PG|35.

555 38 0
                                    

I'M BACKK
WIHIWW

KALIAN DARI KOTA MANA AJA NIH?

KOMENNYA DONG, SAAT LIAT NOTIF DARI KALIAN AKU JADI SANGAT BERSEMANGAT UNTUK MENULIS.

SUNGGUH, SATU VOTE MU SANGAT BERARTI BAGIKU.

EYAKKK🤙.

HAPPY READING 🏴‍☠️.

Tentang keutamaan surat Yusuf dan Maryam yang ada di chapter ini mungkin ada yang salah, jadi maklumi ya🙏.

°°°

Pesawat mendarat dengan selamat di bandar udara internasional Soekarno-Hatta setelah terbang kurang lebih dua belas jam lamanya.

Ada yang memeluk keluarganya, ada yang sedang menatap bandara, dan ada pula yang mengucapkan syukur, contohnya mereka.

Pasangan suami istri itu nampak sangat serasi karna memakai baju berwarna hitam. Berjalan beriringan dengan menyeret koper.

Hari ini mereka tidak akan dijemput keluarga mereka karna sedang ada urusan. Melainkan mereka dijemput oleh supir pribadi pesantren al-karim.

Tangan yang saling bertaut membuat beberapa orang disana berteriak histeris karna baper melihat pasangan itu.

Yang dibaperin siapa yg baper siapa.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pak Jono—supir pribadi pesantren al-karim telah menampakkan wujudnya.

Pak Jono mengambil satu persatu koper lalu memasukkannya dalam bagasi mobil.

Hafiz membukakan pintu untuk khanza  "silahkan masuk, tuan putri." Ucap hafiz memberikan senyum termanis.

Khanza terkekeh kecil  "baikalah Baginda." Ucapnya lalu memasuki mobil.

Hafiz menutup pintu sebelah kiri lalu memutari mobil dan duduk di sebelah kanan.

Mobil pun melesat pergi meninggalkan bandara menuju rumah mereka.

°°°

(20:01)

Malam pun tiba, mereka telah sampai dari lima jam yang lalu, tentu saja dengan selamat, kini mereka sedang berada dirumah sakit didalam ruang serba putih itu untuk mengecek kandungan Khanza.

"Gimana dok?" Tanya hafiz pada dokter yang ber name tage Marisa.

"Sehat, kandungan ibu Khanza sangat sehat, kini saya bisa melihat jenis kelamin kandungan." Ucap dokter Marisa.

"Alhamdulillah, kalau boleh tau jenis kelaminnya apa dok?" Tanya hafiz.

"Kembar, lelaki perempuan." Ucap dokter Marisa.

"Oh gitu ya dok kalau begitu kami pamit ya Assalamualaikum." Ucap nya menggenggam tangan Khanza untuk keluar.

Mereka berjalan melewati rumah sakit sesekali menyapa suster yang lewat, lebih tepatnya hanya Khanza yang menyapa. Sedangkan hafiz, dia bersikap dingin tak menyapa siapapun kecuali laki-laki.

HAZA OF LOVE | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang