Part 32

253 43 6
                                    

.
.
.
.
.

Flashback onn

"Malam itu Pinky kerja kaya biasanya, dia bahkan nyapa gue dengan senyuman yang gak pernah luntur sama sekali" jelas lelaki itu tersenyum miris. "Dia nemenin gue minum meski banyak kerjaan tapi dia selalu nyempetin diri buat ngobrol sama gue, gue sih seneng aja. Toh kadang gue disini suka sendirian, temen-temen gue pada mencar gitu aja nyari kesenangan sendiri" lanjutnya melirik Rose yang serius mendengarkannya.

"Tapi gak lama datang temennya, cewek sih kalo gak salah. Penampilannya juga gak kek cewek nakal pada umumnya, kata Pinky dia cuman mau ketemu sama Pinky. Dari situ gue undur diri takut ganggu privasi mereka" ujarnya memainkan gelas berisi wine pada tangan kanannya.

Ia menghela nafasnya gusar. "Gue merhatiin mereka dari jauh, mereka ngobrol biasa tapi gak lama datang cowok terus Pinky pergi sama tuh cowok ninggalin temennya" lanjutnya.

"Lu tau mereka kemana?" Tanya Rose penasaraan.

Lelaki itu terkekeh lalu menatap lekat wajah serius Rose. "Awalnya gue gak tau, karena itu privasi mereka dan gue gak wajib tau urusan mereka. Tapi waktu itu gue kasihan sama temen Pinky yang ditinggal gitu aja, jadi gue mutusin buat samperin tuh anak. Dia ketakutan karena kedatangan gue, tapi gue coba yakinin kalo gue cowok baik-baik" ujarnya kembali menjelaskan.

"Lu tau cewek itu?" Tanya Rose lagi.

"Ya, kalo gak salah namanya Mina" jawabnya yang seadanya.

Rose mengangguk. "Itu bukannya yang pernah nemui Daday? Kalo gitu Daday beneran tau dong kasus ini?" Gumam Rose penuh tanda tanya.

"Gak lama dari itu gue ijin pamit buat ke toilet, gue rasa gue mulai mual. Dan tepat saat itu gue liat Pinky diperkosa sama cowok yang tadi, lu tau apa yang lebih tragis nya?"

Rose menggeleng tanda ia tidak tahu.

"Dia diperkosa bukan cuman sama satu orang, tapi lebih dari tiga orang" lanjutnya.

Pupil Rose membulat sempurna mendengar itu.

Lelaki itu terkekeh miris. "Gue bingung antara mau nyelametin atau enggak, posisinya disitu keadaan gue juga lagi gak baik-baik aja. Dan lebih parahnya lu tau siapa yang nyaksiin itu semua? Eunha, cewek polos yang dilindungi banyak orang dan Joy, sahabat lu sendiri" ujarnya tersenyum miring menatap Rose yang semakin terkejut mendapatkan fakta lainnya.

"L-lu yakin?"

"Gue gak rabun, gue yakin itu mereka yang dengan asik nonton pertunjukkan keji itu"

Dada Rose seakan tertusuk oleh ribuan pisau, matanya memanas mendengar fakta itu, tubuhnya mendadak lemas dan bergetar hebat.

"Dan orang yang gue curigai ada di depan gue, secara lu kan sahabatnya Joy" lelaki itu menggoyangkan gelas itu.

Brak!

Rose terkejut ketika lelaki itu mengebrak meja cukup keras lalu menatapnya tajam.

"Gue bukan siapa-siapa Pinky, tapi gue pastiin kalian semua habis ditangan gue. Termasuk antek-antek lu!" Ujarnya mencengkram dagu Rose cukup kencang. "Gue tau tujuan lu kesini dan gue gak bego buat paham maksud tujuan lu itu" lanjutnya lalu menepuk pelan pipi Rose.

"Siapin diri, sebelum gue bikin kalian hancur" ancamnya penuh penekanan.

Tubuh Rose bergetar hebat dengan tangan yang meremas bajunya.

"Pergi! Gue gak suka liat wajah lu" ia pun memalingkan wajahnya lalu meneguk wine nya.

Rose tidak banyak bicara lagi, lalu segera pergi sebelum lelaki itu menahannya untuk membalas dendam.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang