STRONG 23

67 12 2
                                    

A/N

Well, gambar diatas itu Nando.

Happy reading! X

===

"ABANG?!"

"BANG NANDO?!"

"GIO?! RIO?!"

Mereka bertiga saling berpandangan. "Bang lo ngapain disini?" ucap Rio berbisik. "Eh curut. Gue ikutin lo berdua. Gue penasaran sumpah deh. Itu si Ririn lagi nunggu siapa?" sahut Nando.

"Iya bang, masa iya pengirimnya itu Ririn? Aku gak ngerti sumpah. Itu anak mau ngapain sih?" ucap Gio sebal.

"Kita liat aja deh dulu. Sekarang udah jam 8, paling bentar lagi Lia samp..." ucapan Rio terpotong karena di pintu masuk tengah berdiri seorang gadis. Ya. Dia Lia. Sangat manis dengan dress hitamnya yang tidak terlalu terbuka. Ditambah dengan rambutnya yang tergerai dan makeup naturalnya.

"Is curut ngadep sini. Ntar lo ketauan bege!" omel Gio seraya menarik kepala Rio agar menghadap ke jendela.

"Khilaf. Gila cantik banget. Gue harus nyelesaiin nih masalah. Gue gak mau kehilangan Lia. Gue bakal ngejaga apa yang seharusnya milik gue." Rio hampir saja berdiri seraya mengangkat tangan ala-ala merdeka jika tidak ditahan oleh Gio dan Nando.

"Hehe terlalu semangat bos. Santai santai." Rio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gio dan Nando mendelik kesal karena kecerobohan Rio.

===

Lia dihampiri oleh seorang pelayan. "Nona sudah reservasi? Atas nama siapa?"

Lia bingung karena dia tidak tau siapa yang mengundangnya kesini. "Ehm. Sebenarnya saya disini diundang. Saya Lia. Thalia."

Pelayan itu tersenyum. "Oh Nona Thalia sudah ditunggu. Silahkan kesebelah sini."

Pelayan itu mengantarkan Lia menuju meja yang kosong. "Saya sendirian?" pelayan itu bingung.

"Hai sepupu." ucap seorang yang datang ke meja Lia.

"Loh Arin? Ngapain?" tanya Lia bingung.

"Ini Nona Arin yang menunggu anda tadi. Saya permisi." ucap pelayan tersebut.

Lia mengernyitkan alisnya hingga bersatu. "Maksudnya?"

"Ayo sepupu ku yang cantik. Duduk dulu dong." ucap gadis yang dipanggil Arin.

"Well, honestly. Gue yang ngundang lo kesini. Gue yang ngirim tu paket." ucap Arin sinis.

"Lo mau ngapain Rin? Apa maksud lo?" sungut Lia.

"Well, kan lo sahabatan tuh sama temen lo yang penyakitan itu. Dia udah ngerebut pangeran kecil gue. Kak Nando! Gue gak rela! Lo harus bantuin gue pisahin tu orang berdua. Atau Rio--your prince bakal habis ditangan gue." ucap Arin.

Lia menggeram dalam hati. "Gak mungkin aku misahin Gia sama bang Nando."

"Sepupuku sayang. Lo gak perlu susah-susah kok. Lo boleh pura-pura selingkuh gitu sama Nando biar tu orang pisah. Apapun. Asal lo bisa bikin mereka pisah."

Lia masih mematung. Tangannya mengepal kuat. "Gak. Gue gak bakal ngelakuin hal keji itu!" sungut Lia.

"Okay, atau satu lagi. Abang kesayangan lo si sombong Raka itu bakal gue apain ya enaknya." ucap Arin yang berpura-pura memikirkan rencana busuknya.

Lia tercengang. "Kalo sampe lo nyentuh abang gue. Abis lo sama gue." ucap Lia.

"Uuh aku takut. Kita liat aja sepupu ku yang manis." Arin beranjak dari Kafe tersebut.

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang