7

14.3K 1.3K 39
                                    

Enam bulan sudah Abyan lewati, tidak ada yang berubah. Arsen masih dengan sikap kasarnya, dan Rose yang masih tinggal bersama nya.

Abyan tengah termenung dibalkon, entah kenapa akhir-akhir ini ia lebih menyukai angin malam.

Ia memakai baju hangat, tak mau kejadian waktu itu ter ulang lagi, dimana ia sakit karena masuk angin.

"Ini sudah malam Tuan, angin malam bisa membuat anda sakit."

Abyan melirik ke belakang, Vans tengah berdiri diambang pintu.

"Ya kau benar, aku akan masuk." ucap Abyan, lalu segera masuk ke dalam rumah.

Setiap malam ia harus mendengar desahan Rose dan geraman Arsen, membuatnya tak bisa tidur.

Abyan sudah sering menyuruh keduanya untuk menyewa hotel jika akan melakukan hal itu, namun entah kenapa bajingan itu tak mendengarkan nya.

Abyan tak akan menyerah begitu saja, ia seorang pria, tidak ada kata lemah dalam hidup nya. Mau Rose kekasih Arsen, atau apapun status nya, yang jelas Abyan lebih ber hak atas Arsen.

Abyan membaringkan tubuh nya, ia semakin sebal karena harus mendengar suara-suara laknat dari kamar sebelah.

Ia sudah bertahan selama seminggu, namun saat ini ia sudah geram.

Abyan bangkit kembali, lalu dengan langkah panjang ia pergi menuju kamar Arsen.

Brak

Brak

Brak

Abyan mengetuk pintu dengan kasar, ia mengeluarkan seluruh emosi nya.

"Pelankan desahan kalian, sialan!" teriak Abyan.

"Desahan kalian terdengar sampai ke kamar ku!" teriak nya lagi.

Tak ada sahutan dari dalam, namun setidak nya tak ada suara desahan kembali.

Abyan kembali lagi ke kamar nya, ia benar-benar dongkol dengan kelakuan Rose.

"Menjijikan." ucapnya.

Brak

Ia menutup pintu kamar dengan kasar.

Arsen dan Rose terpaksa menghentikan kegiatan mereka, Arsen tak mau jika Abyan melabrak nya lagi.

Rose merengut, ia tak suka dengan tolakan Arsen.

"Ayolah sayang, biarkan saja, dia hanya iri." Rose bergelayut manja, ia sudah tak memakai atasan, ia hanya memakai bra nya.

Arsen mengecup pipi Rose, "Dengar sayang, aku tak mau jika Abyan datang lagi dan mengganggu kita jika sedang melakukan itu." jelas Arsen terdengar frustasi.

Cup

Rose mencium bibir Arsen dengan tergesa, ia tak mau jika Arsen mulai memikirkan perasaan Abyan.

Ia mendorong tubuh Arsen agar bersandar pada kepala ranjang.

"Emhh..."

"Rose...stop.."

Arsen mendorong tubuh Rose, napasnya turun naik.

"Aku mohon sama kamu buat kali ini aja." ucap Arsen, ia bangkit dari tidur nya.

Rose semakin merengut, ia tiba-tiba saja terisak seperti orang tersakiti.

"Hey, kamu kenapa nangis?" ucap Arsen panik.

"Kamu berubah, kamu udah gak sayang sama aku lagi iyakan?" ucap Rose di sela isakan nya.

Arsen memejamkan matanya, Rose tidak mengerti keadaan nya saat ini.

"Rose.." lirih Arsen.

"Kamu udah gak..sayang aku..."

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang