Part 9

501 11 3
                                    

Aina sedang meliak liukan badannya karena pekerjaannya sebagai penari striptis. Ia masih memerlukan uang untuk biaya ibunya operasi, hanya dari kerjaan ini lah ia bisa mendapatkan uang. Sebenarnya Aina sudah sangat muak dengan pekerjaan ini, namun mau gimana lagi, dia juga masih kuliah jadi belum bisa bekerja dikantoran. Sedang  menari dengan ekor matanya ia bisa melihat Alvaro memasuki club diikuti bodyguard nya. Seketika ide muncul, "aku harus menemui Alvaro."

"Daniel, tadi aku melihat ada tuan Alvaro. Eemmm boleh aku menemuinya?"
"Untuk apa Shofia? Ingat, kau sudah membuat kekacauan."
"Sekali ini saja, aku akan memperbaiki semua, aku mohon Daniel."
"Ok, tapi harus ku tanyakan dulu apakan tuan Alvaro mau bertemu dengan mu."

************************

Dengan badan gemetar namun dengan tekat yang kuat Aina berjalan ke ruang VVIP tempat dimana Alvaro berada. Daniel mengatakan kalau Alvaro mau bertemu dengan Aina. Aina harus yakin kalau ia mampu memperbaiki semua, demi ibunya demi persahabatannya dengan Tania.
Aina memasuki ruangan itu, benar-benar luas dan mewah, bahkan Aina belum pernah masuk kedalam. Karena memang Aina tidak menjual dirinya, maka dari itu dia tidak pernah masuk ke ruangan sepeti ini. Aina bisa melihat Alvaro sedang asik bercumbu dengan wanita sexy yang pastinya ia bayar.
"Ada apa Shofia?" Suara dingin Alvaro terdengar menyeramkan, tanpa ia harus repot-repot menyingkirkan perempuan yang ada dipangkuannya.

"Sa.... Saya mau melakukan penawaran tuan."
Perkataan Aina sontak menarik perhatiannya, dia penasaran apa yg akan ditawarkan wanita mungil ini. Ia mengibaskan tangan ke wanita sexy itu, dan menyuruh beberapa bodyguard yg ada didalam juga keluar.
"Penawaran? Coba apa yang ingin kamu tawarkan." 
"Saya akan menyerahkan tubuh saya ke tuan Alvaro, membutuhkan uang tuan. Semoga tawaran anda yang kemarin masih berlaku."

Alvaro lalu tertawa mendengar perkataan Aina, "Shofia sayang, apa kau kurang paham? Tawaran itu tidak berlaku, pada kenyataannya Tania sudah meggantikan posisimu malam itu." Jawab Alvaro penuh keyakinan tajam dan kejam.
"Saya minta maaf untuk itu, dan tolong jangan libatkan Tania tuan. Saya mohon saya membutuhkan biaya untuk ibu saya. Saya akan menyerahkan tubuh saya....." dengan gerakan tangan gemetar Aina membuhka seluruh pakaiannya di hadapan Alvaro, sungguh tidak ada jalan lain.

Alvaro menegakkan duduknya, ia melihat tubuh Aina intens yang menggiurkan. Namun entah mengapa yang ada dipikirannya hanyalah Tania. Alvaro bangun dari duduknya berjalan perlahan ke arah Aina. Aina yang ketakutan menundukan kepalanya.
Alvaro berjalan mendekati Aina, mengitari tubuhnya hingga ia berdiri tepat di belakang tubuh telanjang Aina. Tangannya terulur menyibak rambut Aina dan mengecup lehernya sehalus bulu. Tangannya terulur kedepan tubuh Aina, tanpa di duga Alvaro meremas payudara Aina.
"Sssttt aaah...." Erangan lolos dari mulut Aina
Alvaro tersenyum licik, ia tau kalau Aina belumpernah memberikan tubuhnya kesiapapun, ia memang penari striptis tapi ia tidak pernah menyerahkan tubuhnya.
"Aku tidak tertarik......" lalu Alvaro melepas tangannya dan berjalan menjauhi Aina, dan kembali duduk di sofa dan menyesap minumannya.
Aina terbelalak, ia merasa malu dan geram dengan tinggah Alvaro.
"Kenapa tuan? Saya mohon tuan." Aina benar-benar sudah merendahkan dirinya.
"Aku punya penawaran lain yang lebih menarik." Alvaro tersenyum licik. Aina sudah merasa ada yang tidak beres.
"Permainannya sama, kamu harus merebut Kevin dari Tania. Kali ini bukan hanya untuk keselamatan Tania, tapi kamu akan mendapatkan uang yang kau perlukan."

**********************

"Aina bagaimana kondisimu?" Tanya Tania pada Aina yang baru memasuki kelas. Hari ini mereka tidak kekantor karena ada kuliah.
"Aku sudah baikan. Terimakasih Tania, kamu mengizinkan Kevin mengantarku."
"Ayolah Aina, kamu kaya sama siapa aja."
Enatah mengapa Aina malah merasa sedih melihat Tania tertawa, ia paham betul apa yang ada di dalam pikiran Tania, ini semua karena Alvaro. Menghancurkan Tania? Bahkan Aina tidak bisa membayangkannya.

***********

Tania sedang berjalan sendiri malam-malam, ia baru saja dari minimarket dekat rumahnya. Ia menghentikan langkahnya lalu melihat ke belakang, ia merasa ada yang mengikutinya. Dengan tergesa ia berlari karena ia sudah ketakutan, tiba-tiba ada yang menepuk punggungnya dan tiba-tiba semua menjadi gelap bagi Tania.

************

Tania menggeliat dalam tidurnya, ia merasa ada yang sedang meraba dan mengecup tubuhnya. Susah payah Tania membuka matanya, ia melihat kesekeliling, tempat asing yang redup, hanya diterangi lampu sudut kamar. Ia melihat tangannya yang dicekal oleh tangan kekar, saat itu ia sadar kalu ia tidak sendiri. Tania baru menyadari bahwa ia bersama Alvaro.

"Apa yang kau lakukan Alvaro." Ronta Tania, bahkan ia baru sadar kalu Tania sudah tidak memakai apa-apa, begitu juga Alvaro.
"Aku sangat merindukanmu sweatheart , apa kau tidak merindukanku?" Ucapan Alvaro dibuat selucu mungkin ingin menggoda Tania, ia masih sibuk mencumbu payudara Tania yang terpampang jelas, membuat Tania tanpa sadar melengkungkan badannya keatas. Sesekali Alvaro meremas dada Tania memberikan rangsangan-rangsangan. Tak jarang ia mencium bibir mungil Tania, Tania kewalahan menghadapi sikap Alvaro yang seperti ini

Memang sudah dua minggu ini Alvaro tidak terlihat dikantor karena ia sedang keluar kota urusan bisnis.
"Lepas Alvaro aku mohon, jangan seperti ini. Aku kekasih adikmu Kevin."

Alvaro membuka lebar paha Tania, menempatkan wajahnya ke inti Tania. Tania membelalakan wajahnya ketika Alvaro sedang asik bermain dipusat gairah Tania. Dengan masih bermain dibawah sana, ia masih meremas dada Tania, berulangkali ia mendorong Alvaro namun hasilnya nihil.

"Alvaro stop, apa kalu tuli." Mati-matian Tania menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya, demi merasakan kenikmatan yang Alvaro berikan.
"Jangan ditahan sayang, aku tau kau menikmatinya kan." Senyum mengejek terlihat diwajah tampan Alvaro.
Tania mencoba mendorong Alvaro, namun nihil. Alvaro lalu merangkak naik dan menggesekan bukti gairahnya yang sudah mencuat kepada Tania. Tania menggeleng-gelengkan kepala sambil mencoba mendorong Alvaro.
Namun apa yang terjadi, Alvaro justru menghujamkan kepemilikannya atas Tania, membuah Tania menjerit dan menangis.

"Sssttt tenang sweatheart kamu hanya perlu menikmatinya saja." Suara Alvaro ditengah kenikmatannya dengan Tania. Alvaro mencium bibir Tania, agar menghilangkan rasa sakit Tania. Desahan mereka berdua tidak dapat dielakan, dengan sengaja Alvaro menyemburkan benihnya ke rahim Tania, namun Tania tidak menyadarinya.

Alvaro dan Tania terkulai lemas karena aktivitas mereka berdua. Tania tampak sesekali menangis, entah ia malu dan bingung mau seperti apa. Sedangkan Alvaro merasa entah mengapa sangat senang setiap berdekatan dengan Tania. Dangan lembuh ia membawa Tania yang sudah lelap kedalam pelukannya, entah mengapa ia tidak ingin melepaskannya.

ImmortalityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang