Immortality

21.2K 272 16
                                    

WARNING : Bacaan ini hanya untuk usia 20 tahun ke atas. Bila umur masih di bawah 20 tahun, disarankan untuk tidak membacanya. Kalau yang belum cukup umur membaca tulisan ini, author tidak bertanggung jawab. 

######################################################################

Seorang pria tampan nampak gusar disebuah ruangan kamar. Ia sudah melemparkan jasnya kesembarang tempat. Ia terus saja berjalan mondar-mandir, ia terus saja menggosok-gosok dagunya yang kini sudah ditumbuhi oleh rambut-rambut halus. Dengan tidak sabaran ia mengeluarkan telfon genggamnya.

"Daniel, bagaimana? kenapa belum juga datang?" tanya pria itu dengan nada sangat dingin yang bisa membuat siapa saja yang mendengarnya akan bergidik ngeri.

"Maafkan saya tuan, i-ia akan segera datang. Ia masih dijalan ter____"

Belum sampai Daniel berhasil menyelesaikan ucapannya pria misterius itu sudah memutuskan sambungan telfonnya. Pria itu memang selalu menghubungi Daniel apa bila ingin memuaskan hasrat laki-lakinya. Ia sudah sangat percaya dengan semua yang diberikan Daniel, karena mereka memang sudah bekerja sama cukup lama. Pria itu kembali meneguk wine nya untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Semua permasalahan kantor dan keluarga berkecamuk di kepala pria tampan itu. Ia melongkarkan dasinya dan menggulung kemeja pada bagian lengannya, dan ia memutuskan untuk keluar terlebih dahulu. Siapa tau ketika ia kembali nanti seseorang yang ditunggunya sudah datang.

*************************

Seorang gadis manis turun dari taxi dan memegang secarik kertas. ia nampak memperhatikan bangunan tinggi di depannya dan melihat disekeliling. Walaupun ia tinggal di negara tersebut namun ia belum pernah sekalipun berada apalagi harus masuk kedalam hotel yang sangat bagus dan besar itu.

Dengan ragu wanita itu masuk kedalam lobby hotel. Ketika masuk gadis itu merasa sangat-sangat salah kostum. Ia hanya menggunakan t-shirt berwarna biru cerah dengan menggunakan jacket jeans longgar dan dipadu dengan celana jeans panjang berwarna hitam dan menggunakan sneakers berwarna biru dongker. ia menggunakan tas ransel untuk membawa beberapa barangnya, ia juga membawa dua buah buku pada lengan kirinya, sementara lengan kanannya masih memegang secarik kertas. Rambut hitamnya ia kuncir kuda. Ia tidak menggunakan makeup apapun untuk wajah cantikna, ia hanya menggunakan kaca mata berfrem hitam dan berkaca putih yang membuat wajahnya terlihat semakin cantik.

Dengan tiba-tiba handphonenya berdering menunjukan sebuah pesan yang membuat sang gadis tersenyum lalu membalas pesan tersebut lalu melanjutkan langkahnya. Dikertas itu tercatat alamat hotel dan kamar berapa yang harus ia masuki. Ketika ia turun dari lift dan sudah berada di lorong yang ia maksud, sebuah telfon masuk.

"Ia, halo."

'kamu dimana? Kita udah nunggu nih.'

"Iya bawel ini aku udah mau sampai." ucap gadis itu sambil telus melihat-lihat nomor ditiap pintu kamar.

"ok, cepat ya. aku tunggu." ucap pria disebrang sana. Sang gadis hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu sibuk berkutat dengan kertasnya ketika ia dengan tidak sengaja menabrak sesuatu didepannya.

"Ah, maaf." ucap gadis itu ketika ia merasa akan terjatuh. Namun ia merasa sebuah tangan kokoh sudah merengkuh pinggangnya. Gadis itu mendongakan kepalanya dan langsung melihat sosok tampan didepannya.

"Ah, jadi ini yang dikirimkan Daniel." ucap pria tampan itu sambil menyeringai. Gadis itu hanya memiringkan kepalanya dengan bingung, belum habis rasa bingungnya dengan gerakan tiba-tiba ia sudah merasa kalau tubuhnya terseret kedalam sebuah kamar.

Gadis itu terus saja meronta-ronta dan berteriak. Setelah berada di dalam kamar itu sang pria langsung melepaskan pelukannya dan mendorong gadis itu hingga terjatuh di atas karpet halus.

Gadis itu membenarkan letak kaca matanya yang bergeser, "Si-siapa kamu?" ucapnya ketakutan sambil merangkak kebelakang karena pria itu terus saja berjalan kedepan sambil menatap dirinya dengan tatapan kelaparan. Gadis itu bisa melihat sesekali pria itu menjilat bibir bawahnya sendiri dan mulai membuka dasinya.

"Galak?? Biasanya aku tidak pernah dapat yang galak." ucap pria itu seraya menyeringai.

"Ma-maksudnya?" tanya gadis itu semakin ketakutan karena melihat pria itu sudah membuka satu persatu kancing kemejanya. Gadis itu melihat kesekeliling kamar yang luas, ia bisa melihat dua bukunya yang sudah tergeletak di lantai.

"Oh, ayolah. Kamu tidak perlu malu-malu begitu. Bukannya sudah sering, hem?" ucap pria itu yang kini hanya mengenakan celananya saja, memamerkan tubuh sixpacknya.

Gadis itu sontak berdiri dan siap menerjang pria didepannya itu. "Kamu salah orang okey, jadi sekarang saya mau pergi."

Seakan mengatahui pergerakan gadis itu, sang pria langsung menghadang jalan gadis itu lalu menggendong gadis itu di bahunya seperti menggendong sekarung beras lalu ia memukul bokong gadis itu sambil mencopot tas gadis itu dan langsung ia jatuhkan di lantai.

"Aww, jauhkan tangan sialanmu itu brengsek!!" sudah habis kesabaran gadis itu, namun belum sempai ia marah-marah ia merasakan tubuhnya sudah terbanting kesebuah kasur yang besar dan esangat empuk. Gadis itu terus meronta, memukul, dan menendang-nendang pria itu.

"Lepaskan aku brengsek, kau salah orang!! Aku bukan pelacur!!!" ucap gadis itu yang kini mulai terisak.

"Oh ya? Sekarang aku tidak peduli apakah kau pelacur yang sedang aku tunggu atau bukan, yang jelas kau sudah membangkitkan gairahku." pria itu langsung membuka kacamata sang gadis dan membuangnya begitu saja.

Detik berikutnya sesuatu yang kenyal dan dingin sudah menempel pada bibir lembut dan hangat milik gadis itu. Mata gadis itu terbelalak kaget dengan kenyataan yang sedang terjadi saai itu. Gadis itu mencoba menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciuman pria yang kini sudah berada di atasnya. Namun sang pria sudah mencengkram dagu gadis itu sehingga membuat gadis itu tidak dapat mengelak dari ciuman yang menuntut milik pria itu.

Dengan kelaparan pria itu mencium bibir gadis itu. Lalu ia memasukan lidahnya dan menjelajah di dalam mulut gadis itu. Dengan kurang ajar tangan pria itu sudah menangkup payudara gadis itu dan meremasnya, membuat sang gadis secara tidak sadar mendesah dan membuat sang pria menjadi semakin berani. Belum lagi tangan gadis itu yang bermaksud mendorong tubuh pria itu, malah kini berada di dada bidang sang pria.

Dengan tidak sabar sang pria merobek t-shirt gadis itu dan memperlihatkan tubuh indah sang gadis.

"Kau sangat cantik." ucap pria itu menyeringai.

"Lepaskan aku brengsek!!" ucap gadis itu histeris mencoba mendorong pria diatasnya yang kini sedang sibuk dengan kedua gundukan yang ia temukan dibawahnya. Pria itu sedang sibuk mempermainkan kedua payudara gadis itu sedangkan kedua tangan gadis itu dicekal diatas kelapanya.

"Lepaskan aku dasar pria bre__ngsek__aahhh__" ucap gadis itu terputus-putus karena ulah pria itu yang sangat berpengalaman.

"Tidak semudah itu baby ini baru saja kita mulai." bisik pria itu yang kemudian langsung melumat kembali bibir sang gadis.

#######################################################################

Hehehehe, setengah dulu ya teman-teman :)

Ini loh yang aku bilang mau ngeluarin yang baru, yaa itu cerita baru :) 

Semoga suka dan tunggu kelanjutannya ya :)

Jangan lupa comment dan vote :)

ImmortalityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang