Part 30

358 44 10
                                    

.
.
.
.
.

Malam ini Dahyun duduk di balkon kamar menikmati angin malam yang menyentuh permukaan kulitnya, gadis itu hanya memakai kaos oversaze dengan celana pendek di atas lutut. Tak lupa rambutnya ia cepol hingga memperlihatkan leher putih nan mulusnya itu, ia memeluk lututnya dengan pandangan yang tak pernah lepas menatap langit malam yang cukup indah.

"Ngapain?"

"Anjing!" Kaget Dahyun memegang dadanya ketika lelaki bergigi kelinci itu berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada, dengan menyandar pada pinggiran pintunya.

"Mulut" tegur Jungkook memukul pelan bibir sang empu.

Dahyun memberengut kesal. "Lagian siapa yang ngagetin, udah kek jelangkung aja lu" cetusnya.

Lelaki itu hanya mendengus dan ikut duduk di samping Dahyun. "Pake baju yang bener, anginnya gede" sahut Jungkook menatap tajam gadis itu.

Dahyun mendelik. "Ini udah bener. Buta mata lu? Gue pake baju bukan pake handuk" timpalnya.

"Ck. Ngeyel" ia membuka hoodie nya lalu memakaikannya kepada tubuh mungil gadis itu secara paksa.

"Ish pelan-pelan! Kena hidung gue tau" Dahyun memberengut kesal ketika lelaki itu tidak melakukannya secara lembut.

Jungkook hanya merole matanya malas. "Lain kali jangan keluar kamar kalo pake baju tipis gitu" timpalnya.

"Gak tipis, Jungkook. Ini kaos! Ka-os!" Ujar Dahyun penuh penekanan di akhir katanya. "Lagian tadi gue gerah, makanya nangkring di sini" lanjutnya memberi penjelasan pada lelaki itu.

"Tunggu" lelaki itu beranjak dari duduknya meninggalkan Dahyun yang bingung.

Manik gadis itu mengikuti kemana Jungkook pergi, hingga beberapa menit akhirnya kembali membawa dua gelas berisi kopi panas dan susu hangat. Ia menyodorkan susu hangat kepada Dahyun, sedangkan kopinya ia pegang sendiri.

"Minum" ujarnya.

"Tiba-tiba?" Ujar Dahyun terkejut juga.

Jungkook mendengus. "Gak usah banyak tanya, minum! Itu biar tubuh lu gak kedinginan" celetuknya jengah.

"Iya-iya" timpal Dahyun menurut.

Kini keduanya dilanda kesunyian, Dahyun kembali menatap langit dengan senyum tipis yang mulai terbit pada bibirnya. Sedangkan Jungkook menatap lekat wajah cantik gadis di sampingnya itu, ia ikut tersenyum lebar hingga Dahyun tidak menyadari hal langka tersebut.

"Kalo dipikir-pikir miris juga ya hidup gue, udah ditinggal nyokap gitu aja. Hilang ingatan, kehilangan sosok sahabat, kehilangan sosok ayah, bahkan gue harus punya musuh dari sepupu gue sendiri. Lucu bet takdir gue" tutur Dahyun menundukkan wajahnya lalu terkekeh miris.

"Gue kehilangan semuanya, Kook" lirih Dahyun pelan dan tanpa permisi air matanya mengalir membasahi pipi chubby nya. "Hahahahahaha lucu! Gila lucu banget njirr" ia tertawa dengan menatap kembali langit malam itu.

"Lucu kan, Kook?" Tangan mungilnya sibuk menghapus air matanya yang tidak berhenti keluar itu. "Ck. Kenapa keluar air mata sih? Gue kan ketawa bukan nangis" lanjutnya kesal sendiri.

Jungkook menyimpan kopinya di atas meja, lalu berjongkok dihadapan gadis itu. Ia meraih tangan mungil yang masih sibuk menghapus air matanya, lalu mengganti tugas gadis itu untuk menghapusnya.

"Udah?" Tanyanya menatap lekat manik yang memerah itu.

Dahyun mencoba tersenyum walau sedikit susah.

"Mau lagi?" Tawar Jungkook lembut.

Dahyun menundukkan wajahnya, meremas jari-jemarinya dengan erat. Harusnya ia tidak boleh menangis lagi di hadapan lelaki itu, tapi sial! Air matanya tidak bisa diajak kerja sama.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang