ALTHAF | SEBELAS

84 5 2
                                    

"Ummiiiii!!!! Kak Althaf isengin Inar lagi nih!" Inar berlari dan bersembunyi di balik umminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ummiiiii!!!! Kak Althaf isengin Inar lagi nih!" Inar berlari dan bersembunyi di balik umminya.

"Astagfirullah, Althaf. Ini anak masih aja suka gangguin adeknya, heran, kamu ini udah jadi kepala rumah tangga loh Al," ujar ummi kepada Althaf yang hanya cengar-cengir.

"Oh iyaya, Althaf lupa kalo udah nikah, Hhehe....," Althaf cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

Malam sudah cukup larut namun suasana rumah Althaf masih saja ramai akibat ulahnya yang dengan iseng mengganggu adiknya, alasannya ya cukup membuat ummi Ulfa mengelus dada.

Acara resepsinya sudah berakhir sebelum jam sebelas malam tadi, sedangkan saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, lebihnya berapa menit itu tidak dapat dipastikan.

Keadaan rumah masih cukup berantakan, pihak dari WO sendiri akan mulai pembongkaran esok hari, tapi setidaknya suasana rumah sudah kembali sepi karena seluruh tamu dan anggota keluarga besar yang lain sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Hanya tersisa ummi, abi, Aleena, Inar dan Althaf yang sedari tadi terus mengusik kedamaian adiknya.

Untuk malam ini, Althaf masih harus tinggal di rumah bersama ummi dan abinya, setidaknya sampai esok hari. Karena besok pagi Althaf dan Aleena akan mulai pindahan ke rumah lama yang Ulfa tinggali dengan Farhan dulu, menurut kesepakatan sih gitu.

"Ya kan besok Althaf ceritanya udah pindahan, terus lusa nih bocah kan udah balek mondok, jadi gak papa dong kalo Althaf jailin dikit, ntar kangen loh," goda Altaf sambil menarik hidung adiknya.

"Aaawh,,,, udah kak, jangan berlebihan. Kakak cuman pindah rumah, bukan pindah planet!" Kesal Inar sambil mengelus hidung kecilnya yang memerah akibat ulah kakaknya itu.

Kegaduhan antara adik dan kakak itu akhirnya terhenti ketika menyadari bahwa ummi tiba-tiba saja meneteskan bulir-bulir airmatanya.

Althaf dan Inar saling melempar tatapan bingung untuk sesaat lalu bergegas menghampiri umminya dengan raut panik.

"Ummi kenapa? Ummi kok nangis sih? Ini pasti gara-gara kak Althaf!" Tuduh Inar ikut sedih melihat umminya tiba-tiba menangis.

"Lah kok gue sih?!" Althaf yang awalnya tidak terima disalahkan akhirnya mengalah setelah penglihatannya menangkap tatapan tajam dan dingin dari adiknya.
"Kalo gitu Althaf minta maaf, semuanya emang salah Althaf, maafin Althaf ya ummi, ummi jangan sedih lagi," Althaf dengan manjanya memeluk umminya, gak sadar umur sih emang, mungkin dia lupa (lagi) kalo udah nikah.

Ulfa mengusap sudut matanya, menyeka bulir airmata yang menggenang di sana. Ia menggeleng pelan, mengelus kepala Althaf yang bertengger di bahunya.

"Nggak kok, ummi gak papa. Ummi cuman terharu, besok Althaf udah gak tinggal lagi di sini, ummi gak nyangka kamu dewasanya secepet ini, ummi gak pernah ngira bakalan ditinggalin Ata kecil ummi secepet ini."

ALTHAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang