21

47 9 0
                                    

Rose terbaring termenung menatap langit-langit kamarnya, jujur ia merasa bosan apalagi ia kehilangan ponselnya.
"Ckk, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak punya uang untuk membeli ponsel baru, tidak mungkin aku memakai uang gadis ini" Gumam Rose lirih.

Tiba-tiba saja ia bangkit dari tempat tidurnya dan tertawa puas, sepertinya Rose baru saja memiliki sebuah ide cemerlang.
"Baiklah, aku akan meminjam laptop punya pria itu, mungkin dengan itu aku bisa menemukan petunjuk." Rose bergegas keluar dari kamarnya menuju kekamar jimin, ia mengetuk pintu jimin berkali-kali tanpa sedikit ragupun.

Ceklek..
Pintu terbuka.. Menampakkan sosok suaminya yang sederhana hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana training hitam. namun, kesederhanaan tersebut tidak bisa menutupi ketampanan suaminya. Rose sempat terpana sedetik namun dengan cepat ia menyadarkan dirinya kembali.
"Tumben, ada apa kau mencariku malam-malam begini, apa kau menginginkan sesuatu? Sesuatu seperti yang dilakukan oleh sepasang suami istri pada umumnya?" Ujar Jimin sambil terkekeh.

"Dasar mesum, aku kemari ingin meminjam laptop mu? Apa kau mengizinkannya sayangku?" Goda Rose namun tetap dengan tatapan sinisnya.
"Laptopku? Pakai saja, ada dimeja sana" Ujar Jimin sambil menunjuk kearah dimana ia meletakkan laptopnya.

"Benarkah, terima kasih" Rose berjalan kearah meja dimana laptop itu berada, dan hendak membawanya menuju ke kamarnya, namun dengan cepat jimin mengunci pintu kamarnya.

"Wey, Apa yang kau lakukan?" Tanya Rose penuh keheranan dengan laptop yang masih ada di tangannya.
"Siapa yang bilang kau boleh membawa laptop itu kekamarmu? Duduk saja dikursi itu dan selesaikan segala urusanmu baru aku akan membuka pintunya!!" Jimin masih berdiri didepan pintu sambil memamerkan kunci pintu yang ada ditangannya.

"Tapikan.. Kau jangan takut aku tidak akan melakukan apapun yang merugikanmu, aku hanya ingin.... " Belum selesai Rose berbicara Jimin menghampiri dan mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Rose dengan perlahan-lahan "Patuhlah, kalau tidak kau lihat saja apa yang akan kulakukan pada dirimu saat kita berduaan sekarang" Bisik Jimin tepat dihadapan Rose.
Rose yang merasa sedikit ketakutan, ia dengan cepat berpaling dan duduk disebuah kursi yang disertai meja lengkap dengan berhiaskan sebuah lampu yang berbentuk bola diatasnya. Jimin tersenyum lebar saat melihat tingkah Rose yang sedikit ketakutan.

Jimin fokus rebahan dengan memainkan ponselnya ditempat tidurnya sedangkan Rose yang sibuk mencari informasi tentang kematian dirinya.
"Ternyata mereka belum menemukan jasad ku yang masih tenggelam dilautan dalam, tetapi mau aku sudah mati atau belum, aku akan tetap menjadi diriku, si yatim piatu krystal jung tetaplah si yatim piatu krystal jung, aku tidak ingin menjadi orang lain dan aku juga tidak menginginkan oranglain menjadi diriku. Tapi sementara ini aku akan menggunakan tubuh gadis lemah ini, aku akan membantunya membalas derita yang tidak pernah ia balaskan selama ini, ketika semua ini sudah selesai, aku akan kembali menjadi diriku yaitu Krystal, satu-satunya mata-mata wanita dari anggota kepolisian" Ujar Rose  didalam hatinya, ia mulai merasa lelah dan mengantuk, tidak lupa ia menghapus semua riwayat pencarian dan historis dari web-web yang ia buka.
"Hoamm, aku ngantuk sekali, ternyata sudah jam 23.47" Rose juga diam-diam melirik kearah Jimin "tadi seingatku dia masih memainkan ponselnya, cepat sekali dia sudah terlelap."

Rose berjalan menghampiri tempat tidur Jimin, ia mengambil selimut dan menyelimuti suaminya itu, tidak lupa juga ia mengambil kunci pintu yang tergeletak disebelah tempat tidurnya.

Saat hendak berjalan pergi, Rose dikejutkan dengan Jimin yang tiba-tiba saja menahan tangannya.
"Ternyata kau peduli juga terhadap diriku" Ujar Jimin sambil tersenyum kecil diraut wajahnya.
"Peduli? kau jangan terlalu percaya diri, aku hanya ingin membalas kebaikanmu, makasih sudah meminjamkan laptopmu  sekarang lepaskan tanganku, aku sudah mengantuk" Rose mencoba melepaskan tangannya namun hasilnya nihil, Jimin malah menarik Rose dengan sekuat tenaga, sehingga Rose terjatuh tepat dipelukan Jimin.
"Hey, apa yang kau lakukan? lepaskan aku Jimin, aku mau kembali ke dalam kamarku!"
Bukannya melepaskan Rose, Jimin malah merubah posisinya dengan saat ini Jimin berada di atas Rose. Jimin memeluk dengan erat istrinya itu. Tiba-tiba saja Rose merasakan ada cairan yang mengalir tepat dibagian lehernya.
"Apa dia menangis?" Rose bertanya-tanya didalam hatinya.
"Maafkan aku, aku memang tidak berguna, aku memang bukan suami yang baik untukmu, aku mungkin sudah banyak membuatmu menderita" Ujar Jimin lirih dengan posisi tenggelam dibagian leher Rose.
Rose yang merasa tidak tega ia mengulurkan tangannya untuk memeluk Jimin. Dan berusaha menenangkan suaminya itu yang tiba-tiba berubah begitu emosional.





~


Paginya, Rose terbangun setelah merasakan ada cahaya silau yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. Ia menggosok matanya yang masih mengantuk itu berkali-kali.
"Eh ini bukan dikamarku kan? Ah...aku hampir melupakan kejadian semalam, aku benar-benar tertidur dipelukannya, apa pria itu sudah pergi bekerja sekarang?"
Saat Rose terbangun, ia sudah tidak menemukan keberadaan suaminya, ia hanya mencium bau parfum pria yang semerbak didalam kamarnya.
Rose berjalan keluar dari kamar Jimin dan hendak pindah kedalam kamarnya  bersiap-siap untuk pergi kekampus, namun ia malah berpapasan dengan Seulgi, yaitu kakaknya.
"Apa yang kau lakukan didalam kamar jimin? Apa kau sudah meminta izin padanya? Atau kau ingin mengambil sesuatu ?" Tanya Seulgi bertubi-tubi dengan tatapan sinisnya.
"Aku? Apa yang aku lakukan? Menurutmu apa yang dilakukan sepasang suami istri jika berduaan didalam kamar semalaman?" Ujar Rose berniat hendak mengompori kakaknya, walaupun tadi malam ia dan Jimin tidak melakukan apapun yang kelewat batas.
"Sialan, kau kira dirimu siapa, kau tidak pantas tidur disamping Jimin!! " Ujar Seulgi yang mulai merasa emosi karena pancingan dari Rose.
"Kalau aku tidak pantas, apakah kau merasa dirimu sudah pantas! Kau bahkan bukan siapa-siapanya!" Seulgi terdiam mendengar ucapan adiknya, setelah mengucapkan kata-kata yang menusuk itu, Rose berjalan pergi meninggalkan kakaknya sendirian yang masih terdiam.

"Kurang ajar sekali, dasar wanita bodoh, kau lihat saja aku akan membuat dirimu tersiksa seperti dulu lagi, meski tanpa bantuan jurnalis bodoh itu aku juga bisa menghancurkan hidupmu sekali lagi dengan tanganku sendiri" Ujar Seulgi didalam hatinya diiringi dengan jari-jari tangannya yang terkepal kuat.

Rose kembali kedalam kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi kekampus.
"Huft, gaya berpakaian gadis ini benar-benar berbeda dengan gayaku, dia terlalu feminim, lebih baik aku berpakaian sesuai dengan gayaku sendiri"

Gaya Rose berpakaian sebelumnya

Gaya berpakaian Rose setelah Krystal yang berada ditubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gaya berpakaian Rose setelah Krystal yang berada ditubuhnya

Setelah bersiap-siap Rose sudah ditunggu oleh Mark didepan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah bersiap-siap Rose sudah ditunggu oleh Mark didepan pintu.
"Nona, sementara ini saya yang akan menggantikan posisi Jaehyun, untuk mengantar dan menjemput nona atas pinta tuan muda" Ujar Mark dengan raut wajah sedikit terkejut melihat penampilan Rose yang sangat berbeda dengan sebelumnya.

"Baiklah, ayo berangkat" Rose berjalan mendahului mark menuju kearah tempat parkiran mobil. Mark dibuat terkejut sekali lagi oleh Rose, karena Rose yang memilih untuk duduk didepan tepat disamping Mark.
"Nona maaf, mengapa nona memilih untuk duduk disamping saya? Biasanya nona duduk dibagian belakang"

"Ah sial, bisa-bisanya aku lupa, seharusnya aku duduk dibelakang, ingat Krystal posisimu saat ini sebagai nyonya besar, kau harus terbiasa"  Ujar Rose didalam hatinya.

"Ah, aku hanya ingin duduk didepan, aku trauma dengan kecelakaan kemarin, karena saat itu posisiku dibagian belakang" Jawab Rose dengan raut wajah pura-pura sedihnya.

"Baiklah nona kalau begitu" Ujar Mark tanpa curiga sedikitpun dengan jawaban Rose.


My Sister's Replacement [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang