Semua orang selalu menginginkan kekuasaan, bahkan Haechan sendiri yang hanyalah pengembara yang ingin mengetahui dunia lebih luas, tak hanya terbatas pada kerajaannya saja.
...
Mark dan Haechan sampai di Tauria dengan selamat, karena mereka sudah dikejar oleh orang suruhan orang tuanya maka begitu keluar dari gerbang Haechan menyuruh agar Hara bersembunyi di hutan dan mereka berdua pergi untuk mencari Jeno.
"Apa kau yakin bisa menemukannya?" tanya Haechan, "Aku biasa pergi kesini, percaya padaku dan sekarang rubah penampilanmu." Haechan memicingkan mata untuk mencari satu rakyat Tauria untuk melihat bagaimana ciri khas Tauria. Rambut blonde dan mata berwarna abu-abu. Ya, Haechan merubah penampilannya dalam sekejap, Mark mengambil jalan yang biasa mereka lewati, karena tidak banyak orang yang tahu bagaimana rupa pangeran dari kerajaan lain jadi tidak banyak yang curiga, tadi penjaga gerbang pun sudah kenal dengan Mark membiarkan Mark masuk dengan dalih ingin bermain dengan Jeno, tentu dengan Haechan yang diakui sebagai sahabat baru mereka.
Ini hari ketiga dalam satu minggu, biasanya di hari ini Jeno ada latihan perang di sekolahnya, jadi Mark tahu dia harus kemana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tauria adalah kerajaan yang terletak di tengah-tengah pegunungan, istana tak jauh dari deretan gunung yang mengitarinya jadi disana lumayan dingin tapi juga sejuk.
Haechan tak bisa berhenti memandangi kerajaan Tauria yang sangat berbeda dengan Leon, disini tidak ada bangunan yang menjulang tinggi. dan rumah-rumah terlihat seperti negri dongeng yang Haechan baca di buku. Rumah yang saling berdempetan di daerah pegunungan.
"Kau menyukainya?" tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Haechan, "Sangat berbeda dengan Geminic dan Leon, disini terasa nyaman." banyak aliran sungai kecil yang menuju ke bawah dimana ada sungai yang lebih besar dan tadi mereka lewati. "Ya...ku akui disini lebih seperti rumah. Nyaman meskipun agak dingin." Mark menambahi,
"Maaf aku merepotkanmu, kalau saja aku tidak dikejar kau tidak akan sampai disini." ucapan Haechan dibalas senyuman oleh Mark, "Aku tidak merasa direpotkan, apalagi kalau kau menjelaskan semuanya padaku setelah kita menemukan Jeno." rasanya...Haechan seperti diancam.
Mereka sudah sampai di sekolah, Haechan dengan penampilannya bisa dengan mudah masuk sedangkan Mark harus menemui kepala sekolah terlebih dahulu untuk mendapatkan verifikasi identitas kalau dia benar-benar pangeran dari Leon.
Haechan sudah mendapatkan arahan dari Mark dimana tempat latihan, pokoknya ada di lapangan, pada jam-jam ini biasanya latihan perang dimulai dan banyak siswa yang menonton. Mark berpesan kalau lupa dimana tempatnya dia hanya perlu mencari sumber suara ricuh, dan ya, memang terdengar suara sorakan.
Sekolah itu sangat luas, Haechan mengikuti para siswa yang terlihat antusias dan berlari menuju ke sumber suara yang bersumber di sebuah stadion besar dan ada lapangan luas di tengah. "Pangeran! Kami mendukungmu!" suara sorakan itu adalah yang paling mendominasi, Haechan memicingkan matanya melihat ke lapangan, sekitar 50 orang dibawah sana sudah memakai baju dan senjata lengkap untuk berperang.
"Astaga, sekolah disini sangat menyeramkan." gumam Haechan, baru kali ini dia melihat ada sekolah yang memberikan pembelajaran tentang perang. Sepertinya Tauria adalah kerajaan yang sangat tangguh. Haechan duduk dibarisan paling depan dimana ada satu tempat kosong, mencari dimana Jeno berada dan dia menemukan pemuda itu di baris paling depan, sudah pasti dia yang akan menjadi pemimpinnya.