Tak Ada Yang Perlu Disesali Lagi

617 132 1
                                    

[Hm..... ? Mengapa Light of hope menjadi lebih kecil ?]

Tubuh sistem berbentuk manusia yang hanya manifestasi dari simbol menyerupai pengkodean, menatap bola cahaya putih yang telah menyusut banyak dari apa yang sebelumnya ada di database memory miliknya.

Light of hope merupakan cahaya yang menjadi kekuatan sistem dunia, dan cahaya yang sangat berharga itu dia dapatkan dari anak-anak terpilih dengan susah payah. Namun saat ini telah menyusut banyak tanpa diketahui alasannya dan membuat sistem panik untuk beberapa sesaat.

[Apa yang terjadi ? Apakah aku menggunakan terlalu banyak kekuatan tanpa kusadari ?]

Sepasang mata yang tersembunyi di balik jutaan simbol di ruang putih, menyipit, menatap sosok sistem dunia dengan pupil vertikal yang berbahaya.

Beberapa detik kemudian.

Sistem merasakan kelainan di domainnya dan menjadi marah. Dengan perasaan kesal, dia berusaha mencari keberbagai tempat untuk menemukan bug yang menggangu, namun sayangnya hanya berakhir dengan kecewa saat dia
tidak dapat menemukan apapun.

[Tidak mungkin. Apakah aku salah ? Apakah karena kekuatan ku menyusut, aku menjadi sedikit eror ?]

Disisi lain, ditempat yang dikelilingi oleh tembok besar, kucing hitam kecil sedang duduk dan mengawasi dengan pupil vertikal yang sama di ruang sistem sebelumnya.

"Hah, mereka lari setelah melihatku ?"

"Tidak. Mereka lari setelah melihat Mikasa."

Anak perempuan dengan rambut pirang berlari dengan kecepatan lambat mendekati tiga anak lainnya.

"Ah~ Eren...... Mikasa..... Tunggu~ kalian berlari terlalu cepat."

Melihat anak yang hanya memiliki sangat sedikit kekuatan sistem dunia, kucing itu mendengus dingin.

"Bukan....... Terlalu lemah."

Menjilat cakar depannya, kucing itu kehilangan minat dan menghilang begitu saja seperti tidak pernah ada disana sebelumnya.

***

Kembali ke desa Suna dimana Roro sedang disidang.

Roro berdiri dengan bingung saat matanya terus mengamati ekspresi Rasa yang terus berubah-ubah sepanjang waktu.

Sedih, penyesalan, sampai putus asa. Meski semua hampir terlihat sama, sebagai orang yang pernah merasakan perasaan yang sama, Adelia dapat dengan pasti membedakan setiap ekspresinya.

'Apa yang terjadi ? Apakah dia sedang mengenang sesuatu yang menyedihkan ?'

Roro ingin membangunkan Rasa dari lamunannya. Bagaimanapun juga dia tidak tega melihat seseorang yang putus asa terus tengelam dalam pikiran gelapnya.

Tapi, sebelum dia bahkan mengucapkan sesuatu saat mulutnya sudah terbuka, seorang wanita tua dengan mata hitam dan rambut abu-abu yang diikat sanggul, mengambil alih sidang menggantikan Rasa yang tenggelam dalam ingatannya.

"Mari kita teruskan lagi di lain waktu. Sepertinya Yondaime Kazekage tidak dalam kondisi yang tepat sekarang."

Roro yang mengenali wanita tua itu sebagai nenek Chiyo mengerti bahwa sidang ini akan benar-benar ditunda, karena sebagai sesepuh desa, Chiyo memiliki cukup banyak kekuasaan menggantikan Kazekage untuk sementara waktu.

Setelah berhasil kembali ke tempat tinggalnya di desa Suna, Roro langsung beralih ke tubuh Hasina secepat mungkin, dan bergegas menuju akademi ninja.

Menyaksikan segerombolan anak-anak keluar dari akademi dan berlarian menuju kearah orang tua mereka yang sedang menunggu di luar gerbang.

Dress Up System in NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang