24

59 9 1
                                    

note :  cerita ini bisa dibilang semacam reinkarnasi dari seorang gadis dingin  yang  bernama Krystal ke dalam tubuh milik Rose yang telah meninggal duni karena dibunuh.

ingat guys jangan lupa vote, biar aku tambah semangat upnyaa☺☺☺

Keesokan harinya~

Rose yang baru saja bangun tidur sambil mengucek sebelah matanya, berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Ia merasa sedikit aneh, karena suasana apartemennya pagi ini benar-benar sepi, lalu ia memutuskan untuk mengecek kamar kakaknya, saat ia membuka pintu kamarnya, kamar seulgi sudah kosong, namun sedikit berantakan dengan selimut yang berserakan. Tebakannya kali ini benar bahwa kakaknya sudah pergi dari apartemennya. Ntah mengapa ia malah merasa sedikit lega. Saat hendak menutup kembali pintu kamarnya, Rose dikejutkan oleh suara seorang pria yang berada di belakangnya tiba-tiba.
"aku sudah mengusir Seulgi, apa kau masih tidak percaya padaku?" Tanya Jimin dengan nadanya sedikit lirih dan lembut.

Rose yang sebelumnya hendak menutup pintu kamar Seulgi, ia malah mengurungkan niatnya itu.
Rose terdiam tidak menanggapi perkataan Jimin sedikitpun.
"Mengapa kau hanya diam? kau masih tidak percaya padaku ?" tanya Jimin kedua kalinya.
Rose membanting pintu dengan sekuat tenaga, lalu ia berbalik badan menatap Jimin yang tengah berdiri menghadap dirinya. Rose tidak mengucapkan sepatah katapun, setelah menatap bentar Jimin, lalu ia memutar kedua bola matanya dan berjalan pergi  meninggalkan Jimin yang masih setia menunggu jawaban dari Rose. Melihat tingkah laku istrinya, Jimin mengacak-acak rambutnya dengan kasar "apa yang harus ku lakukan? untuk meyakinkannya bahwa itu hanyalah kesalahfahaman, arghh"




Rose kembali melaksanakan tujuan awalnya yaitu ke kamar mandi, ia termenung cukup lama didalam kamar mandi yaitu hampir 2 jam lamanya.
"sorot matanya mengatakan ia tidak berbohong, tapi apa yang aku lihat dengan mataku sendiri lebih tidak bisa membohongiku"

"apa aku harus memaafkannya? aku tau gadis ini mencintai pria bodoh itu, tapi apa aku harus tetap memaafkan kesalahannya, arghhh" Rose berdialog sendirian didalam kamar mandi selama berjam-jam, hanya untuk memutuskan apa harus memaafkan Jimin atau tidak.

tok tok tok (bunyi pintu kamar mandi yang terketok)
"apakah nona ada didalam? nona baik-baik saja" tanya suara laki-laki yang tak asing bagi Rose.
Mendengar itu Rose bergegas keluar dari kamar mandi "aku baik-baik saja, ada perlu apa mark?" tanya Rose dengan wajah datarnya.

"nona belum makan apapun dari tadi pagi, silahkan nona untuk sarapan terlebih dahulu, saya sudah memesankan nona makanan" ujar Mark pada Rose.

"aku tidak lapar, kau habisi saja makanannya" Rose berjalan pergi begitu saja setelah menolak sarapannya.
"nona, nanti tuan bakalan marah kalau nona ti.... "  belum selesai Mark berbicara, ia kembali mengunci erat mulutnya, karena tiba-tiba saja Rose menghentikan langkah kakinya dan menatap tajam dirinya, dari sorot matanya seolah-olah Rose hendak menerkamnya.
"baiklah nona, maafkan saya, karena telah mengganggu nona" ujar Mark sambil menundukkan kepalanya, baru kali ini ia merasakan tatapan mengintimidasi dari Rose. Bahkan tatapannya lebih menusuk dari tatapan Jimin biasanya.






Karena  hari ini hari minggu, Rose tidak pergi kekampusnya, ia merebahkan badannya keatas kasur empuk miliknya. Ia menatap langit-langit dikamarnya, sambil memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk mengisi hari liburnya. Saat melihat-lihat disetiap sudut-sudut kamar, ia tidak sengaja menangkap objek yang menarik perhatiannya, yaitu alat-alat melukis yang sangat lengkap tertata rapi disebuah sudut ruangan.
Ia berjalan menghampiri alat melukis tersebut, lalu ia duduk disebuah kursi kecil yang memang tersedia disana. Krystal yang berada didalam tubuh Rose mengambil sebuah kuas, ia mencelupkannya kedalam cat minyak yang berwarna hitam, lalu ia menggoreskan kuasnya pada kanva yang masih putih bersih. Bukannya terlihat indah, malahan goresannya lebih parah dari anak TK yang baru saja belajar melukis.
"arghhh, aku benar-benar tidak berbakat, bagaimana aku akan membantu gadis ini menyelesaikan kuliahnya" omelnya sendirian.

"apa sebaiknya aku mencoba mengambil kursus melukis saja? jika tidak aku tidak bisa membantu gadis ini menyelesaikan kuliahnya"

Rose mengganti pakaiannya dengan pakaian kasual, tidak lupa ia membawa tas kecil yang hanya berisi dompet dan identitas dirinya. Meskipun dalam dompetnya hanya tersisa uang 10ribu. Itupun bukan uang miliknya, melainkan uang milik Rose yang ia tinggalkan sebelum ia meninggal.
Saat ia hendak membuka pintu, password yang biasa ia masukkan sudah tidak berfungsi.
"bukannya aku udah memasukkan angka tanggal kelahiran kak Seulgi, kenapa malah error dan tidak berfungsi?" ujar Rose sambil memasukkan angka password yang sama berkali-kali.

"nona, passwordnya sudah diganti oleh tuan" ujar mark yang tiba-tiba berada di belakangnya.
"pria sialan itu, dia pasti sengaja menggantinya agar aku tidak bisa kabur, sialan" omel Rose sendirian.
  "Mark, ayo buka pintunya, kau pasti tau passwordnya, mustahil untuk kau tidak mengetahuinya" pinta Rose pada Mark.

"Nona mau kemana sebelumnya? ada acara apa? dan apa perlu untuk saya memberitahukannya pada Tuan?" tanya mark pada Rose bertubi-tubi untuk sebuah kepastian.

"tolong beritahu dia aku ingin keluar untuk mencari selingkuhan!! puaskah? kalian dengan seenaknya mengekang diriku, coba aja kalian yang berada diposisiku, aku juga manusia aku perlu hidup bebas, kalian seenaknya mengunciku dirumah ini selayaknya hewan peliharaan, aku tidak diizinkan untuk memasak sendiri, kalian seenaknya setiap hari menyuguhiku makanan selayaknya anjing peliharaan, bahkan tanpa bertanya apa makanan yang aku suka, apa makanan yang aku tidak suka, lalu aku mau pergi kesana kemari harus diantar dan diawasi. Ku mohon berikan aku sedikit kebebasan"

pintu tiba-tiba saja terbuka menunjukkan sesosok pria yang mengenakan jas hitam dengan raut wajah yang tampak kelelahan.
"Mulai sekarang aku akan memberikanmu kebebasan seutuhnya, aku selama ini bukan melarangmu untuk melakukan apapun yang kau mau, melainkan aku melindungimu dari orang-orang yang hendak mencelakaimu, bahkan dengan mengawasimu 24 jam masih tidak cukup untuk melindungi dirimu, kau bahkan hampir saja kehilangan nyawamu." sambung Jimin dengan wajah datarnya dengan tatapan seperti orang yang sangat kelelahan.

"Mark, berikan kuncimu padanya, dan biarkan ia pergi untuk melakukan apapun yang ia mau, aku tidak akan menghalanginya" pinta Jimin pada Mark.
"baiklah tuan" jawab mark.

setelah meminta mark memberikan kunci mobilnya, Jimin melangkahkan kakinya pergi kearah kamarnya. Rose terdiam tidak percaya, Mark begitu saja menyerahkan kunci mobilnya.
Didalam lubuk hatinya ia merasa sedikit bersalah, namun demi Gadis yang ia pakai tubuhnya, Krystal harus menepis rasa bersalah itu, ia bergegas pergi setelah menerima kunci mobil dari Mark, tujuan utamanya saat ini adalah tempat kursus melukis.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sister's Replacement [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang