23

14.5K 1.1K 12
                                    

Abyan membiarkan dua orang yang tengah saling memeluk, menyalurkan kekuatan karena tak akan bisa bersama.

Rose memegang koper, dan sesekali menerima elusan di perut nya.

"Baik-baiklah disana." Arsen mengelus perut Rose, rasanya tak rela jika ia harus berpisah dengan Rose.

Abyan tak ingin mengomentari, lagi pula, Arsen dan Rose tak akan 'bertemu' lagi. Jadi wajar jika Rose masih ingin melepas segala nya saat ini.

"Aku akan mendatangimu setiap minggu." bisik Arsen, Rose bersemu ia sangat senang dengan rencana Arsen.

Arsen dan segala rencana biadab nya, memang sangat menjijikan.

"Apa kalian belum puas?" Abyan berucap, ia melipat tangan nya di depan dada.

Rose menunduk ia menghampiri Abyan. "Mungkin aku kalah, tapi tolong perlakukan Arsen seperti aku memperlakukan dia dengan baik." lirih Rose, Abyan mengangkat sebelah alis nya.

"Aku sangat mencintai Arsen, jadi ku pikir kau memang pantas untuk Arsen." Rose memilin baju nya, akting yang cukup bagus.

"Tentu, aku akan memperlakukan dia dengan baik, bukti nya walaupun aku tahu di mempunyai selingkuhan, aku tidak memanggang nya." sahut Abyan.

Tegas dan tanpa keraguan selalu tersemat di setiap kata Abyan.

"Baiklah, aku pamit semoga kalian bahagia." lirih Rose.

Arsen dan Rose memang sangat sempurna dalam memerankan kebohongan, sampai keduanya dapat membohongi Abyan dengan raut so' menyedihkan.

Rose pergi dengan mobil yang sengaja Abyan berikan, ia cukup sadar bahwa orang seperti Rose membutuhkan kendaraan, Abyan juga memberikan uang untuk Rose.

Abyan sering kali menyebutnya bukan orang baik, lalu di sebut apa orang yang memberikan kendaraan dan juga uang untuk selingkuhan suami nya?

"Ayok masuk." ajak Arsen, ia menarik Abyan untuk masuk rumah dengan nya.

"Kau sekarang pasti senang, karena tidak akan ada yang menghalangi mu." cetus Arsen saat keduanya baru saja duduk di sofa.

"Aku belum senang." sahut Abyan, ia menyesap teh yang telah di sajikan Lalisa.

Arsen mengerutkan kening nya, ia berharap Abyan tidak mengetahui rencana nya.

"Karena percuma jika kau terpaksa mengusir dia." ucap Abyan.

Arsen diam untuk beberapa detik, ia meraih tangan Abyan membuat sang empu berjengit.

"Aku akan mencoba mencintai mu, emm..beri aku waktu." ucap Arsen.

Abyan hampir saja tersedak oleh air liur nya sendiri, perkataan dan raut wajah Arsen sangat mencurigakan.

"Aby."

Mata Abyan membelalak saat Arsen memanggil nya dengan nama itu.

"Aku akan memanggil mu Aby mulai saat ini, bukankah itu nama kecil mu." ucap Arsen.

"Ini terlalu mengejutkan dan terlalu cepat, jika kau melakukan ini hanya untuk bersatu dengan Rose lagi, ku mohon hentikan, karena akan sia-sia." jelas Abyan, ia mengendus aura mencurigakan dari Arsen.

"Bagaimana aku bisa membalas perasaan mu, jika kau sama sekali tak mempercayai ku." tutur Arsen.

Abyan menghembuskan napas nya, Arsen ada benar nya, namun entahlah untuk percaya pada Arsen rasanya sulit, apalagi mengingat begitu besar nya cinta Arsen pada Rose, jadi mustahil jika Arsen akan menerima nya secepat ini.

Apalagi Rose belum juga satu hari meninggalkan rumah nya, seakan ini semua memang direncanakan jauh-jauh hari oleh Arsen.

"Kau mencurigakan." celetuk Abyan, ia menarik tangan nya yang di genggam Arsen. "Aku akan mengurus pekerjaan ku, berhenti bertingkah menjijikan." lanjutnya.

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang