"Kenapa semalam kamu kabur ninggalin Pak Darrel, hah?! Sudah mulai kurang ajar ya kamu sama saya!" bentak seorang wanita paruh baya dengan dandanan menor serta pakaian yang super bar-bar.
Plak
Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi kanan gadis itu, ia hanya diam sambil menunduk, bertumpu dengan lututnya.
Ia memegangi pipinya yang panas akibat tamparan dari wanita tersebut, ia hanya terus menunduk tanpa berani berbuat apapun, ia menerima semua kekerasan yang dilayangkan tantenya padanya tanpa sekalipun melawan.
Yah, kini Aleena hanya akan diam menerima semua hukuman yang akan tantenya berikan padanya. Ia tahu ia salah, tapi pantaskah ia diperlakukan tidak manusiawi seperti ini setiap saat?
Aleena berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, ia tidak mau terlihat lemah di depan tantenya, bahkan kalaupun dia menangis, itu hanya akan membuatnya tampak bodoh.
"Kamu lupa siapa saya?! Kamu lupa kalau selama ini kamu hanya numpang hidup sama saya?! Kamu mau diperlakukan seperti nyonya besar dirumah ini, Hah?!" wanita itu terus membentak Aleena sambil berkacak pinggang.
Aleena masih diam dan menunduk, walau tubuhnya yang kini sudah mulai bergetar, ia terus meremas ujung kaos lusuhnya.
"Kamu kalo saya lagi ngomong didenger! Liat saya!! Jangan nunduk-nunduk terus seperti itu!" wanita itu mencengkram kasar dagu Aleena dan mengangkatnya, membuat Aleena sedikit mendesis.
"Ma-maaf tante, Al,,,Aleena hanya tidak mau melakukan itu lagi, Aleena takut, om Darrel it-itu udah ku,,,kurang ajar sama Al-"
Aleena belum menyelesaikan kalimatnya yang dengan sekuat tenaga ia ucapkan, namun tantenya itu malah langsung menarik rambut panjang Aleena.
"Ssh" Aleena meringis saat merasakan rambutnya yang tiba-tiba dijambak.
"Itu memang sudah tugas kamu! Untuk apa saya ngurus kamu sampai gede begini kalau kamu tidak bisa berguna untuk saya?! Kamu tidak tahu sudah berapa besar pengorbanan saya buat kamu selama ini?! Dan sekarang kamu malah berani-beraninya membantah ucapan saya?!"
"Ta-tapi tante, Aleena mohon, jangan paksa Aleena untuk nemenin om-om lagi, Aleena takut." lirih Aleena dengan matanya yang berkaca-kaca, kepalanya semakin pusing saja saat tantenya semakin menarik rambutnya.
"Ch, kamu mau berlagak sok suci? Dasar perempuan munafik! Jangan pernah mau menjadi sok suci di depan saya! Saya jijik!"
"Aleena mohon tante, jangan lakukan ini lagi sama Aleena, Aleena janji bakalan kerja keras buat tante, tolong." Aleena bahkan sampai memeluk kaki tantenya, ia merasa kalau harga dirinya sudah hilang entah kemana.
Biar saja Aleena mengorbankan harga dirinya untuk kali ini, daripada ia harus kehilangan hal yang paling berharga yang ia miliki suatu saat nanti kalau ia masih terus dipaksa melakukan hal se-hina itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAF
General Fiction"Saya cuman takut Mas.... Saya takut tenggelam setelah jatuh terlalu dalam." "Jadi ini semua cuman perkara salah paham 'kan? OK, gimana kalo kita bikin kesalahpahaman itu jadi kenyataan?" "Maksudnya, Mas?" "Ayo kita bikin lo hamil beneran!" "HAH?!" ...