Ketika Haechan dan Jeno sudah berada di Geminic, kedua terkejut saat mendapati Mark sudah berada di istana bersama dengan Johnny, dan tentu saja pembahasannya adalah seputar keadaan kerajaan mereka.
"Mark?" Haechan berjalan menghampiri Mark sedikit tergesa, refleksnya membuat dia langsung memeluk tubuh pria itu ketika sudah berada di depannya.
"Syukurlah kau baik-baik saja," ucap Haechan, mendengar itu Mark tertawa kecil sambil mengusap kepala Haechan.
"Seharusnya aku yang bilang begitu," ungkapnya. Setelah itu Haechan melepaskan pelukannya, menceritakan apa yang dia temukan bersama dengan kepala pasukan dari Canca.
"Lorong yang ada di Leon tersambung ke Libre," Haechan terkejut mendengar pengakuan Mark,
"Bukan ke Canca?" kepala Mark menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Haechan,
"Apa kau masih ingat bagaimana bentuk portalnya?" Jeno bertanya, Mark kemudian meminta kertas dan pena untuk menggambarkan portal yang ada di Leon, dan itu sama seperti portal yang ada di Geminic.
"Portal yang sama belum tentu tujuannya sama, jadi kalian sudah tahu siapa pelakunya?" Mark bertanya,
"Ya, itulah kenapa banyak pasukan Canca kemar-"
"Naga besar berhasil masuk ke pemukiman!" suara itu mengagetkan semua orang yang ada dalam ruangan,"Kirim pasukan!" Johnny bangkit dari posisinya, sebagai raja dia akan langsung turun tangan jika sudah ada yang masuk ke dalam area yang dihuni rakyatnya.
"Ayah, aku ikut," Haechan meminta, namun kali ini Johnny menolak dan membawa Mark dan Jeno untuk membantu, meninggalkan Haechan di istana bersama dengan saudarinya, Hina.
Haechan tidak henti-hentinya menghela nafas, mondar-mandir di kamar dengan Hina yang sibuk menggambar karena tidak tahu harus berbuat apa sedangkan mereka juga tidak diperbolehkan kemana-mana.
"Hina, ayo keluar dan bantu mereka," ajak Haechan.
"Kau tahu sendiri bagaimana kemampuan bertarungku Haechan, nol besar. Bahkan lebih besar daripada batu yang menyumpal pintu gua selatan," ujar Hina.
"Pintu gua selatan?" tanya Haechan bingung, ia tidak pernah tahu soal itu. Lantas Hina menganggukkan kepala tanpa mengalihkan pandangan dari kertas dihadapannya,
"Iya, gua selatan kan ada yang menyumpal batu disana. Entah darimana asalnya, tapi itu sudah tertutup sejak kita kecil kan? Hey, kau kan pernah kesana," kali ini Hina mengalihkan pandangannya dari kertas dan menatap Haechan yang nampak mencoba mengingat lalu terlihat ia membulatkan bibir tanda ia baru mengingat.
"Kenapa aku tidak mengingatnya?" Haechan kemudian menatap Hina,
"Ayo kita cek kesana," ajak Haechan sambil menarik tangan Hina tanpa permisi, mengajaknya keluar dari kamar lewat jendela agar tidak ketahuan.
"Astaga Haechan, kita bisa dalam bahaya!" ucap Hina saat mereka mulai terbang beriringan di udara sambil berandengan tangan,
"Setidaknya kita pandai melarikan diri," Hina tidak habis pikir dengan Haechan, kenapa saudara kembarnya ini suka sekali menantang maut?!
Jika Haechan dan Hina kini dalam perjalanan menuju ke gua yang pintunya tertutup batu, Mark, Jeno, dan Johnny kini sedang bertaruh nyawa untuk melawan naga besar yang kini sudah masuk ke pemukiman, para prajurit sudah Johnny kerahkan untuk mengevakuasi seluruh kerajaan.
Mark dan Jeno bahkan mengeluarkan familia mereka untuk membantu melawan naga besar itu, Mark mengerahkan semua kekuatannya namun naga itu kebal terhadap api, jadi ia hanya bisa membantu melawan monster dibawah bersama dengan para prajurit. Sedangkan Jeno membantu Johnny dengan mencoba menjatuhkan naga agar jatuh ke tanah dan ia bisa memerangkapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZODIAC (MARKNOHYUCK)
FanfictionSemua orang selalu menginginkan kekuasaan, bahkan Haechan sendiri yang hanyalah pengembara yang ingin mengetahui dunia lebih luas, tak hanya terbatas pada kerajaannya saja. ...