"Saya cuman takut Mas.... Saya takut tenggelam setelah jatuh terlalu dalam."
"Jadi ini semua cuman perkara salah paham 'kan? OK, gimana kalo kita bikin kesalahpahaman itu jadi kenyataan?"
"Maksudnya, Mas?"
"Ayo kita bikin lo hamil beneran!"
"HAH?!"
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh ya, mi, abi mana? Tumben gak ikut sarapan." Ujar Althaf sambil memberesi sisa sarapannya.
Umminya yang sedang mengelap meja makan pun hanya menoleh kearah Althaf sambil tersenyum.
"Abi kan dari kemarin ke luar kota." jawabnya.
"Oouh,,, kok Althaf gak tau sih?" tanyanya lagi sambil berjalan menuju dapur dengan membawa piring bekasnya sarapan.
Umminya menghela nafas panjang lalu menoleh kearah Althaf yang kini tengah mencuci piring kotor bekas sarapannya tadi.
Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Althaf untuk mencuci piringnya sendiri setelah makan, tapi kalau sedang tidak buru-buru loh ya.
"Makanya kalo pulang jangan kemaleman, gimana kamu mau tau kalo pulangnya aja larut malam. Inget waktu juga dong kalo kerja, kamu kan masih kuliah, ntar kalo sakit gimana? Mending kalo ada yang jagain." jelas Umminya panjang lebar.
Duh, jadi rada nyesel gue nanya.
"Hehhehe,,, ummi kan ada." jawab Althaf sambil nyengir seraya menggaruk tengkuknya yang memang sedang gatel, mungkin.
"Kamu kapan nikah?" tanya umminya sangat to the pointdengan ekspresi yang terlebih santai.
Althaf sangat terkejut mendengar pertanyaan sarkas dari umminya itu, dia masih mematung tak percaya bahkan sampai menahan nafasnya.
Ummi suka asal kalo nyeplos, gak diayak dulu kek?
Menyadari Althaf yang masih speechless dengan tampang shok, umminya pun bersuara lagi.
"Loh Al, kok mukanya gitu banget? Ummi kan cuman nanya kapan kamu mau nikah?" tanya umminya lagi dengan nada yang semakin santuy.
Althaf menatap kearah umminya dengan tatapan tak percaya.