Part 31

260 45 2
                                    

.
.
.
.
.

Pagi ini Dahyun berjalan di koridor sekolah menuju toilet, ia pokus menatap layar ponselnya yang lebih menarik dari apapun tanpa memperhatikan sekitar.

"DADAY AWASS!!"

BRAKKKK!!

Semua yang disana terkejut melihat sesuatu dari atas sana hampir menimpa kepala Dahyun cukup keras, beruntung gadis itu dapat diselamatkan atas bantuan Mingyu yang kebetulan lewat.

"Lu gak apa-apa kan?" Ia bertanya dengan nada khawatir.

Dahyun mengangguk lalu membersihkan badannya yang tadi terjatuh karena dorongan dari Mingyu yang berusaha menolongnya.

"Sialan!! Siapa yang berani ngelakuin ini hah?!" Teriak Mingyu marah.

"OMAYGATT!! DAY, LU GAK APA-APA KAN??" Teriak Daniel yang baru saja datang bersama June.

Ia menarik tubuh Dahyun dan memeriksanya, seakan Dahyun ini benda berharga yang tidak boleh pecah atau pun terluka. Tangan besar Daniel menekan kedua pipi gadis itu hingga bibirnya mengerucut lucu.

"Jawab gue?! Lu gak apa-apa, kan?" Seru Daniel dengan mata yang memberi isarat kenapa-kenapa.

Dengan spontan ia pun menggeleng.

"HUWWAAAA DAY, AYOK KITA KE UKS" teriak June menarik lengan Dahyun untuk pergi.

Gadis mungil itu hanya menurut saja tanpa mengluarkan protesan atau kata apapun itu untuk meneriaki kedua lelaki gesrek ini, sedangkan Mingyu terdiam memperhatikan kepergian ketiganya.

Ia tersenyum kecut. "Sialan, gue sirik sama mereka" gumamnya.

"ADA APA INI?? SIAPA YANG BERANI MENJATUHKAN POT BUNGA SEKOLAH?!!" Teriak pak Supri berkacak pinggang menatap para murid yang masih ada disana.

"KAMU, MINGYU! JELASKAN ADA APA?!" Teriaknya lagi menunjuk Mingyu yang masih berdiri di sana.

Mingyu menggeleng. "Saya tidak tahu, pak. Mungkin pot ini terjatuh karena ada angin" jelasnya pelan.

"Heh mana ada. Sudah bertahun-tahun pot itu ada, tidak pernah jatuh. Sekalipun ada angin atau badai besar" ujar pak Supri yang tidak pernah mau menerima alasan apapun.

Mingyu hanya mengangkat bahunya.

"Ck. Yasudah kalian masuk ke kelas! Biarkan ini pak Uji yang bereskan" titah pak Supri yang langsung diikuti oleh anak muridnya.

Mingyu sendiri masih diam di tempat menatap nanar pot bunga yang sudah hancur berkeping-keping itu, mungkin jika itu berhasil mengenai kepala gadis mungil itu paling tidak akan menyebabkan geger otak.

"Kak Miming" sapa Eunha mengulas senyum manis.

"Eh" Mingyu tersadar dari lamunan pendeknya sedikit terkejut dengan kedatangan gadis itu.

"Ngapain di sini? Gak ke kelas?" Tanyanya menatap Mingyu lekat.

"Lu baru datang?" Bukannya menjawab lelaki itu malah melempar kembali pertanyaan kepada sang kekasih.

Eunha mengangguk. "Hm. Baru aja, kakak ngapain di sini?" Ujarnya kembali bertanya.

"Gak apa-apa. Gue duluan" Mingyu berjalan sembari memasuki kedua tangannya ke dalam saku celana, meninggalkan Eunha yang menggeram kesal.

"Ck. Ngeselin bener!" Decaknya kesal. "Punya nyali juga lu buat hancurin Daday" ia menatap ke arah rooftop tersenyum miring.

Sedangkan Daniel dan June membawa Dahyun ke taman belakang sekolah, sebenarnya Dahyun sedikit bingung ketika kedua lelaki gesrek itu malah membawanya ke taman belakang bukan uks. Namun kebingungannya terjawab sudah ketika June memberikan ponsel Moonbin yang sudah bisa kembali nyala.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang