STRONG 6

81 11 0
                                    

Ketika Gio dan Gia ingin keluar.

"Hey, kalian udah mau keluar? Kenapa kalian...Em..Gandengan kayak gitu?"

Rio heran dengan mereka berdua yang tengah bergandengan tangan. Hatinya terasa panas melihat kejadian itu, tetapi ia tidak menampakkan rasa cemburunya.

"Ah jangan salah paham Yo, tadi gue bantuin Gia turun dari tempat tidur." Ucap Gio mencoba menjelaskan. "Biasa aja kali Gi, gue Cuma kaget aja haha." Rio tertawa hambar.

Gia melihat tertawa hambar Rio hanya terdiam. Sebenarnya Gia tau bahwa Rio menyukainya, tetapi bagaimana bisa? Lia menyukai Rio dari kecil, terlebih Gia juga tidak menyukai Rio.

===

Gio's POV

Kalian tau perasaan gue sekarang? Canggung, bukannya gue suka sama Gia. Tapi gue takut Rio salah paham. See? Dia tadi tertawa hambar. Ah lo bodoh Gio. Kenapa coba pake acara ngegandeng tangan si Gia? Apa yang harus gue lakuin?

Gia sudah pulang bareng Rio dan Lia. Gue masih di sekolah, sedangkan ini udah pukul 5 sore. Gue gatau kenapa perasaan gue kali ini gak enak. Ntah karena masalah gue gandeng tangan Gia tadi, ntah karena Ririn yang dari kemarin sms-in gue. Fyi, Ririn itu anak temen bokap. Tapi dia gak kayak yang kalian pikirin kok. Biarpun bokap Ririn bisa dibilang pengusaha sukses, tapi Ririn anaknya sederhana. 

Ah, dulu gue sempat suka sama dia. Ya kalian tau lah cinta monyet gitu. Tapi gue ngerasa ada keyakinan itu bukan cinta monyet. Gue heran, setiap kali Ririn sms gue, gue ngerasa degdeg-an. Ah ntahlah, sebaiknya gue pulang dulu kerumah.

===

Gia's POV

Kalian tau gimana perasaanku? Campur aduk. Udah kayak gado-gado yang dijual mas Aan depan sekolah.

Aku bukannya degdegan pas Gio gandeng, tapi aku degdegan ngeliat tawa hambarnya Rio. Aku takut perasaan Rio makin lama makin besar ke aku. Aku gak mau nanti Rio semakin bertindak nekat. Memberi perhatian lebih misalnya. Aku gak mau Lia jadi salah paham.

Ah aku tau gimana biar perasaan Rio gak semakin besar. Tuhan, semoga ini jalan yang tepat.

===

Memilih keputusan itu bukan hal mudah. Sangat sulit. Apalagi kalau menyangkut perasaan.

Gia berdo'a agar keputusan yang diambilnya adalah hal yang tepat. Lihat saja nanti, bagaimana hasilnya. Apakah itu tepat atau malah memperburuk.

Sedangkan Gio masih memikirkan bagaimana langkah selanjutnya yang akan diambil. "Pindah sekolah bukannya asik. Malah nambah masalah. shit." ucap Gio dalam hati.

Bagaimana dengan Rio sendiri? Pria yang kurang peka satu ini malah sibuk memikirkan kemungkinan negativ. Apakah Gio menyukai Gia? Apakah Gia menyukai Gio? Apakah Gio membenciku? Apakah... Apakah... Terlalu banyak 'Apakah' dalam benak Rio.

Apa kalian menanyakan Lia? Ya Lia? Bukannya Lia tak tau tentang ini semua. Dia tau kalau Rio menyukai Gia. Dia tau kalau Gia bergandengan dengan Gio. Dia tau ekspresi tawa hambar Rio. Dia tau semua. Bagaimana bisa? Karna Lia berada disana. Melihat yang terjadi. Termenung.
"Rio gakpapa kok kalo suka Gia. Gia anaknya baik kok, cocok kalo sama Rio." ucapnya dalam hati. Sangat miris.

===

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang