Apakah Akhirnya Kita Bekerja Sama ?

459 82 0
                                    

Di malam hari didalam kamar, Fugaku sedang menceritakan semua hal yang telah terjadi kepada istrinya. Semua dimulai dari bagaimana istrinya, Mikoto menyadari kelainannya yang menjadi lebih sering kehilangan fokus sepanjang hari itu.

Sebenarnya dia ingin merahasiakannya, setidaknya sampai dia akan mengadakan rapat clan. Tapi, melihat istrinya yang khawatir dengan kondisinya, mana bisa dia merahasiakannya lagi.

"Apakah kamu sudah bertemu dan berbicara langsung dengan Hasina-san ?"

"Itu......."

"Begitu. Seharusnya belum."

Meski dia yakin Itachi dan Shisui tidak akan berbohong dan membiarkan orang lain merugikan clan mereka, dia seharusnya memang bertemu dan berbicara dengan wanita itu lebih dulu.

Karena dia sangat pusing dengan clan, desa dan semuanya, berakhir membuatnya melupakan hal terpenting yang seharusnya dia lakukan secepat yang dia bisa.

Melihat suaminya yang tengelam dalam pikirannya, Mikoto menyadari bahwa Fugaku benar-benar sudah kesulitan untuk mengatasi semua beban itu, dan mulai kehilangan pikiran jernih yang selalu dia miliki.

"Besok. Bagaimana jika kita besok menemuinya bersama-sama ?"

Mikoto yang hebat dalam politik dan biasa membantu suaminya, memberikan saran untuk fokus ke satu masalah terlebih dahulu, sebelum mencoba menyelesaikan yang lainnya.

Bahkan, sebenarnya jika memang apa yang ditawarkan oleh wanita itu memang benar adanya, ini sesungguhnya lebih merupakan jalan keluar ketimbang masalah seperti yang lainnya.

"Anbu mengawasinya. Akan sangat mencurigakan jika kita tiba-tiba pergi menemuinya, disaat kita bahkan tidak mengenalnya."

"Lalu. Bagaimana jika kita meminta Itachi untuk menyampaikan pesan kita pada Hasina-san untuk bertemu ? Mengingat bahwa Hasina-san berhasil berbicara dengan dua anak itu tanpa ada pihak lain yang mengetahuinya, dia pasti memiliki caranya sendiri."

Fugaku merenungkan pro dan kontra dari saran dari istrinya, dan setelah dia merasakan bahwa cara itu memang layak, dia setuju dan langsung memanggil putranya saat itu juga.

***

Setelah Gaara dan Yashamaru pulang kembali ke rumah mereka, Roro bertukar kesadaran dengan tubuhnya yang lain di desa Konoha. Tentu saja bersama kucing hitam yang terus mengikutinya.

"Kamu bisa teleportasi ?"

"Terkejut ?"

"Tidak juga. Mengingat apa yang telah terjadi pada kita yang seperti cerita fantasi, aku merasa kemampuanmu seharusnya cukup normal."

"Heh."

"Yang lebih penting dari itu. Ajakanmu sebelumnya, apakah masih dihitung ?"

Hasina yang sebelumnya ingin mengabaikan Tia, langsung mengubah keputusannya dan ingin mencoba untuk berkerja sama dengannya.

Karena tidak hanya Naruto, Hasina sudah berjanji pada Gaara juga. Kini, dia memiliki lebih banyak janji yang harus dia penuhi.

"....... Sejujurnya. Aku cukup terkejut."

Tia dalam bentuk kucingnya, melompat keatas meja dan mulai menjilati cakar depannya sambil menatap remeh dirinya.

"Kenapa kamu memakai kemampuan milikmu dengan sangat tidak efisien ?"

"Apa maksudnya ?"

"Awalnya aku mengira kamu membuat kesadaran mandiri untuk mengubahnya menjadi bawahan terpercaya. Namun, dari apa yang aku lihat, kamu bahkan tidak memprogramnya dengan benar dan berakhir membuatnya tidak lebih dari benda rongsokan."

Dress Up System in NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang