Happy reading
Follow sebelum baca!
Jangan lupa vote&komen ges biar aku semangat nulis nya.•••
Khanza mendengus kasar kala Gus yang menyebalkan itu sedang memegang rotan yang sepertinya akan sakit jika mengenai punggungnya.
"Kalian sadar apa yang sudah kalian lakukan, santri baru?" Tanya Gus Hafiz dengan menekan kata 'santri baru' membuat kekesalan Khanza bertambah apalagi jika melihat wajah Kelvin yang menyebalkan sedang berdiri sedikit jauh darinya.
"Baru kali ini saya menemukan santri sehebat kalian. melanggar peraturan pesantren dan dengan seenaknya mencium santriwati, hebat." Gus Hafiz menatap tajam Kelvin yang sudah ketar-ketir ditempatnya.
"Kalian pacaran?"
"Gak lah!" Bantah Kelvin.
"Gue sih ogah ya!" Jawab Khanza.
"Gue juga, amit-amit pacaran sama cewek tepos kayak--"
Brak!!
Gus Hafiz menggebrak meja didepannya membuat kedua manusia yang baru ingin memulai perdebatan mereka pun terdiam.
"Sopan begitu?" Tanya Gus Hafiz sedangkan Kelvin dan khanza hanya diam, enggan menjawab dari pada makin kena semprot.
"Kamu, Khanza."
Khanza yang merasa dipanggil pun mengangkat pandangannya dan meneguk salivanya dengan susah payah.
"Bersihkan seluruh toilet asrama putri. setelah itu, setorkan juz tiga puluh pada ustadzah Aeera."
Khanza menganga tak percaya mendengar hal yang dilontarkan Gus Hafiz. Ingin sekali mengantri isi kebun binatang didepan wajah Gus songong itu. Tapi, nyalinya tak sebesar itu untuk mencaci anak kyai. Bisa-bisa masalahnya bertambah besar.
"Mana bisa gitu?! Yang cium kening gue kan dia. Seharusnya dia yang dihukum, bukan gue?!" Bantah Khanza tak terima.
"Laksanakan sekarang atau hukumanmu saya tambah?" Tanya Hafiz.
"Ishh! Au ah!" Kesal gadis itu lalu pergi begitu saja tak lupa menginjak kaki Kelvin yang dibalas tatapan tajam oleh cowok itu.
"Kelvin," panggil Hafiz
"Iya Gus," jawab Kelvin dengan keringat dingin.
"Bersihkan semua toilet laki-laki, lalu setorkan juz tiga puluh kepada saya, dan tidak sepatutnya kamu mencium wanita yang bukan mahrammu," jelas Hafiz.
"Iya Gus, saya pamit."
Baru saja ingin keluar dari ruangan itu, kata-kata Gus Hafiz berhasil membuatnya terdiam.
"Kau menyukainya?"
•••
Khanza tak henti-hentinya menggerutu saat membersihkan kamar mandi yang menurutnya na'uzubillah.
Selesai dengan pekerjaannya, Khanza menghela napas lalu membersihkan dirinya dan berniat untuk tidur. Setelah mandi, Khanza yang ingin menuju kamarnya pun tersentak saat sebuah rotan mendarat telak di punggungnya.
"Siapa sih anj-"
"Hehe kak Caca, siang," cengengesan Khanza. Hampir saja tadi ia menyebutkan penghuni kebun binatang jika itu bukan Caca.
"Kamu dipanggil sama ustadzah Aeera, enak aja mau kabur. Kamu pikir kejadian kemaren itu wajar?"
"Ya habisnya, si Kelvin tuh nyebelin banget tauu, main ngambil bakwan orang gitu aja," balas Khanza membuat Caca menghela napas pelan.
"Yaudah sana kamu hadapin tuh ustadzah Aeera," ujar Caca lalu mengucapkan salam setelah itu berlalu dari sana.
"Hadehhh, capek banget. Enakan dirumah, scroll tiktok, ini malah disuruh hafal juz tiga puluh," gumam Khanza lalu berbalik melanjutkan langkahnya menuju masjid, jika ia kabur, bisa-bisa masalahnya akan menambah.
"Aduhh, enak banget ya, yang dicium sama anak baru. Kalo gue sih ngehindar ya gak kek situ yang pasrah dicium, dipesantren lagi."
Dan benar saja, terlihat trio saus sambal yang berdiri tidak jauh darinya sedang menyindirnya.
"Mana ketahuan sama Gus Hafiz lagi, gue sih malu ya," tambah Rahmi yang dibalas gelak tawa oleh Rahma dan Aqila.
Khanza yang tak mau kalah pun mendelik tajam kearah mereka bertiga. "Iri? Saingin," balas Khanza lalu kembali merajut langkah yang sempat tertunda gara-gara trio saus sambal yang menyebalkan.
Mereka yang tak tau untuk menjawab apa hanya diam tak berkutik. Rahma yang kesal pun lantas hendak menjambak rambut Khanza yang di tutupi hijab namun tangannya lebih dulu ditahan oleh sang empu dan menghempaskannya secara kasar.
"Mental patungan jangan belagu," setelah membisikkan kalimat itu. Khanza berlalu begitu saja dengan trio yang emosinya sedang meledak-ledak dibuatnya.
•••
....Senyum dulu dong
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
HAZA OF LOVE | END
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA. PARA PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! Pernikahan dalam perjodohan akan dimulai dengan tidak mencintai, dan lama-kelamaan rasa itu tumbuh dengan sendirinya seiring berjalan waktu. Hafiz dan Khanza. Sepasang suami istri yang saling mel...