STRONG 3

139 13 0
                                    

Author's POV

Matahari pagi menyapa seorang pria yang tengah terlelap di kasur empuknya, dia Fergio Arthalla Putra.

Kringg Kringg Kringg

Gio terbangun setelah mendengar alaramnya yang berdering

"Yatuhan, lo bisa gak sih gak berisik!" bentak Gio ke jam wekernya

Sedangkan benda yang diajak bicara hanya mengeluarkan suara khasnya kringg kringg kringg

"Iya iya gue bangun. Bawel banget sih lo!" bentak Gio sambil mematikan jam wekernya

Dengan langkah gontai Gio bangkit dari tempat tidurnya.

======

"Ma, pa Gio berangkat dulu. Assalamu'alaikum" pamit Gio

"Gak sarapan?" tanya mama Gio

"Gak ma, Gio udah telat. Ntar sarapan disekolah aja."

"Yaudah hati-hati ya"

Gio berangkat kesekolah dengan tergesa-gesa, karena ini hari

pertamanya untuk upacara di sekolah barunya. Gio tidak berniat untuk baris di tempat istimewa, ya tempat khusus siswa siswi yang telat.

Sekitar 10 menit, Gio tiba disekolah

"Yeaay Dewi Fortuna berpihak ke gue!" teriak Gio dalam hati.

Dengan segera Gio memarkirkan motornya dan pergi menuju kelasnya.

"Woy Rio, ngapain lo molor pagi-pagi gini?" teriak Gio

"Ah kambing lo! Gue males upacara. Gak semangat"

"Lo habis ngapain semalem sampe lemes gitu? Atau jangan-jangan lo suka ke... ehem"

"Anjir, ya enggaklah lo kira gue cowok apaan ke pub." sanggah Rio

"Ya mana tau kan lo pengen cari cewek haha, secara bro gue liat-liat kayaknya cewek disini pada ngelirik ke gue semua. Fans lo berkurang tuh haha"

"Terserah lo deh Gi. Gue ke lapangan dulu. Males gue dengerin lo ngomong. Udah kayak tante-tante."

=====

Disisi lain, Gia masih terlelap dibawah selimutnya.

"Neng, udah jam 7 neng. Bangun neng" panggil Bi Sum -asisten rumah tangga keluarga Astalla-

"hemmm"

Yang dipanggil hanya mengeluarkan suara tak jelas. Sampai ke tiga kalinya Bi Sum teriak barulah putri tidur itu bangun

"Aaa Gia telat, yaampun maaf ya bi. Gia siap-siap duluuu" teriak Gia

"Ya neng, Mama sama Papa neng udah pergi kerja dari jam 6 tadi."

"Ya makasih bi."

Gia pun hanya mandi ala kadarnya karena hari ini upacara dan Gia udah telat. Setelah selesai, Gia dengan terburu-buru keluar rumah.

"Pak Agusss ayo buruan, Gia udah telat."

Pak Agus adalah orang kepercayaan keluarga Astalla sekaligus supir pribadi keluarga tersebut.

"Ya neng"

"Pak cepetan dikitttt. Aduhh Gia pasti telat lagi"

Setelah tiba, ternyata ya seperti biasa gerbang sekolah sudah ditutup. Gia pun menunggu didepan gerbang hingga pukul 8, Gerbang dibuka.

"Eh neng Gia, telat lagi neng? Monggo ke ruang piket ya neng." sapa Pak Mus -satpam sekolah-

"Yah pak, coba kek kasih Gia tiket bebas dari ruang piket."

"Kalo neng gak telat lagi, baru bapak kasih"

"Untuk apa coba tiketnya kalo aku gak telat pak"

"Sudah-sudah neng ke ruang piket aja sekarang"

Dengan wajah ditekuk Gia menuju ruang piket.

"Gia! Kamu lagi kamu lagi. Kapan sih kamu kapoknya? Atau mau bapak beliin kamu jam weker selusin biar kamu gak telat?" cerocos pak kumis -begitu anak-anak sekolah memanggilnya-

"Hehe maafin Gia pak"

"Yaudahlah, bosen saya liat muka kamu, langsung ke kelas aja! Jangan ke kantin!"

"Siap pak ganteng!" hormat Gia

=====

Gia's POV

Sumpah hari ini kurang bersahabat. Mending ke perpus ah...
Brakk
"Aww..."

"Gia, lo gakpapa?"

"Eh Rio, ya gakpapa. Maaf aku yang salah"

Yaampun, ganteng bangetttt. Maksud aku bukan Rio, tapi yang disebelahnya. Kayaknya anak baru deh

Sumpah ini cowok ganteng banget, mata coklatnya seakan nusuk mata kalian yang ngeliat. Alisnya tebal, dengan hidung yang mancung. Sumpah pahatan mukanya udah kayak dewa-dewa Yunani. Badannya atletis...

"Gia? hey?" tegur Rio

"Eh iya Rio, aku kekelas dulu ya."

Aku buru-buru ke kelas. Haduh sumpah itu cowok. Oke Gia, kamu gak boleh jatuh cinta gak boleh. Oke oke tarik nafass.... buangg.... tarik nafass.. buang

Eh bentar, kalo cowok tadi bareng Rio, berarti dia sekelas. Yaampunn, Ah Lia pake acara gak masuk segala lagi.

"Hey Gia?"

Ah sumpah ngapain sih Rio manggil-manggil. Eh... Kalo Rio ada disini, berarti tuh cowok... Oke Gia tenang

"Eh ya, kenapa yo?"

"Kenalin dong, anak baru nih dikelas. Sabtu kemarin baru masuk, kamu kan sabtu gak sekolah. Gimana udah sehat?"

"Oh eh Hay, aku Gia." Aku gugup

"Gue Gio."

Kayak ada yang nusuk di jantung, nama kita hampir SAMA! HAMPIRRR PERMIRSAHH.

====

Author's POV

Semenjak kehadiran anak baru a.k.a Gio, sekolah pun menjadi heboh. Bagaimana tidak, Gio sangatlah goodlooking. Tak terkecuali oleh Gia dan Lia, mereka sama seperti siswi yang lain. Mulai dari melirik Gio sampai memelototinya gemas. 

Sudah seminggu semenjak itu. Gio semakin banyak penggemar. Mulai dari yang diam-diam meletakkan surat, bunga, dan coklat kedalam lokernya. Hingga yang terang-terangan memberikannya. Kalian bertanya apa Gio risih? Ya tentu saja dia sangat risih dengan hal itu. Wajar saja Gio memberikan semuanya kepada Rio. Asal kalian tau, Rio sangatlah suka makan. Dia itu penggila coklat. Daripada terbuang, mending Gio berikan kepadaa Rio yang akan menerimanya dengan senang hati.

"Yo, besok kan minggu. Kerumah gue ya, main ps." ajak Gio

Rio yang sedang asik menyantap coklat pemberian Gio hanya menggumam tak jelas.

"Gue serius." ucap Gio garang.

"Iye iye."

"Yaudah gue cabut dulu, nih alamat rumah gue. Jangan sampe lupa lo nyet." ucap Gio sambil memberikan secarik kertas yang berisikan alamat rumahnya.

"Oke dah. Btw thanks  coklatnya HAHA"

"Iya iya"

===

"Li, ntar malem kamu nginep kan? Pulang bareng aja gimana?" tanya Gia

"Eh iya Ya, ntar. Aku beresin buku dulu, baru kita pulang." jawab Lia

"Okedeh, nanti kerumah kamu dulu ambil baju."

"Iya Ya. Eh udah beres nih, yuk pulang?" ajak Lia

"Oke yuk."

Mereka pun pulang dengan wajah sumringah. If you know what I mean.

===

TBC



STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang