"Saya cuman takut Mas.... Saya takut tenggelam setelah jatuh terlalu dalam."
"Jadi ini semua cuman perkara salah paham 'kan? OK, gimana kalo kita bikin kesalahpahaman itu jadi kenyataan?"
"Maksudnya, Mas?"
"Ayo kita bikin lo hamil beneran!"
"HAH?!"
...
"Bagus, awas aja kalo Abi denger kamu baperin anak orang lagi."
"Gak kok, Bi. Waktu itu Althaf kan cuman bercanda hehhehe...," kata Althaf sambil cengengesan, ia kemudian menatap jam tangannya sekilas lalu menepuk dahinya. "Astagfirullah abi, Althaf kan udah telat, abi sih ngajak ngobrol mulu, Assalamu'alaikum!" Ujarnya kemudian menghilang di balik pintu.
Sementara sang Abi, Yusuf, hanya menggeleng singkat melihat kelakuan putranya itu.
Yah, inilah rutinitas keluarga ini. Setiap pagi selalu diawali dengan solat berjamaah ke Masjid yang kebetulan dekat dengan rumah mereka, setelah itu baru sarapan bersama dimulai.
Tapi, pagi ini dilalui agak sedikit berbeda, karena Althaf tidak ikut sarapan pagi bersama Ummi dan Abinya.
Maklum saja, mahasiswa di salah satu universitas negeri di Indonesia ini sangat sibuk dengan jadwal kuliahnya yang kini sudah menginjak semester tujuh. Belum lagi ia juga harus mengurus usaha yang ia rintis bersama ketiga temannya, karena ia adalah manager sekaligus owner dari sebuah cafe biasa yang cukup diminati oleh pengunjung yang didominasi anak muda tersebut.
Althaf buru-buru memasang helmnya dan melajukan motornya menerobos angin pagi yang menerpa kulitnya.
Sepanjang jalan Althaf hanya tersenyum, bahkan sampai ia memarkirkan motornya di parkiran kampus pun senyumnya tak juga memudar. Ia berjalan menuju ke kelasnya dengan langkah panjang sambil menenteng tas ranselnya.
Althaf memang tergolong mahasiswa yang jenius dan berprestasi, jadi jangan heran kalau tidak ada orang yang tidak mengenalnya, bahkan sampai fakultas lain pun ikut tersayat akan pesona seorang Althaf.
Tak sedikit mahasiswi yang menyapanya dan ia hanya membalasnya dengan anggukan pelan yang disertai senyumnya yang selalu sukses membuat hati kaum cewek berkedut berjama'ah.
Perlu kalian ketahui, walaupun Althaf adalah the most wanted layaknya tokoh utama pada novel-novel biasanya, tapi ia sama sekali tidak pernah berlaku dingin, bahkan orangnya sangat ramah dan gampang menebar senyum. Dia tak tau saja kalau senyumnya itu bisa membuat seseorang stroke saking manisnya.