Rumah Baru, Keluarga Baru, Dan Hidup Baru

899 152 1
                                    

Dengan Asuma disisinya, Hasina berhasil membawa Naruto ke rumah yang telah dibelinya menggunakan koin emas dalam game tanpa masalah.

Melihat sepasang mata yang terus menatap kearahnya sepanjang waktu, Hasina menahan diri untuk mendecakkan lidahnya.

Karena bagaimanapun, meski diawasi terasa menyebalkan, dia tidak bisa tidak bersyukur atas bantuan pria itu. Diawasi secara langsung olehnya terasa jauh lebih baik daripada anbu yang bersembunyi dalam kegelapan.

Dia sudah memiliki tiga anbu dari tuan yang berbeda mulai mengintainya, dan dia tidak ingin karena Naruto dia memiliki mereka lebih banyak lagi hingga titik dimana ia benar-benar kehilangan privasi.

"Baiklah...... makanan siap. Kalian bisa memakannya sekarang."

Selesai menaruh semua lauk dan nasi diatas meja makan, Hasina mempersilakan mereka memakan masakan buatannya. Dengan apron dari set seragam maid, dia percaya masakan itu akan terasa sangat lezat karena buff yang dibawanya.

"Hati-hati panas."

Hasina mengingatkan Naruto dengan lembut yang membuat anak itu sangat kegirangan.

"U-Um ! Mengerti dattebayo !"

Merasakan makanan rumahan untuk pertama kalinya, Naruto tersenyum dengan air mata yang terus menetes dari wajahnya. Senyuman itu bahkan terasa lebih menyedihkan daripada tangisannya yang penuh rasa takut saat dipelukan Hasina sebelumnya.

Namun Naruto tidak merasa dia menyedihkan, dia justru merasa beruntung masih ada seseorang yang mau memperlakukannya dengan baik selain Tauchi-san, dan Sandaime hokage. Bahkan mengundangnya kerumah untuk memasakkannya makanan.

'Hasina-san, dia seharusnya akan menjadi ibu yang baik. Siapapun yang bisa menjadi anaknya pasti sangat beruntung.'

Mengunyah dengan perlahan-lahan, dia menghargai setiap gigitan dan berusaha untuk mengingat rasanya. Siapa yang tahu kapan lagi dia bisa memakan masakan rumahan yang berharga seperti ini sekali lagi.

Asuma yang makan dengan tangan disamping, masih mengawasi tanpa henti. Dia menatap wanita itu dengan keraguan yang sangat jelas.

"Hasina-san, masakan anda memang sangat enak, tapi jika saya boleh bertanya, dari mana semua sayuran dan daging ini berasal ?"

Wanita itu jelas baru saja tiba, jadi mana mungkin dia memiliki semuanya, dari perabotan kebutuhan rumah tangga yang begitu lengkap dan mewah, hingga bahan masakan yang sangat segar.

"Aku mengambilnya dari ruang penyimpanan milikku."

Ruang penyimpanan yang dimaksud adalah tas selempang kecil yang dia dapatkan saat pertama kali dia tiba di dunia ini.

Saat itu dia tidak mengerti untuk apa sistem memberikannya benda lagi disaat sistem saja berusaha membunuhnya sesaat setelah dia baru saja tiba. Yang akhirnya terungkap alasannya, saat dia membaca surat yang sistem tuliskan di atas kertas kecil didalam tas itu, bahwa sistem merasa kasihan karena mungkin saja dia akan kelaparan sepanjang waktu saat sedang berusaha bertahan hidup, jadi sistem berbaik hati memberikan tas ruang untuknya yang merupakan kebaikan terakhirnya.

"Terdengar sangat berguna. Itu seharusnya memiliki fungsi yang sama dengan segel penyimpanan di dunia ini."

"Begitulah ?"

Hasina mengabaikan Asuma, dan fokusnya terpaku kembali pada Naruto yang memiliki saus di wajah kecilnya. Mengambil saputangan, dia mengulurkan tangannya yang ramping dan putih untuk menghapus saus di bibir serta pipi anak itu dengan senyum memanjakan.

Dimata Naruto, Hasina adalah wanita perhatian yang merupakan ibu impian setiap anak. Namun dimata Asuma, wanita itu adalah sosok yang sangat mencurigakan.

Dress Up System in NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang