Part 6

388 70 32
                                    





"Nih! P-pipi lu merah"

Dahyun menatap teman sebangkunya yang memberikan sebotol air dingin, lalu menghiraukannya begitu saja dan fokus kembali pada ponselnya.

"Obatin dulu, biar gak nambah memarnya" ucapnya mencoba akrab.

Dahyun mendengus. "Gak usah"

"Ini udah kedua kalinya lu ditampar, gue gak ngejamin luka nya langsung sembuh"

"Bawel bet lu!" Protes Dahyun menatapnya tajam.

"Maaf" gadis itu menundukan kepalanya.

Hingga guru pun masuk, namun Dahyun bukannya memperhatikan malah menidurkan dirinya di atas meja. Ia sedang malas untuk belajar, terlebih dalam satu hari ia sudah mendapatkan dua tamparan dan itu sangat sakit.

"Pinky, itu temen sebangku kamu tolong bangunin! Pelajaran akan segera dimulai"

Pinky mengangguk kaku, bahkan untuk menyentuh Dahyun pun tak berani apalagi disuruh membangunkannya. Sungguh sial memang.

"Day" Pinky mengguncangkan tubuh Dahyun pelan.

"Day, bu Ina udah masuk" ujarnya lagi, namun gadis itu enggan membuka matanya atau bangun sekali pun. Padahal ia tidak sepenuhnya tertidur.

"Day"

"Gini nih, bu! Kalo anak punya kuasa mah bisa bertindak seenaknya. Beban keluarga yang bisanya ngabisin uang" ceketuk Yugyeom yang membuat seluruh murid hampir menatapnya.

"Jaga omongan lu!" Desis Rose menatapnya tajam.

Yugyeom mengangkat bahunya acuh. "Gue gak salah! Tuh anak emang kenyataan nya beban keluarga, bahkan setelah nyokapnya mati pun makin bertingkah" ujarnya.

"Jangan keterlaluan lu, setan!" Kali ini Joy yang menyaut penuh emosi.

"Ucapan gue bener, siapa tau tuh anak mikir" timpal Yugyeom melempar gulungan kertas kepada kepala Dahyun. "Anak kek dia itu anak yang gak di harapkan oleh keluarganya, nyokapnya udah mati pun bukannya menjadi lebih baik. Ini malah menjadi-jadi, kalo gue jadi bokapnya udah malu seumur hidup" lanjutnya.

"Lu-"

BRAK!

Semuanya terkejut mendengar meja yang di gebrak cukup kencang, bahkan bu Ina pun sama terkejutnya dengan mereka. Suasana kelas semakin panas ketika Dahyun berjalan menuju meja Yugyeom, dan itu tak lepas dari pandangan Mingyu dan lainnya.

"Tutup mulut sampah lu! Lu tau apa tentang keluarga gue hah?!" Sentak Dahyun dengan mata yang memerah menahan air mata yang siap keluar.

"Gue gak salah! Lu tuh emang anak yang gak diharapkan sama kel--"

Bugh!

Brakk!

Yugyeom terjatuh dari duduknya setelah Dahyun menedang dada lelaki itu cukup kuat, ia menghampiri lelaki itu penuh emosi.

"Lu pikir lu siapa bisa ngehina gue?! Lu bahkan jauh lebih buruk dari gue" ujar Dahyun dengan sorot matanya yang menajam.

Yugyeom meringis ketika punggungnya menghantam meja tadi.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang