"Saya cuman takut Mas.... Saya takut tenggelam setelah jatuh terlalu dalam."
"Jadi ini semua cuman perkara salah paham 'kan? OK, gimana kalo kita bikin kesalahpahaman itu jadi kenyataan?"
"Maksudnya, Mas?"
"Ayo kita bikin lo hamil beneran!"
"HAH?!"
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hmm.... Gue enaknya manggil lo baby, honey? Atau apa ya? Atau gimana kalo gue manggilnya sayang aja?"
Aleena yang mendengarnya sontak terkejut, ia terdiam dan mematung, tak tahu harus memberikan respon seperti apa.
Sementara Althaf yang dengan entengnya mengatakan hal itu masih berpikir sambil melanjutkan kegiatan melipat sarungnya, semudah itu ia membuat jantung Aleena terguncang.
"Gue panggil Nana aja gak papa 'kan, biar imut, kek lo," kata Althaf, tentu saja sambil memelankan suaranya pada dua kata terakhirnya.
Aleena hanya menjawabnya dengan anggukan pelan, ia masih sedikit syok dengan ke-barbar-an Althaf.
Mereka kini sudah selesai beberes, Althaf sudah mengganti outfitnya menjadi kaos hitam polos dengan celana panjang biasa, ala-ala cowok rumahan gitulah intinya.
"Lo mandi dulu aja, gue tunggu di bawah," kata Althaf sambil menyerahkan handuk kepada Aleena.
"Mas gimana?"
"Oh, gue sih tadi udah mandi sebelum lo bangun. Lo bebas pake kamar mandinya yah, gue gak bakal masuk lagi kok, ntar jangan lupa nyusul ke bawah," kata Althaf sambil berjalan keluar kamar dan menutup pintunya dari luar.
Aleena hanya terdiam memandang kepergian Althaf, punggung yang perlahan menghilang di balik pintu itu.... Apakah bisa terus menjadi tempatnya untuk bersandar?
Tak mau pikirannya terlalu jauh dan menjalar ke mana-mana, Aleena memutuskan untuk membersihkan dirinya sesuai perintah Althaf.
Tak lama, setelah ia selesai menyisir rambutnya yang basah gara-gara habis keramas, Aleena memutuskan untuk turun mencari keberadaan Althaf.
Saat sampai di tiga anak tangga terakhir menuju ke lantai dasar, langkah Aleena terhenti karena mencium aroma yang sangat sedap, aroma itu berasal dari dapur.
Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju dapur dan melihat Althaf yang sudah memakai apron sibuk memasak di sana, ia terlihat sangat fokus pada apa yang sedang dimasaknya itu.
Althaf tak menyadari keberadaan Aleena yang sedang terdiam memandanginya dari kejauhan sambil menautkan jemarinya satu sama lain.
"Eh, udah selese ya mandinya?" Tanya Althaf sambil tersenyum ke arah Aleena setelah menyadari keberadaannya.
Aleena tidak berkata apapun, ia hanya mengangguk beberapa kali sambil tersenyum tipis.
Althaf yang melihat seketika terhipnotis, bagaimana bisa wanita di depannya itu terlihat sangat menawan saat ini? Bahkan ia hanya mengenakan dress terusan yang cukup panjang berwarna putih dan sangat sederhana, dress yang ia pilihkan untuknya tadi malam.
Cukup lama Althaf menatap istrinya, sampai ia kembali tersadar setelah tangannya tak sengaja menyentuh pinggiran wajan yang panas.
"Astagfirullah, awh... Panas, shh...." Althaf meniup-niup jarinya yang terasa panas setelah sebelumnya mematikan nyala kompor.