"Dua minggu telah berlalu sejak insiden penculikan itu terjadi"
Rose mengemaskan barang-barangnya yang ada dirumah sakit, hari ini adalah hari dimana ia sudah diizinkan untuk pulang. Jimin yang selaku suaminya datang pagi-pagi untuk menjemput istrinya itu.
"Apa Sudah selesai mengemaskan barang-barangmu?" Tanya Jimin yang baru saja tiba diruangan istrinya.Rose hanya mengangguk menandakan iya.
"Baguslah, sebelum pulang kerumah kita akan menjenguk Jaehyun terlebih dahulu, boleh kan?"
"Jaehyun? Dia adalah pengawal sekaligus supir gadis ini sebelumnya, ingatan yang ada dibenak gadis ini bahwa Jaehyun terluka sangat parah saat kecelakaan hari itu''
"Baiklah" Jawab Rose singkat.
Mereka berdua berjalan menuju keruangan dimana tempat Jaehyun dirawat, Jaehyun dan Rose berada dirumah sakit yang sama, hanya saja ruangannya yang berbeda.
Jimin membuka pintu ruangan tempat dimana Jaehyun dirawat dengan perlahan-lahan. Pintu perlahan terbuka lebar dengan menampilkan sesosok Jaehyun yang tengah berbaring dengan pandangan mata fokus kearah luar jendela ruangannya.
"Ah, makanan yang aku bawakan untuk Jaehyun ketinggalan dimobil, aku turun untuk mengambilkannya, kau masuk dan temani jaehyun terlebih dahulu, sepertinya dia terlihat muram sejak dia terbangun dari komanya beberapa hari ini" Ujar Jimin dengan tergesa-gesa setelah mengingat ia lupa membawa makanan yang ia beli.
Rose hanya mengangguk menandakan iya, kemudian Rose berjalan memasuki ruangan rawat Jaehyun dengan perlahan-lahan. Rose tidak sengaja menutup pintu dengan dorongan yang terlalu kuat, sehingga membuat Jaehyun tersadar dari lamunannya, dengan cepat ia menoleh kearah pintu dimana itu adalah asal sumber suara yang ia dengar.
"Maaf, aku tidak sengaja" Ujar Rose.
"Nona?" Ujar Jaehyun dengan raut wajah terkejutnya.
Rose berjalan menghampiri Jaehyun, dan berdiri disamping ranjangnya. Melihat itu Jaehyun yang sedang terbaring, dengan cepat bangkit dengan posisi duduk dan kemudian memeluk Rose.
Rose terkejut, ia yang tengah dipeluk merasa penuh keheranan, ia tidak tahu mengapa Jaehyun tiba-tiba saja memeluknya.
"Oi, kau tidak apa-apa?" Tanya Rose dengan penuh keheranan."Aku mengkhawatirkanmu, maafkan aku kemarin terlalu cuai dan tidak bisa melindungimu, aku benar-benar terkejut setelah mendengar bahwa nona harus dioperasi dengan 3 peluru yang bersarang diperut nona, aku benar-benar bodoh, aku memang tidak layak menjadi pengawal pribadi nona" Ujar Jaehyun dengan raut wajah bersalahnya.
Rose kemudian melepaskan pelukan Jaehyun dengan perlahan-lahan "kau tidak perlu mengkhawatirkanku, lihatlah aku sudah baik-baik saja, aku juga ingin berterima kasih, berkat dirimu aku tidak terluka sedikitpun saat kecelakaan mobil hari itu"
"Syukurlah kalau begitu" Ujar Jaehyun dengan senyuman manisnya setelah Rose meyakinkan dirinya baik-baik saja.
"Sepertinya pria ini telah jatuh cinta pada gadis ini, aku tidak tau bagaimana raut wajahnya setelah mengetahui gadis yang ia cintai itu telah mati" Ujar Rose dalam hatinya.
Ceklek (pintu terbuka)
"Tuan? Tuan ternyata juga datang kemari?" Ujar Jaehyun dengan raut wajah yang terlihat lebih bahagia dari sebelumnya.
"Iya, aku kemari menjemput Rose, tapi tadi makanan yang aku bawakan untukmu ketinggalan dimobil jadi aku turun lagi untuk mengambilnya" Jawab Jimin sambil meletakkan makanan yang ia bawa ke meja.
"Jadi merepotkan tuan"
"Eh ada apa nih? Jaehyun yang sebelumnya muram dan terlihat menyedihkan, sekarang terlihat berseri dan bahagia? Apa gara-gara aku membawakanmu makanan?" Ledek Jimin pada Jaehyun.
"Ah benar, aku tidak menyangka tuan akan membawakan aku makanan, tapi ada satu hal lagi yang membuatku bahagia yaitu..........kata dokter lusa aku sudah bisa pulang kerumah." Jawab Jaehyun.
"Baguslah kalau begitu."
"Ayo Rose kita pulang, aku tidak bisa berlama-lama, jam 7 nanti aku ada rapat sama klien penting" Ajak Jimin pada Rose yang hanya berdiam diri dari tadi sejak kedatangan Jimin.Seperti biasa Rose hanya mengangguk-angguk menanggapi suaminya itu.
"Jaehyun, kami pamit duluan, jangan lupa dimakan makanannya!! Karena koma beberapa hari kau terlihat semakin kurus." Ujar Jimin dengan mata yang mengintimidasi.
"Terima kasih tuan, maaf karena telah merepotkanmu, nanti akan saya makan semua makanan yang tuan bawa, dan satu lagi hati-hatilah dijalan"
"Nah bagus, ayo Rose" Ajak Jimin.
Ceklek ( suara pintu yang tertutup )
Suasana ruangan Jaehyun kembali menjadi hening, jaehyun kembali membaringkan tubuhnya ke ranjangnya, ia tersenyum lebar karena merasa lega setelah melihat Rose baik-baik saja.
"Ternyata akulah yang terlalu mengkhawatirkannya."~~
Jimin mengantarkan Rose ke apartemen tempat dimana ia tinggal sebelumnya.
Jimin tidak turun dari mobilnya, ia hanya mengantarkan Rose kemudian bergegas untuk menuju kekantornya.Gadis yang berada dalam tubuh Rose merasa takjub dengan apartemen pribadi milik Jimin yang bisa ia lihat secara langsung, sebelumnya ia hanya melihat bayangan apartemen Jimin melalui ingatan Rose saja.
"Luar biasa, ini adalah impianku sejak dulu mempunyai apartemen pribadi sebesar ini, aku tidak menyangka bisa merasakannya meski bukan dengan tubuh asliku"Rose berjalan masuk dengan perlahan-lahan kedalam apartemen Jimin, saat pintu terbuka ia dikejutkan dengan sesosok gadis yang berdiri dibalik pintu dengan tatapan sinis seolah-olah tidak suka dengan kehadiran Rose. Rose tidak mempedulikannya, ia berjalan masuk dengan santainya, seolah-olah tidak ada orang yang berdiri dihadapannya.
"Sepertinya ada hewan liar yang siap memangsa makanannya.." Bisik Rose saat berjalan melewati kakaknya, yaitu Seulgi.
Seulgi dengan cepat menahan tangan Rose sebelum Rose berjalan jauh dari hadapannya "apa maksudmu adik kecil ku yang manis?" Ujar Seulgi dengan merubah ekspresi wajahnya dengan pura-pura tersenyum.
"Apa kau merasa? kakakku yang cerdik dan licik?" Rose menatap tajam kedalam mata kakaknya itu.
Seulgi yang merasa terintimidasi dengan cepat melepaskan tangan Rose "ada apa dengan tatapanmu itu?" Ujar Seulgi.
"Apa kau takut dengan tatapanku? Itu hanya tatapanku loh, bagaimana setelah aku membongkar kejahatanmu? aku yakin kakak akan semakin ketakutan.." Ujar Rose dengan Smirk khasnya.
"Sialan, apa maksudmu? Pulang-pulang langsung mengancamku, sebaiknya kau tidak usah pulang, lagian nyonya park yang asli itu seharusnya aku!!" Ujar Seulgi yang semakin terbawa emosi.
"Maafkan aku, padahal aku bukan berniat untuk mengancam kakak, aku hanya memerankan ulang salah satu dialog kesukaanku di drakor" Ujar Rose dengan raut wajah pura-pura sedihnya.
"Gadis sialan" Umpat Seulgi dalam hatinya.
"Ah, aku kangen dengan tempat tidur empukku, bye-bye kakakku, aku kekamarku duluan" Rose berjalan meninggalkan seulgi yang tengah diam membeku.
"Gadis sialan itu sudah berani mengancamku, apa ia tahu sesuatu, apa jurnalis gila itu ada mengatakan sesuatu padanya, sial mengapa dia tidak mati saja waktu itu, Tuhan ternyata benar-benar berpihak padamu gadis sialan"
Ujar Seulgi didalam hatinya setelah ia merasa mulai terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister's Replacement [ON GOING]
Fiksi PenggemarRose gadis cantik nan lugu terpaksa menjadi pengganti pernikahan kakaknya pada pria yang tidak ia kenali. Tepat dihari pernikahan, kakaknya pergi melarikan diri dengan pria lain keluar negeri. Park Jimin yang merasa dimalukan didepan keluarga besar...