4. Pangeran dari Tauria

1.7K 248 12
                                    

"Cepat turun! Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu." seruan Jeno membuat Haechan turun dari atas dan mendaratkan Mark dengan aman. 
"Oho kau memiliki kekuatan angin." ucap Jeno, mereka bertiga kini saling berhadapan.
"Siapa namamu?" tanya Jeno,

"Jangan dijawab, atau kau akan dihantui setiap hari olehnya." Mark merapikan penampilannya, kemudian mereka mulai berjalan ke istana dengan Mark berada di tengah. Jeno berdecih, ia merasa dipermalukan. 
"Jangan dengarkan dia, dia pasti tidak ingin kau berkenalan denganku." ucap Jeno. Melihat perdebatan itu membuat Haechan tertawa kecil, yang entah kenapa berhasil membuat Mark dan Jeno terpana melihatnya. Cantik. 

"Aku Haechan, jangan bilang pada siapa-siapa kalau aku disini. Aku sedang menyelundup." penjelasan Haechan membuat Jeno mengernyit heran,
"Lalu kenapa bisa bersama dengan pangeran terhormat dari Leon ini?" tanya Jeno. 

"Ah..itu.."
"Tentu saja aku yang menemukannya, jika tidak dia tidak akan bisa masuk kesini. Betapa baiknya aku." Mark kali ini yang menjelaskan, mendengar itu Jeno berdecih,
"Tebal sekali mukamu itu setelah memberikan hukuman gantung pada seseorang." Mark langsung memeloti Jeno setelah anak itu berucap demikian, Haechan pasti mengira Mark orang yang sadis nantinya. Tapi....memang pada kenyataannya seperti itu. 

Rahasia umum di kerajaan Leon adalah Pangeran Markleon merupakan orang yang sadis dan berdarah dingin. 
"Tak perlu berterimakasih,nanti juga dia akan tahu semua fakta tentangmu selama tinggal disini." Jeno melanjutkan. Mendengarkan ucapan Jeno membuat Haechan bertanya-tanya dalam hati apakah Mark memang orang yang seerti itu? meskipun Haechan tahu Mark adalah orang yang mesum tapi Haechan tidak bisa menyangka jika Mark adalah orang yang sa-

"Tidak, bisa jadi dia memang seperti itu." Haechan bergumam yang tentu saja Mark menyadari hal itu,
"Tentu saja aku tidak akan melakukan itu padamu." Mark mendekatkan wajahnya ke wajah Haechan hingga membuat si manis mengerem langkahnya karena wajah Mark yang terlalu dekat. Haechan lupa kalau suara hatinya saja Mark tahu, 

Haechan menelan salivanya dengan sedikit usaha, "A-aku percaya padamu." ucap Haechan kemudian ia berjalan kembali setelah mendorong wajah Mark menjauh.
"Hey, aku belum mengenalmu lebih jauh. Setelah pertemuanku dengan keluarga Mark selesai, kau mau berjalan-jalan denganku?" tawar Jeno, ajakan jalan-jalan itu tentu diangguki oleh Haechan dengan semangat.

Tapi beberapa detik kemudian Haechan terlihat bingung, "Siapa...namamu?" tanya Haechan, 
"Aku Jeno Malova, pangeran dari Tauria." Jeno memperkenalkan diri, dengan sedikit membungkukkan badan dan tangan kiri menyilang di dada. 
"Aku Haechan Lyonelia." 
"Hm...namamu sepertinya tidak asing." Jeno nampak berfikir,
"Hey, ajak aku berbicara juga." Mark yang tadinya agak tertinggal menyelundup di tengah-tengah Jeno dan Haechan. 

"Malas sekali mengajakmu berbincang." Jeno membalas. 

Haechan tersenyum melihat itu, ia jadi teringat dengan saudarinya dirumah. Pasti....orang rumah sedang heboh mencarinya. Astaga, dia jadi merasa bersalah. Apakah dia harus mengirim surat?

"Baiklah sampai disini, setelah selesai nanti aku akan pergi menemuimu." ucap Mark, mereka berhenti di dekat area hutan. 
"Jangan sampai ketahuan." Mark berdiri dihadapan Haechan kemudian memberikan dua kantong penuh koin untuknya,

"Pangeran, ini terlalu banyak yang kemarin saja belum habis."
"Kalau begitu simpanlah. Aku pergi dulu." Mark mengusap pipi Haechan sebelum pergi bersama dengan Jeno menuju ke istana. Haechan menghembuskan nafasnya, 
"Harus kemana lagi hari ini?" Haechan melihat ke pemandangan di depannya, ini sudah masuk wilayah pedesaan, 

"Ah! toko roti kemarin." Haechan yang mendapatkan pencerahan tentang rencananya langsung kembali mengambil langkah. 


ZODIAC (MARKNOHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang