.
.
.
.
.Pagi ini Dahyun sudah berdiri di depan gedung sekolahnya yang terlihat masih sepi itu, padahal dirinya datang tidak terlalu pagi atau siang. Tapi penghuni sekolah seperti belum ada yang datang satu pun.
Manik cantik itu menatap datar sekolah dengan bersedekap dada, tubuhnya bersandar pada body mobil. Ia seperti enggan untuk memasuki tempat dimana dirinya memiliki banyak sekali musuh.
"DADAY"
Gadis cantik itu menoleh pada sahabatnya yang baru datang, ia tersenyum lebar lalu membalas lambaian Rose dengan semangat. Seakan menunjukkan ia sudah menunggunya sedari tadi.
Rose berlari kecil bersama Sinb setelah memarkirkan mobilnya, wajah cantik itu tampak berseri menghampiri Dahyun yang terlihat lebih baik dari sebelumnya.
"Baru sembuh udah bawa mobil aja lu. Kemana Jungkook?" Ujar Rose berakhir bertanya.
"Dia lagi ada urusan, mungkin nanti siang baru masuk" timpal Dahyun seadanya.
Rose dan Sinb mengangguk paham.
"Ngapain masih di sini? Lu gak mau masuk?" Kali ini Sinb yang bertanya menatap sahabatnya itu lurus.
Dahyun terdiam sejenak dengan pandangan yang lurus pada satu objek yang menurutnya cukup menarik perhatian, menyunggingkan bibirnya penuh misteri.
"Liat noh" sahut Dahyun menunjuk objek tersebut menggunakan dagunya.
Sontak Rose dan Sinb kompak menoleh mengikuti pandangan gadis itu, mereka tersenyum miris ketika objek yang sedari tadi Dahyun tunggu adalah mantan sahabatnya-yap! Joy.
Gadis itu tampak tidak baik-baik saja, wajah pucat dengan tatapan yang begitu sayu. Joy berjalan pelan memasuki area sekolah dengan menundukkan wajahnya, tubuh kurus itu tertutup oleh hoodie hitam yang selalu ia pakai akhir-akhir ini.
Bruk!
"Bangsat! Lu kalo jalan bisa gak sih hati-hati hah?!" Teriak seorang gadis yang tidak sengaja bertabrakan dengan Joy. "Ck. Jalang sialan! Ngapain nabrak gue hah? Sengaja lu?" Cecarnya mendorong bahu Joy cukup keras.
Joy, gadis itu hanya menundukkan wajahnya dengan kedua tangan memilin ujung hoodienya. "M-maaf, gue gak sengaja" cicit Joy terdengar lirih.
"Makanya kalo jalan pake mata! Gak punya mata lu hah?!" Ujar gadis itu lagi mendorong kening Joy menggunakan jari telunjuknya. "Lagian ngapain juga lu masih sekolah? Harusnya jalang kek lu tuh di keluarin. Bikin nama baik sekolah buruk aja" lanjutnya yang tidak ada hentinya menghina Joy.
"Kalo gue jadi Rose sih udah minta pak Jhonny buat usir nih anak" sahut temannya tampak begitu angkuh.
"Bener! Ngapain jalang kek dia dipertahanin, mana sama lagi kayak Eunha. Satu circel emang" cetus yang lainnya membuat mereka yang di sana tertawa mengejek.
"Bahahahah gaya aja selangit taunya anak pungut" gadis itu berjalan mengitari, maniknya memindai penampilan Joy dari bawah hingga atas dengan tatapan jijik.
"Satu jam berapa, Joy? Boleh kali kalo gue pake" ujar lelaki yang sedari tadi menyimak.
"Ck. Gak boleh gitu! Emangnya lu mau pake yang udah bekas om-om, Jen?" Sahut gadis yang tadi berurusan dengan Joy.
"Kalo gue sih ogah"
"Iya. Jijik banget"
"Mau bersaing sama Daday, tapi kesannya kek murahan"
"Anak pungut aja belagu"
"Nyesel gue dulu pernah suka sama dia"
Cacian demi cacian mulai terdengar di telinga Joy, setiap harinya ketika ia datang ke sekolah pasti akan mendengar semua ucapan pedas dari mereka. Bahkan terkadang mereka akan membullynya secara terang-terangan di hadapan guru maupun kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Dahyun
AléatoireYes, gue Dahyun. Gue anatagonis dalam cerita gue sendiri, menarik bukan? [Karya pertama] Star = 1.04.2023 End = -