"Saya cuman takut Mas.... Saya takut tenggelam setelah jatuh terlalu dalam."
"Jadi ini semua cuman perkara salah paham 'kan? OK, gimana kalo kita bikin kesalahpahaman itu jadi kenyataan?"
"Maksudnya, Mas?"
"Ayo kita bikin lo hamil beneran!"
"HAH?!"
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brakk
"UMMI! ISTRINYA ALTHAF GAK PAPA KAN?!"
Kedua perempuan yang berada di dalam ruangan itupun menatap ke arah Althaf yang sedang mencoba mengatur napasnya dengan penampilan yang sangat berantakan.
"Astagfirullah Althaf, kenapa harus didobrak sih pintunya? Ini rumah sakit Al, malu diliatin orang," kata Ummi dari dalam ruangan.
Althaf reflek menatap sekitar dan tersenyum ke arah beberapa orang yang sedari tadi menatapnya. Ia pun kemudian masuk ke ruangan itu dan menutup pintu, malu dikit.
"Aleena kenapa, Ummi? Kok bisa sampe dibawa ke rumah sakit gini?" Althaf menatap sendu ke arah Aleena yang sedang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.
Ummi yang sedari tadi duduk di kursi yang berada di samping Aleena pun ikut menatap Aleena kemudian menghela napas pelan.
"Tadi istri kamu pingsan, makanya Ummi bawa ke sini sama Mang Ujang."
"Terus kata dokternya gimana, Mi?"
"Gak ada yang serius, cuman nyeri haid biasa. Tapi mungkin gara-gara nak Aleena punya darah rendah jadinya pingsan. Oh iya Al, Ummi pamit pulang duluan ya, Ummi ada paket COD."
"Dih, sok iye banget Si Ummi COD-an," julid Althaf sambil memperhatikan Umminya yang bersiap untuk pergi.
"Astagfirullah, jangan mulai lagi deh Al, Ummi refund juga ya kamu lama-lama."
Althaf langsung pura-pura terkejut dan menutup mulutnya dengan sebelah tangannya dramatis.
"Apa?! Jadi selama ini-- Awh! Sakit tau Ummi, shh," Althaf meringis sambil mengusap-usap lengan kirinya yang baru saja dicubit Ummi dengan penuh cinta.
"Udah cukup! Nak Aleena kalo udah baikan kata dokternya bisa langsung pulang yah. Althaf dijagain ya istrinya, jangan diapa-apain," ancam Ummi sambil menatap tajam ke arahnya.
"Iya Ummi, lagian yakali gue apa-apain dia di sini, di rumah 'kan bisa," gumam Althaf.
"Apa Al?"
"Nggak, Ummi hati-hati ya pulangnya," kata Althaf dengan sopan sambil tersenyum manis.
Ummi mengelus kepala Althaf sekilas sebelum benar-benar meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. Althaf kemudian duduk di kursi yang Umminya tadi duduki, suasananya tiba-tiba saja menjadi canggung.
"Lo emang gini ya kalo lagi dateng bulan?"
"Hm? Udah biasa kok Mas, maaf jadi ngerepotin Mas Althaf sama Ummi," sebuah senyum tipis terbit dari bibirnya yang pucat.
"Sakit banget ya?"
"Nggak kok Mas, hehe..."
"Sampe pingsan? Na, gue tau lo kuat, banget malah. Tapi gue boleh minta tolong gak sama lo? Tolong pura-pura lemah ya kalo sama gue, sama gue doang kok ini, boleh 'kan?"