.
.
.
."MINGYU!" Sapa seorang gadis dengan ceria, senyumnya tak pernah luntur ketika ia melihat lelaki bernama lengkap Mingyu Arsenio Edison. Lelaki berkulit tan dengan ekspresi datar dan dingin, namun tak ayal lelaki itu begitu populer dikalangan wanita.
Mingyu berjalan menghampiri gadis itu tanpa ekspresi.
"Ke kelas bar-"
"Gue jadian sama Eunha"
Satu kalimat itu mampu membuat gadis putih itu melunturkan senyumnya, ia menatap sahabatnya itu tidak percaya. Lalu tak lama seorang gadis menghampiri mereka-ah lebih tepatnya menghampiri Mingyu seakan ia tidak melihat keberadaan gadis putih itu di sana.
"Jangan bercanda! Kamu tau kan aku suka sama kamu, Ming" ucapnya mencoba menepis semua kenyataan yang baru saja ia dapatkan.
"Gue gak bercanda. Sekarang Eunha resmi jadi pacar gue, dan stop buat ngejar-ngejar gue lagi. Lu keliatan murahan, Day" timpal Mingyu.
Detik itu juga ia merasakan jantung seakan ditusuk oleh beribu pisau tak kasat mata, tubuhnya mendadakan menegang seakan ada sengatan listrik dialiran darahnya. Ia sakit hati mendengar ucapan dari sahabatnya sendiri.
Gadis bernama lengkap Dahyun Andara Kayshila Smith, gadis berkulit putih susu, mata monoloid yang cantik, rambut hitam legam yang panjang. Jika dilihat lagi Dahyun sudah lebih dari kata sempurna, hanya saja sikapnya yang membuat orang-orang beranggapan jika Dahyun itu adalah seorang antagonis.
Semua berawal dari obsesinya kepada Mingyu-sahabatnya sendiri, ia sudah menyukai Mingyu ketika mereka menginjak SMP kelas delapan. Dahyun merasa jika semua perhatian Mingyu padanya itu lebih dari seorang sahabat, namun ketika ia memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanya Mingyu malah menolak dan mengatakan jika ia menganggap Dahyun tidak lebih dari sahabatnya.
Tapi Dahyun tidak pantang menyerah, ia melakukan berbagai cara agar Mingyu mau menerima cintanya. Dahyun sendiri sudah pernah menjauhkan Mingyu dari Eunha, namun lelaki itu bukan membalas cintanya tapi malah membencinya. Dari sini awal dirinya berubah menjadi antagonis yang diucapkan orang-orang, ia mulai membully Eunha untuk menyuruhnya menjauh dari Mingyu. Ia bahkan rela menyingkirkan siapa saja yang berani mendekati Mingyu, namun usahanya berujung sia-sia. Mingyu semakin membencinya, bahkan teman-teman lelaki itu pun mulai ikut membenci Dahyun karena tindakannya yang membully Eunha secara terang-terang.
Dan ini salah satu alasan ia semakin membenci Eunha, terlebih gadis itu sudah tinggal bersama dengannya di mansion setelah kematian ayahnya. Tepat saat itu dirinya juga menjadi alasan ayah Eunha meninggal, dan membuat sang Daddy harus bertanggung jawab dengan membiarkan mereka tinggal di mansionnya.
Dahyun sadar jika dirinya lah penyebab kematian ayah Eunha, ia juga merasa bersalah. Hingga tidak keberatan Eunha dan keluarganya tinggal di mansion ayahnya, namun semenjak saat itu keadaan tidak lagi sama.
Semua mulai menjauhinya, dirinya mulai diacuhkan oleh orang-orang tersayang. Bahkan sang Daddy pun tidak sehangat dulu.
Dahyun, gadis itu kehilangan semuanya.
Bahkan tepat saat ini juga ia harus merelakan sahabatnya dengan sepupunya sendiri, ia harus terima jika Mingyu tidak mencintai, ia harus terima jika dirinya memang tidak pantas untuk lelaki seperti Mingyu. Dan Dahyun sadar akan hal itu sekarang, ketika Mingyu dihadapannya tengah merangkul mesra Eunha.
"M-maaf kak, aku gak bermaksud buat rebut kak Mingyu dari kakak" ucap Eunha terbata.
Dahyun tertawa renyah. "Ngaca bego! Lu udah rebut Mingyu dari gue, bahkan bokap gue juga lu rebut. Puas lu?!" Desisnya menatap gadis itu menyalang.
"Dahyun!" Tekan Mingyu.
"Apa?"
"Seharusnya lu sadar atas kesalahan lu sendiri, Day. Lu yang udah bikin Eunha kehilangan sosok seorang ayah, lu yang udah bikin semuanya berubah. Lu sadar sama tingkah lu sendiri, Day. Bahkan kali ini lu bukan menjaga Eunha, tapi bikin dia menderita karena tingkah lu" timpal Mingyu menatap Dahyun tajam. "Jangan egois. Di sini Eunha yang menjadi korbannya"
"Lu!" Dahyun tidak mampu melanjutkan kata-katanya ketika melihat Mingyu menggenggam erat lengan Eunha. "Gue benci sama lu, Ming" ucapnya lalu pergi dari hadapan mereka.
Tepat saat ini dirinya hancur, hatinya terasa begitu perih dan sakit secara bersamaan, mentalnya berantakan dan dunianya seakan sirna dari kehidupan Dahyun.
Gue juga gak mau semua ini terjadi, kalo waktu bisa diputar gue milih om Jinyoung gak nganter gue ke bandara dulu.
Mom, sakit. Daday pengen ikut Mom aja.
Dan mulai saat itu ia akan merubah segalanya, kehilangan seseorang yang di rebut oleh Eunha akan menjadi kebiasaan tersendiri. Dan Dahyun tidak peduli lagi.
T.B.C
Gak akan panjang-panjang :)
Intinya semoga terhibur, jangan lupa setelah baca vote dan komennya ya. See you:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Dahyun
RandomYes, gue Dahyun. Gue anatagonis dalam cerita gue sendiri, menarik bukan? [Karya pertama] Star = 1.04.2023 End = -