STRONG 7

79 10 4
                                    

Berbohong demi kebaikan itu tak masalah bukan?
-Lia

---

Gia's POV

Baiklah aku akan memulainya. Akan mengakhiri semua sebelum terlambat. Dan memulai hal baru.

Sejak kejadian itu aku sudah tak sanggup lagi melihat apa yang terjadi seolah tak terjadi apa apa. Baiklah Gia semangat!

Sekarang pukul 8 malam. Aku menuju rumah Gio. Ternyata rumahnya masih satu komplek dengan rumah ku. wow.
"Permisi, Assalamu'alaikum." aku mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Ah dia lama sekali.

"Ehm cari siapa?"

Pria jangkung, bermata coklat pekat dengan rambut hitam pekat yang kontras dengan kulit pucatnya. Sekilas mirip Gio. Mungkin dia kakaknya Gio. aku membatin.

"Eh... Aku... Ah iya Aku temannya Gio. Mau cari Mamanya. Eh mau cari Gio maksudnya..." Ah Gia ada apa denganmu.

"Oh. Ntar gue panggil dia dulu. Masuk dulu..."

"Gia"

"Ya, masuk dulu Gia."

Rumahnya sangat mewah. Ruang tamunya aja pake AC, kalian tau. Haha.

Nah itu dia Gio. Haduh gimana ya. Oke kamu pasti bisa Gia!

"Kamu ngapain kesini malem-malem? Sendirian? Naik apa?" ucapnya bertubi tubi. "Aku mau ngomong Gi. Enggak kok, dianter sama papa tadi." jawabku dan dia hanya ber'oh' ria.

"Gini Gi, gimana ya. Seharusnya aku gak ngelakuin ini tapi mungkin ini jalan yang tepat. Sebelumnya jangan potong omongan aku ya. Jadi gini, ntah persepsiku benar atau enggak aku juga belum pasti. Lia suka Rio. Sejak kecil. Tapi aku ngerasa kalo Rio sedikit lebih perhatian ke aku. Aku ngerasa dia suka sama aku. Nah maka dari itu aku takut. Aku awalnya juga gaktau gimana caranya biar Rio gak semakin care ke aku. Makanya aku kesini, aku mau kamu jadian sama aku." ucapku.

===

Gio hanya termenung mendengar penuturan Gia. 'Ni anak abis kesambet apaan sih?' batin Gio.

"Gini Gia. Kamu tau gak apa yang bakal terjadi kalo sampe kita jadian? Kamu bener. Rio suka kamu." Gia terkejut. "Dan kalo kita jadian. Rio bakalan ngejauhin aku Giaa." lanjutnya.

"Tapi Gi, aku gak mau Lia benci sama aku." ucap Gia menunduk.

"Hah, yasudahlah. Gini aja, kamu tadi ketemu cowok yang tadi kan? Dia abang aku. Kayaknya dia suka sama kamu. Mau aku kenalin gak?"

'Heh? Apa-apaan sih ni anak?' pikir Gia.

"Dia juga lagi diteror Mama sama Papa tuh gara-gara gak pernah bawa cewek kesini. Bentar aku panggil dia dulu."

"Eh Gio..."

'Kok jadi gini sih? Yaudahlah, mungkin kalo aku memang punya pacar. Perasaan Rio bakal berkurang.' batin Gia

***

Gia's POV

Well, sekarang aku masih duduk diruang tamu rumah Gio. Tapi sekarang aku berdua sama abangnya yang namanya Nando. Fernando. Ah gimana ini.

"Terus? Lo butuh pacar biar perasaan siapa itu.. Rio ya? Ah iya biar perasaan dia ilang?"

Iya, aku udah cerita semuanya ke Kak Nando. Anaknya asik, dia sekarang kuliah di FK UGM. Keren bukan? Masa iya anak FK gak ada pacar? Ah ntahlah.

"Iya kak, terus kakak mau gak bantuin aku?" tanyaku. Ah apa aku terlihat murahan sekarang?

"Boleh. Tapi gue ada syarat." ribet banget bang pake syarat. "Apaan?" tanyaku.

"Ya kalo pulang pergi sekolah biar gue yang jemput sama antar. Gue cuma bisa gitu, soalnya sekarang gue lagi sibuk. Kalo tugas udah lumayan nipis baru gue bisa ajak lo jalan. Gimana?"

"Oke, aku juga punya syarat. Kakak manggilnya jangan pake lo-gue gitu ya."

"Terus? Sweety? Baby? Honey?" ucapnya

"Bukan yailah. Aku-kamu aja ya kak!"

"Iya Gia" ucapnya lembut sambil tersenyum. Senyum manis yang menampakkan lesung pipinya.

degdegdeg

My heart beats faster. For god sake!

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang