Bukan Kebohongan Tapi Juga Bukan Yang Sesungguhnya 1

407 88 4
                                    

Wajah Itachi memiliki ekspresi kesedihan dan sedikit kemarahan. Keputusasaan bisa terlihat dari sorot matanya yang menatap Shisui yang telah kehilangan sebelah matanya.

Melihat adegan itu, Hasina dengan panik mengirimkan video ke alam bawah sadar Tomo untuk mengganti ramalan dengan apa yang dia kirimkan.

'Tia ! Ganti itu !'

Tomo yang masih terkejut dengan kenangan aneh yang tiba-tiba muncul di dalam ingatannya, langsung bergegas mengubah ramalan saat suara Hasina yang panik terdengar bergema di dalam kepalanya.

Gambar Shisui yang berbicara tanpa suara, tiba-tiba mengambil mata kirinya yang tersisa, dan memberikannya pada Itachi dengan senyuman sebelum menjatuhkan dirinya ke sungai Naka untuk bunuh diri.

Tanpa membiarkan mereka tahu apa yang terjadi selanjutnya, Tomo langsung mengganti perspektif masa depan secara paksa dengan cara yang sehalus mungkin.

'Tia. Kamu......'

Hasina yang sudah belajar mendeteksi energi, terkejut saat mana milik Tomo melonjak dan bergetar dengan hebat.

'Hentikan saja jika memang sangat menyakitkan ! Jangan paksakan ! Aku bisa mencari cara lain !'

'Diam ! Aku bukan rekan yang perlu di carry ! Aku juga punya harga diriku sendiri !'

Merasakan perasaan yang dia kenal dimana tubuhnya begitu sakit seperti digerogoti dari dalam, Tia hanya bisa tertawa di dalam hatinya dengan meremehkan.

Bagi Tia yang sudah banyak sekali melalui rasa sakit dan berbagai penderitaan lainnya, rasa sakit semacam itu tidak layak disebutkan. Selama dia bisa membalaskan dendamnya, dia tidak peduli berapa banyak yang harus dia bayarkan sebagai gantinya.

Ditambah lagi, Tia tahu betul betapa senangnya Adel saat mengetahui bahwa dia mampu melihat masa depan dengan kemampuan miliknya.

Apalagi setelah mereka menemukan cara untuk mengubah pengelihatan masa depan, harapan dimata Adel nyaris tidak bisa disembunyikan.

Dia, yang hampir tidak memiliki kekuatan tempur tersisa yang layak disebutkan, benar-benar sangat ingin membuktikan dirinya.

Bahkan, meski dia sadar dia bisa bergantung pada Adelia karena hatinya yang mudah dilembutkan, dia tidak menginginkannya.

Karena dia–

'Karena aku ingin kamu membantuku untuk membalaskan dendam. Aku menemui mu, bukan karena ingin bergantung padamu untuk menuntut balas dendam milikku.'

Dengan kata lain, Tia ingin ikut berpatisipasi pada rencana Adel, bukan hanya sekedar menjadi penonton di kursi samping.

'Tia......'

'Percayakan masalah ini padaku.'

Gambar berubah menjadi Itachi yang berjongkok diatas tiang listrik dimalam hari dengan latar belakang bulan besar yang bersinar terang, memberikan bayangan pada tubuh bagian depan miliknya.

Itachi yang semulanya memejamkan mata, secara perlahan membuka matanya dan menunjukkan mangekyo sharingan yang bersinar dalam gelapnya bayangan.

"Shisui...... Dia..... Benar-benar mati ? Bagaimana bisa ?!"

Sebelumnya, Fugaku mengira bahwa Itachi akan menyelamatkan Shisui. Meski menyelamatkannya tidak akan memberikan kehidupan masa depan yang baik, mengingat betapa parah luka dan hilangnya mata miliknya. Tapi–

Melihat putranya yang menyaksikan gambar dirinya dimasa depan dengan ekspresi yang tak tertuliskan, Fugaku tahu bahwa anak itu akan mencari cara untuk membantu sahabatnya.

Dress Up System in NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang