7. Pangeran Jeno

1K 214 16
                                    

Haechan sudah selesai membersihkan dirinya, ketika dia kembali ke kamar Jeno sudah berada di kamarnya, iya, kamar tamu yang digunakannya. 
"Kemana Mark?" tanya Haechan, 
"Dia kembali, lupa kalau Ayahnya orang yang posesif." 
"Lalu apa yang kau lakukan disini?" 
"Memang tidak boleh? ini istanaku." jawaban Jeno membuat Haechan langsung diam, ia memilih untuk pergi ke jendela yang masih terbuka dan melihat keluar, udara sudah mulai dingin, dari ketinggian ini Haechan hanya bisa melihat sebagian kecil pusat kerajaan. 
"Apa kau juga ada sekolah besok?" tanya Haechan, 
"Tentu saja, kau pikir aku menganggur?" 
"Hey, besok hari terakhirku setidaknya kau harus membolos dan menemaniku." Haechan memballikkan tubuhnya dan menatap Jeno, namun diluar dugaannya ternyata pemuda itu sudah berdiri dibelakangnya sampai membuat Haechan hampir terjatuh kalau Jeno tak merangkul pinggangnya untuk menahan tubuh Haechan agar tidak terjatuh.

"Jika aku membolos besok, apa yang akan kau berikan padaku?" Jeno bukannya melepaskan tangannya malah semakin menarik tubuh Haechan mendekat. 
"A-apa yang kau lakukan? lepaskan aku!" Haechan mencoba untuk menjauhkan Jeno darinya namun usahanya sia-sia, jarak wajah mereka terlalu dekat!

"Apa yang akan kudapatkan jika menemani si cantik ini berjalan-jalan?" Jeno bahkan semakin mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka berdua bersentuhan, 
"M-mark saja mengantarkan tanpa meminta bayaran." 
"Aku bukan Mark." 

"Ck, aku akan berjalan-jalan sendiri!" 
"Kalau begitu kau bisa keluar dari istanaku sekarang." 

Oh tidak. Haechan tidak bisa menjadi gelandangan. "A-apapun yang kau mau." ini adalah jawaban final Haechan, dia juga besok harus kembali karena permintaan Mark dan Jeno, oh tentu saja karena Ayahnya juga. 

Jeno tersenyum mendengar jawaban Haechan, anak itu termakan umpannya. "Kalau begitu aku ingin bayarannya satu jam satu kali ciuman." mata Haechan sontak membola ketika mendengar jawaban Jeno, 
"Kau gila?!" 

Orang ini lebih mesum daripada Mark! Jeno terkekeh, "Tentu saja tidak, aku masih sadar. Sepertinya itu adalah bayaran yang tepat untuk mengorbankan waktuku." mendengar itu Haechan mendorong tubuh Jeno dengan sedikit kekuatannya, membuat tubuh Jeno terdorong kebelakang dan dirinya langsung berlari ke kasur, masuk ke dalam selimut yang menutupi sekujur tubuhnya. Jeno yang melihat itu terkekeh, ia berjalan mendekati Haechan dan duduk di pinggir kasur anak itu. Tangannya bergerak mengusap kepala Haechan dengan lembut seraya berkata, "Selamat tidur." sebelum pergi meninggalkan kamar Haechan. 

Mendengar pintu yang tertutup Haechan lantas menyingkap selimut dari wajahnya, "Apa-apaan dia?! sengaja sekali berbuat seenaknya padaku." ia menggerutu dengan wajah yang sudah semerah tomat, siapa yang tidak malu diperlakukan seperti itu?! Lihat saja besok, dia akan menyusahkan Jeno dalam satu hari. 

"Permintaan macam apa itu." Haechan beringsut masuk ke dalam selimut kembali, setelah mandi rasanya tubuhnya semakin berat dan menginginkan istirahat. Apalagi tadi saat mandi tiba-tiba ada seorang pelayan yang menawarkan pijat untuk pundaknya, mana bisa menolak Haechan? 






꒰✶𝑍𝛳𝐷𝐼𝛥𝐶 ✶꒱







Haechan terbangun saat merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya, sepertinya semalam dia lupa tidak menutup jendela. Anak itu terbangun sambil menguap, ia meregangkan tubuhnya dengan mata setengah terbuka. Sepertinya masih terlalu pagi karena matahari bahkan belum terlihat, tapi Haechan bisa tahu sebentar lagi matahari pasti keluar dirasa dari angin yang berhembus. 

ZODIAC (MARKNOHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang