Part 26

273 51 5
                                    

.
.
.
.
.

Pagi ini acara pemakaman Moonbin berjalan dengan lancar, mereka bersembilan kompak bolos sekolah untuk menghadiri acara pemakaman tersebut. Berita kematian Moonbin pun sudah tersebar luas, hingga beberapa dari orang yang kenal dengan sosok lelaki itu mengirim bunga dengan ucapan-ucapan selamat tinggal.

Eunwoo berdiri dengan pandangan kosong memeluk bingkai foto sang sahabat, disampingnya terdapat Sinb yang tidak beda jauh dengan lelaki itu. Keduanya sibuk melamun tanpa memeperhatikan sekitar yang sudah ramai akan tamu yang berkunjung.

Kedua orang tuanya pun sudah menangis tak karuan, Jungkook yang merasa harus bertanggung jawab dalam hal ini menenangkan mereka dan mengucapkan kata-kata maaf berulang kali karena telah gagal menjaga sahabatnya itu.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?! MOONBINKU TIDAK MUNGKIN PERGI BEGITU SAJA HIKS...HIKS SIALAN" wanita paruh baya itu terus saja memukul-mukul Jungkook dengan bruntal.

Jungkook hanya diam menerima perlakuan ibu dari sahabatnya itu, bagaimana pun ia tidak bisa menyangkal itu semua.

"Mah, cukup!!" sang suami mencoba menenangkan istrinya dengan memeluknya erat.

"G-gak hiks...hiks gak mungkin Mbin pergi gitu aja pah. Ta-tadi pagi dia masih chat mamah minta oleh-oleh hiks kenapa sekarang mamah pulang dia malah pergi hiks" tangisnya semakin jadi.

Lelaki itu mengusap punggung sang istri dengan lembut.

Sinb ikut menangis melihat ibu Moonbin yang histeris, perlahan Eunwoo merangkul gadis itu dan membawanya untuk bersandar dibahunya dengan elusan kecil ia berikan dipuncak kepala Sinb.

Gadis cantik itu semakin nangis dalam dekapan Eunwoo, ia mengeluarkan kembali air matanya yang sempat ditahan itu karena bagaimana pun Moonbin tidak suka melihat dirinya menangis.

Sedangkan Dahyun diam diluar bersama Rose dan Joy yang duduk di kursi panjang, penampilannya pun sangat kacau. Kali ini sudah ada dua korban dari sang pelaku dan ia tidak bisa membiarkan itu terus terjadi, Dahyun berjanji akan membalas semua perbuatan dia kepada orang-orang terdekatnya. Tidak peduli jika suatu saat nanti ada pertumpahan darah sekalipun.

Waktu berjalan cepat acara belasungkawa Moonbin pun telah usai, satu persatu mengundurkan diri dari makam Moonbin. Kedua orang tuanya pun sudah pulang setelah menangis tak henti-hentinya melihat sang anak sudah dikebumikan, yang tersisa kini hanya para sahabatnya.

"Bi, udah dong jangan nangis terus. Lu gak capek? Lagian Moonbin juga pasti gak suka liat lu kayak gini" tutur Joy mengusap punggung Sinb yang bergetar.

"Udah ya? Lama-lama lu bisa sakit kalo nangis terus" lanjutnya mengempoutkan bibirnya.

Sinb mengusap air matanya perlahan lalu meletakkan satu tangkai bunga mawar merah dan mengecup batu nisannya cukup lama, membuat mereka semua sedikit tertegun.

"Bahagia disana ya, Bin" ujarnya.

"Kalian pulang gih, pasti belum pada istirahat kan" ujar Daniel diangguki June dan Taehyung.

"Rose masih bisa nyetir gak? Kalo enggak nanti biar June yang nyetirin kalian" timpal Taehyung.

Rose mengangguk. "Gue masih bisa kok"

"Yaudah kalian pulang gih, bersih-bersih terus istirahat" ujar June perhatian. "Dan buat lu, Bi. Jangan banyak nangis, biarin Moonbin pergi dengan tenang. Gue tau lu cewek kuat" sambungnya mengasak puncak kepala Sinb.

Gadis itu hanya mengangguk lemah.

"Kook hiks" Dahyun mendongakkan wajahnya menatap lelaki yang sedari tadi diam saja.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang