Part 34

332 47 18
                                    

[INI PART KHUSUS MENCERITAKAN MASA KELAM DADAY, JADI MOHON DIBACA DENGAN TELITI BIAR NGERTI ALURNYA. SEKIAN TERIMA JUNGKOOK😘]

.
.
.
.
.

Saat ini Sinb berdiam diri menatap langit cerah di rooftop, helaan kecil keluar dari bibir tipisnya. Ia tersenyum singkat melihat bagaimana Dahyun dan Rose yang terlihat biasa saja tanpa kehadiran dirinya, seharusnya ia sadar jika sedari dulu memang tidak dibutuhkan.

"Punya lu?"

Gadis itu menoleh pada sosok yang baru saja menyodorkan sebuah gelang, alisnya mengerut sempurna ketika lelaki tampan sudah berdiri di sampingnya dengan memegang gelang yang sudah ia buang tadi.

"Gue liat lu buang ini, takutnya lu masih butuh" tuturnya.

"Buang aja, gue gak butuh" sahut Sinb menatap kembali bangunan tinggi itu.

Eunwoo tersenyum tipis lalu menarik tangannya dari hadapan Sinb dan menaruh gelang tersebut dalam saku celananya.

"Masih marah?" Tanya Eunwoo mengikuti arah pandang Sinb. "Hehehe pertanyaan konyol ya?" Kekehnya ketika tidak ada jawaban sama sekali dari gadis dingin itu.

"Ngapain disini?" Tanya Sinb balik.

"Hmmm pengen aja sih, lagian enak juga buat nenangin diri" ujar Eunwoo menatap gadis di sampingnya itu.

Sinb terdiam dengan kedua tangan mengepal kuat.

"Gue tau lu masih marah besar ke Daday, tapi lu harus tau juga alasan di balik itu semua. Gue yakin Daday gak mungkin tega nyembunyiin ini semua" tutur Eunwoo tiba-tiba.

"Gak peduli"

"Pertama kali gue liat kalian temenan gue seneng, Bi" ujarnya tersenyum lebar.

Sinb menoleh menatap wajah tampan yang terkena terpaan angin itu.

"Gue seneng bisa liat dia senyum, ketawa, bahkan jahil sama kalian" lanjut Eunwoo semakin melebarkan senyumnya dengan pandangan yang tidak pernah lepas pada gadis di sampingnya ini.

"Lu.....sebenarnya siapa Daday?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Sinb.

Eunwoo menghela nafasnya pendek lalu beralih menatap gedung tinggi dihadapan mereka, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Gue, kakak Dahyun"

"Hah?" Pupil gadis itu sontak membulat.

"Umur gue terpaut dua tahun sama Dara" celetuk Eunwoo tiba-tiba.

"D-dara?"

Eunwoo terkekeh. "Itu panggilan kesayangan gue semenjak dia kecil. Nama tengahnya kan Andara, gue ambil dari situ" ujarnya menjawab rasa penasaran Sinb.

"MOMMY!" Teriakkan itu begitu melengking di ruangan keluarga Smith yang kebetulan tengah berkumpul itu.

"Bang, udah dong. Jahil banget sama adek nya" tegur sang ibu menatap anak pertamanya tajam.

Eunwoo selaku putra sulung keluarga Smith terkekeh mendapat teguran seperti itu. "Enggak kok, Mom. Dara nya aja yang cengeng, apa-apa ngadu sama Mommy" cibirnya.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang