13

14.1K 1.2K 32
                                    

Abyan tetap duduk manis, ia masih  enggan kembali ke kantor nya.

"Apa kau tak ada kerjaan?" tanya Arsen yang mulai jengkel.

"Ada." sahut Abyan.

"Lalu kenapa kau masih diam disini." ucap Arsen, matanya masih fokus dengan dokumen ditangan nya.

"Ya karena urusan ku ada disini." ucap Abyan cuek.

Arsen menghembuskan napas nya, Abyan menjadi menjengkelkan pikir nya.

"Wah kau tak memajang foto pernikahan kita." ucap Abyan, ia melihat foto Rose di sudut meja Arsen.

Abyan mendengus, ia sungguh tak suka.

"Aku tak mau tahu, besok kau harus memajang foto pernikahan kita." ucap Abyan.

Arsen mendengus mendengar nya. "Kau ini kenapa? Kenapa jadi agresif?" tanya Arsen.

"Memang apa urusan mu, aku mau seperti apapun apa peduli mu." tutur Abyan.

Arsen bangkit dari duduk nya, kalau begini caranya ia tak akan bisa fokus pada kerjaan nya, ia menghampiri Abyan.

"Aku mau bertanya sesuatu padamu." ucap Arsen. "Selama tiga hari kemarin selama aku tak ke kantor, apa yang kau perbuat dengan perusahaan ku, dan apa-apaan penanaman saham itu." ucap Arsen seakan teringat dengan masalah perusahaan nya.

"Aku memang sengaja, lagian ayah mu selaku direktur utama tak masalah dengan itu." ujar Abyan cuek.

"Apa yang kau rencanakan?" tanya Arsen lagi.

"Hey, kenapa kau berpikir buruk terus padaku, bukankah pasangan memang saling membantu." kilah Abyan, ia menatap manik mata Arsen.

Abyan menarik dasi Arsen, ia memberanikan diri untuk mencium bibir Arsen. Kedua belah bibir itu saling menempel, Arsen diam tak bergeming lagi-lagi ia dibuat terkejut dengan perbuatan Abyan.

Abyan melumat bibir Arsen, ia terus mencari celah untuk mengajak lidah Arsen bermain.

Arsen yang sedari tadi hanya diam, kini membalas ciuman sepihak itu, ia melumat bibir bawah Abyan dengan kasar.

Keduanya saling mengimbangi, saling melumat satu sama lain.

Arsen meraih pinggang Abyan, agar ia lebih mudah memperdalam ciuman itu.

"Emhh.."

Lenguhan Abyan terdengar jelas di telinga Arsen, sang dominan mengelus pinggang sang submisive.

Abyan melingkarkan tangan nya ditengkuk Arsen, keduanya hanyut dalam ciuman penuh nafsu itu.

"Ahh..hentikan..."

Abyan mendorong tubuh Arsen, napas nya tersenggal, ia menghirup oksigen sebanyak-banyak nya.

"Kau mau melanjutkan nya lagi?" tanya Arsen wajah nya benar-benar seperti pria mesum.

"Kau hanya akan membunuh ku." sahut Abyan sinis.

"Kau yang memulai." Arsen tak mau kalah, ia menarik pinggang Abyan agar mendekat.

Keduanya saling menatap, Abyan seakan tenggelam dalam tatapan hitam itu.

Abyan menahan napas nya, ia sangat gugup. Saran Lucas membuatnya tertekan, ini bukan diri nya sekali.

Ciuman barusan, adalah ciuman pertama nya namun bukan ciuman pertama suami nya, mengingat itu Abyan merasa miris sendiri.

"Lepaskan aku." cicit Abyan, ia sudah tak tahan jantung nya tak terkontrol.

Arsen terkesiap, ia melepas rengkuhan nya.

"Aku akan pulang." ucap Abyan.

"Tunggulah sebentar, aku akan menyelasaikan satu laporan lagi, dan duduk lah disini, mari pulang bersama." tutur Arsen.

LUKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang