cinta kasih yang normal pula.
Aku memejamkan mataku kembali, ah aku jadi teringat percakapanku dengan Albert semalam.Flash back
"Ingin pergi ke London bersamaku?". Ucap Albert dengan nada serius.
"Ah iya, aku tak bisa Al". Ucapku dengan nada kesal.
"Ayolah, kau butuh liburan" Kekeh Albert di ujung telefon
"Kau gila? Ini jam 3 pagi!". Geramku mendengarkan permintaan gilanya."Aku akan menjemputmu besok siang". Ucap Albert sambil tersenyum di tempatnya.
"Aku sudah malas membahas ini sebenarnya, bahkan kau tau aku sudah punya suami?" . Balasku yang mulai sengit mendengar perkataanya.
"Aku yang akan meminta izin suamimu, lagipula kau berlaku seperti anak perawan yang takut aku perawani" Ucap Albert sambil terkekeh diujung telefon.
"Lelaki sinting!". Aku berteriak kemudian menutup telfon dari lelaki gila yang tergila-gila pada calon janda muda sepertiku.
-Flashback off
Aku jadi memiliki ide untuk mengetahui perasaan Rio yang sebenarnya.
Yo, Albert ngajakin aku ke london siang ini, boleh?.
-Sent-Rio galak
Iya.Aku menghela nafas berat, padahal aku berharap Rio akan menjawab tidak. Akupun tidak memiliki keinginan untuk pergi kesana. Namun melihat responya, aku jadi yakin bahwa semalam ia memang telefonan dengan wanita itu.
So now, should i let you go yo?
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE TOO SWEET
RomansaLilinara dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Ia mencintai Rio yang notabene adalah suaminya. Namun ada sosok Alinka yang selalu menghantui jejak rumah tangganya. Albert pun ternyata memulai rencananya untuk menghancurkan hidup Lilinara dengan suru...