Part 15

343 67 35
                                    





BRAK!

Dahyun membuka pintu cukup keras membuat penghuni kelas terkejut bukan main dan mereka lebih terkejut lagi dengan apa yang Dahyun lakukan.

Tangan mungil Dahyun masih menarik rambut Eunha dan menghempaskannya ke depan kelas, membuat kedua gadis itu menjadi tontonan para murid kelas Dahyun.

Eunha sudah menangis tersedu-sedu merasakan sakit dikepalanya, gadis itu menariknya tanpa perasaan sama sekali.

"Maksud lu apaan hah?! Kenapa lu narik Eunha?!" Mingyu menggeram marah melihat kekasihnya diperlakukan seperti itu.

"Punya keberanian apa lu sampe masuk kamar gue?!" Dahyun mengabaikan teriakan Mingyu, jemarinya menekan rahang Eunha dengan kuat.

"K-kak hiks...hiks a-aku gak masuk kamar kakak"

"GUE GAK BEGO SIALAN!" Teriak Dahyun menghempaskan cekalannya.

Eunha menangis.

"Lu gak punya hati apa?!" Sentak Yugyeom.

Manik Dahyun mengunus pada Mingyu yang sedang menolong Eunha-aah lebih tepatnya menenangkan kekasihnya. Ia berjalan kepada kedua sejoli itu, mengabaikan semua caci makian yang keluar dari teman sekelas dan sahabat Mingyu.

"LU APAIN EUN-"

BUGH!

Mingyu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, gadis itu memukul wajah Mingyu hingga tubuhnya terhuyung kebelakang.

"Lu gila?! Mau lu apa hah?!" Bobby ikut menyaut dengan tatapan amarah.

Lagi-lagi Dahyun kembali mengabaikan ucapan mereka, ia berjalan menghampiri Mingyu yang masih memegang rahangnya. Tatapan tajam itu semakin menusuk hingga bertepatan di hadapan sang empu.

"Lu yang udah beli ini buat Eunha?" Ia bertanya dengan menunjukkan syal berwarna merah itu.

Mingyu menatap syal itu. "Iya, gue beli buat Eunha. Kenapa? Lu cemburu karena Eunha gue bel-"

"Jaga omongan lu, bangsat!" Potong Dahyun menunjuk wajah Mingyu dengan jari telunjuknya.

"Lu kenapa?! Kalo cemburu bilang, Day. Gue tau lu belum bisa move on dari gue, kan?" Ujar Mingyu menatap balik manik indah itu.

Dahyun terkekeh sarkas. "Apa perlu lu beliin Eunha syal dengan ukiran nama gue?" Tanyanya.

Mingyu terkejut bukan main, pasalnya ia kemarin memang membelikan kekasihnya syal karena Eunha yang meminta. Tapi ia sama sekali tidak ada niat untuk membeli syal dengan ukiran nama Dahyun.

"Lu gil-"

"Liat bego!" Dahyun menunjukkan ujung syal yang memang ada namanya di sana.

Lelaki itu semakin terkejut dengan apa yang dilihatnya, perasaan kemarin ia membeli syal itu polos. Tanpa ukiran apapun.

"Kak hiks...hiks a-aku beneran gak tau syal itu punya kakak hiks. A-aku minta maaf kak"

Dahyun acuh, ia masih menatap Mingyu dengan tatapan penuh kebencian. "Gue gak suka barang pribadi gue disentuh sama orang lain, gue benci itu. Dan lu tau kan?" Ia berujar dengan penuh penekanan.

"Kak hiks...hiks A-aku beneran minta maaf, syal itu udah ada di kamar aku. Hiks...hiks a-aku minta maaf" Eunha terus menangis.

"Selama ini gue gak pernah keluarin syal itu, terus lu pikir keluar gitu aja hah?!"

"CUKUP! LU KETERLALUAN DAHYUN" teriak Mingyu menatap Dahyun penuh amarah.

Dahyun tersenyum getir.

"Ini masalah sepele. Kenapa lu besar-besarin? Mungkin Eunha bener, dia lupa" sahut salah satu teman kelas Dahyun.

Yes, I'm Dahyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang