.
.
.
.
."Gak"
Jungkook menghela nafasnya pelan, ini sudah kesekian kalinya gadis itu menolak semua makanan yang ia berikan. Padahal biasanya gadisnya tidak akan pernah menolak jika sudah urusan makanan, namun kali ini benar-benar keras kepala.
Ya, sudah empat hari ini Dahyun sadar dari koma panjangnya. Bahkan gadis itu lebih terlihat sehat dari sebelumnya, membuat mereka semua menghela nafas lega karena kesayangan mereka tampak baik-baik saja.
Insiden dimana Dahyun hampir merenggang nyawanya karena seseorang berhasil menyelinap masuk dan menyuntikkan racun pada selang infus gadis itu, beruntung Dahyun sudah sadar dari komanya dan segera mencabut infusnya secara faksa menghiraukan rasa sakit pada lengannya. Cairan infus pun keluar membasahi lantai, hingga Jackson masuk dengan tergesa dan tidak percaya jika sang anak sudah sadar.
Jungkook sendiri sempat memarahi pengawal mereka yang lalai menjaga gadisnya, hingga membiarkan orang tersebut melancarkan aksinya. Sungguh! Jika saja saat itu gadisnya pergi untuk selamanya, ia tidak akan segan membasmi mereka dengan cara sendiri. Tidak peduli meskipun mereka perempuan.
"Terus kamu mau apa? Sedari tadi kamu nolak semua makanan yang diberikan Jungkook" ujar Yuni turun tangan sembari mengusap lembut puncak kepala Dahyun.
Gadis itu mendongak menatap Yuni berbinar. "Bun, Daday cuman pengen keluar dari rumah sakit aja. Tapi Jungkook terus ngelarang Daday, kan bete!" Tuturnya kesal.
Yuni terkekeh melihat wajah cemberut dari anak sahabatnya itu. "Kamu belum sembuh total, sayang. Kita semua khawatir jika sesuatu terjadi sama kamu" ujarnya begitu lembut.
"Tapi kan....." wajah Dahyun memelas.
"Sehat dulu, baru boleh keluar" sahut Jungkook mengusap lembut pipi gadisnya.
Dahyun menoleh. "Gue gak betah di sini, Kook. Mau pulang, mau sekolah, mau main" gerutunya dengan bibir mengerucut kesal.
"Nanti. Sekarang fokus dulu buat sembuh, gue gak bakal ngelarang lu kalo lu nurut sama gue" timpal Jungkook begitu lembut, tidak seperti biasanya yang sering sekali berbicara datar.
"Yaudah iya" sahut Dahyun pasrah.
Jungkook dengan senang hati menyuapi gadisnya kembali untuk mengumpulkan tenaga, hari ini ia memutuskan untuk tidak sekolah dan memilih menjaga gadisnya yang masih di rawat di rumah sakit ini.
Jackson yang melihat itu tersenyum hangat, setidaknya putrinya itu kembali dengan sikap yang sama sekali tidak berubah. Meskipun ia berharap sang putri cepat sadar dan mengingat sosok di sampingnya yang juga tengah menatap Dahyun lembut, ya Eunwoo.
"Kenapa gak coba jujur aja?" Timpal Jackson menatap lekat putranya itu.
Eunwoo tersenyum miris. "Bukan waktunya, Dad. Aku belum siap ngeliat Dara sakit lagi, apalagi harus inget kejadian soal Mommy" sahutnya yang ternyata benar apa adanya.
Jackson tertegun mendengar ucapan putranya itu, ia bahkan tidak berpikiran ke sana jika saja Dahyun ingat Eunwoo maka kemungkinan besar Dahyun akan ingat kejadian yang menimpa pada Mommy-nya.
"Maaf" lirih Jackson menundukkan wajahnya.
Eunwoo menoleh. "Semua bukan salah Daddy, mungkin ini emang jalan takdir keluarga kita" ujarnya lembut.
"Tapi...kalo aja Daddy gak pergi mung-"
"Ssst! Kasihan sama Dara yang baru sadar, Dad" potong Eunwoo menepuk pelan pundak sang ayah.
Jackson mendongak lalu mengangguk. "Kamu benar, payah sekali aku jadi ayah" ujarnya yang kembali menatap sang putri bersama Jungkook dan Yuni.
Yuni-istri Kenz itu benar-benar menjaga Dahyun dengan baik, seperti apa yang ia janjikan kepada Luna dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Dahyun
RandomYes, gue Dahyun. Gue anatagonis dalam cerita gue sendiri, menarik bukan? [Karya pertama] Star = 1.04.2023 End = -