Part 7

6.4K 148 40
                                    

Sudah satu minggu Aina tidak menampakan dirinya di kampus. Ia masih belum sanggup bila berhadapan dengan Tania. Ia, masih merasa sangat bersalah. Aina selalu mengurung dirinya dikamar, berkali-kali ia menyalahkan dirinya sendiri. Namun ia sadar, itu tidak akan mengembalikan semua yang sudah terjadi. Tekatnya sekarang ia harus melindungi Tania dari Alvaro

***************

"Aina, aku merindukanmu." rajuk Tania ketika melihat Tania di kampus setelah sekian lama tidak bertemu.

Aina terkekeh lalu memeluk Tania, tiba-tiba sekelebat kejadian itu muncul dimana Alvaro membeberkan semua kejadiaan, membuat Aina menjadi murung sedih.

"Aku juga merindukanmu. Hey! Baru beberapa hari tidak bertemu kau sudah menggendut Tania." ledek Aina mencoba mengalihkan rasa sedihnya sendiri.

Tania cemberut, "Dan kau terlihat lebih kurus."

"Well, aku sedang program diet."

"Oh, oia Aina untuk tugas praktek kamu sudah menentukan mau di perusahaan mana?"

"Entahlah Tania, aku masih belum memikirkannya."

"Bagaimana kalu di perusahaan keluargaku saja?" celetuk Kevin yang tiba-tiba datang dan memeluk Tania dari belakang.

Tubuh Tania dan Aina tiba-tiba menegang ketika mendengar perusahaan Keluarga Kevin. Bagaimana tidak, diperusahaan itu ada orang yang mereka berdua hindari.

"Emm, sepertinya aku tidak bisa Kev, aku akan mencoba di perusahaan lain saja . Aku sudah mendapatkan tawaran dari beberapa perusahaan." tolak Aina

"Oh, ayolak Aina. Memangnya ada yang salah dengan perusahaan keluarga Keith? Tenang saja kau tidak akan disiksa disana." rayu Kevin sambil terkekeh.

Baru Tania ingin buka suara untuk menolak, Kevin sudah mencegahnya, "Dan untuk kau nona Tania tidak ada penolakan, kau harus mau. Kau tahu, kalau kamu ada disana kita lebih sering bisa bertemu, hampir setiap hari aku ada dikantor."

Tania menutup kembali mulutnya sambil mencebik. Bagaiamana ini? Tania benar-benar tidak berani kalau hanya sendiri disna. Ia melirik kearah Aina yang sedang melamun.

Sebuah ide pun muncul.

"Baiklah aku mau, asalkan Aina juga ikut bersamaku."

Aina langsung mengangkat kepalanya dan melihat kearah Tania 'apa yang ada dipikiran Tania?' tanya Aina dalam dirinya 'apa ia tidak tahu ada bahanya yang mengancam dirinya dan Aina?' sambung Aina dalam pikirannya. 

Namun Aina kembali berfikir mungkin ini bisa menguntungkan, sebenarnya Aina juga masih bingung menentukan perusahaan. Bukan karena ia  sudah mendapatkan tawaran dari beberapa perusahaan, namun kebalikannya ia bahkan selalu ditolak oleh beberapa perusahaan, sedangkan waktu praktek yang ditentukan sudah mulai dekat.

Sedangkan Tania beranggapan bila ada Aina disampingnya, Alvaro tidak akan berani macam-macam, dan berani menggodannya.

"Jadi minggu depan kalian berdua sudah bisa memulai prakteknya." ucap Kevin dengan sumringah memecah lamunan Tania dan Aina.

***************

Sonia masuk keruangan Alvaro dengan membawa beberapa berkas. Sonia ingin mencoba menggoda Alvaro dengan pakaian super ketat dan memperlihatkan beberapa lekuk tubuhnya. Untuk memasuki ruangan Alvaro harus melalui dua lapisan pintu, pintu paling depan dijaga oleh dua bodyguard nya, pintu kedua tidak ada penjagaan namun dilengkapi CCTV, dan di dalam ruangan Alvaro sudah tentu kedap suara.

"Tuan Alvaro, ini beberapa berkas yang anda inginkan dan ini ada berkas data beberapa mahasiswa yang ingin praktek di peruhaan anda." ucap Sonia dengan nada yang dibuat se-sensual mungkin.

ImmortalityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang