Siapa Sebenarnya Monster Itu ?

645 146 8
                                    

"Kya~ Sasuke-kun~"

Teriakan para anak perempuan membuat Sasuke mengernyitkan dahi dan berdecak dengan kesal. Bagi dirinya, anak perempuan itu hanya tahu bagaimana melihat wajah dan tidak serius datang ke akademi untuk belajar.

'Sangat berisik. Kenapa mereka tidak bisa diam ?!'

Di sisi yang berlawanan, Naruto yang melihatnya ikut merasa kesal dengan cara yang berbeda.

Bagi dirinya yang selalu mendapatkan ketidaksukaan dari banyak orang, jangankan perhatian dan kekaguman, tidak dipandang dengan kebencian saja sudah harus sangat bersyukur. Tapi Sasuke, dia memiliki segalanya tanpa mengerti betapa beruntungnya dia, dan tidak menghargainya.

Melihatnya, sungguh menyakiti mata.

Bohong jika dia mengatakan dia tidak cemburu. Tentu saja dia cemburu. Sangat, sangat cemburu.

"Kaachan......"

'Aku merindukanmu......'

***

"Achoo..... !"

Roro bersin yang membuat Gaara terkejut dan akhirnya membangunkannya dari tidur nyenyak nya.

'Kenapa hidungku tiba-tiba terasa gatal ?'

Roro melihat Gaara yang duduk membeku dengan wajah terkejut dan merasa bersalah karenanya. Dia pun berinisiatif melingkarkan tangannya ke tubuh kecil anak itu dan meminta maaf dengan tulus.

"Maaf sayang. Aku tidak bisa mengendalikannya dan berakhir mengejutkanmu."

Tidak mendapatkan tanggapan, Roro melepaskan pelukannya dan berusaha melihat wajah Gaara untuk memastikan keadaannya.

Matanya yang melihat ekspresi ketidak percayaan dan syok anak itu menyusut dengan panik.

"Gaara ! Apa yang terjadi ?!"

Tangannya yang ramping mengguncang pundak anak itu berusaha membuatnya kembali sadar.

Saat Roro akan membawa anak itu ke pamannya, Gaara yang sebelumnya tidak merespon sama sekali akhirnya memberikan tanggapan.

Tangan kecilnya meremas pakaian Roro, dan menatapnya dengan matanya yang merah akibat menangis sebelumnya. Beberapa detik kemudian mulut kecilnya yang bergetar mulai terbuka untuk mulai bicara.

"Oneesan..... Apa yang telah kamu lakukan ?"

"Bersin ?"

Pertanyaan yang tidak terduga, membuat Roro menjawabnya sesuai dengan apa yang terlintas di otaknya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

"Bukan. Maksudku...... Kenapa aku tidak berubah menjadi monster saat aku tidur ? Bagaimana bisa ? Monster itu memberitahuku bahwa jika aku tidur, dia akan mengambil alih tubuhku sepenuhnya !"

Mengingat rasa sakit dan gilanya hari-hari tanpa tidur yang telah dia alami, Gaara menjadi kesal dan kebencian terhadap Shukaku telah melebihi batas.

"Dia menipuku ! Dia menipuku selama ini !"

Fluktuasi emosi yang tidak stabil justru memberikan jalan bagi Shukaku yang dibencinya untuk mengendalikan tubuhnya.

Chakra yang besar tiba-tiba melonjak, dan sirene bahaya menghantam gendang telinga Roro.

Berbeda dengan jinchūriki lain, Gaara tidak pernah diperlihatkan ditutupi oleh chakra bijuu atau ekor yang muncul saat dia kehilangan kendali. Jadi terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi, mau apakah itu karena Shukaku akan mengendalikan Gaara atau dia menjadi histeria, Roro tetap menggunakan penanganan yang sama untuk setiap masalah.

Dress Up System in NarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang