Gia's POV
Mulai hari ini pacaran sama kak Nando. Dia ngasih syarat yang untungnya gak aneh-aneh. Salah satunya ya itu, nganter jemput aku. Terus ngajakin aku jalan kalo tugasnya nipis. Huh. Aku sih sebenernya juga gak peduli dia mau ngajakin aku jalan atau enggak. Ah iya berarti aku gak perlu supir. Gimana ya bilang ke papa? Masa iya dijemput pacar? Ah yaudahlah gak papa.
===
Suara deru mesin mobil menyeruak. Itu Tuan Astalla. Yang tak lain papanya Gia.
'Nah papa pulang.' batin Gia. Gia pun beranjak dari kamarnya menuju pintu utama.
"Papaaa!" teriak Gia.
Pria berumur itupun menyahut dengan senang hati.
"Ah anak papa! Pasti mau ngasih tau hal penting ya sampe sampe nemuin papa didepan pintu gini. Haha.""Hehe. Gini pa, besok Gia gak usah diantar sama Pak Agus lagi ya. Gia berangkat sama kak Nando namanya." ucap Gia malu-malu.
"Wah udah punya pacar ya sekarang. Yasudah iya. Besok jadwal ke dokter kan? Sama Papa atau Kak Nando?" tanya papa Gia. "Ya papa dong! Lagian dia gak tau. Jangan kasih tau ya pa!" ucap Gia murung.
"Iya sayang. Yaudah mama mana?" ucapnya lembut. "Lagi siapin makan malam! Ayo pa!" ucap Gia dengan riang.
===
Bulan digantikan menjadi matahari. Hari ini beda. Sebenarnya hanya status Gia yang berbeda. BERPACARAN ALIAS TAKEN kalo kata anak gaul. Taken by Fernando Gentalla Xavier. Beda karena dipagi hari ada yang mengucapkan salam. Ya seperti pasangan kebanyakan.
Ting ting
From: Kak Nando
Selamat pagi sayang. Siap-siap ya, bentar lagi aku sampe kok!
Love you.Ada terbesit perasaan senang di dada Gia. Seperti ntahlah. Apa mungkin dia tertarik dengan Kak Nando? Mereka kan baru saja bertemu. Biarkan perasaannya mengalir.
To: Kak Nando
Ayay captain!Bahagia bukan? Biarpun pura-pura. Tetapi mereka seperti pasangan kebanyakan. Mengucapkan selamat pagi dan sebagainya.
Ini hari pertama Gia dijemput oleh Nando. Dan seterusnya akan begitu. Entah sampai kapan. Tujuan mereka hanya akan membuat perasaan Rio hilang bukan? Bagaimana kalau perasaan Rio malah semakin membesar? Dan kalaupun perasaan Rio hilang, bagaimana hubungan mereka? Biarkan waktu yang menjawabnya.
*skip*
"Nanti kakak jemput jam 3 oke? Jangan kemana-mana. Kakak pulang dulu." ucap Nando sambil mencium puncak kepala Gia. "Sip. Makasih ya kak!" ucap Gia senang.
"Hati hati kak!" ucapnya dan mobil Nando pun berlalu.
'Hah begini ya rasanya punya pacar.' batin Gia.
===
Gia's POV
Baru aja aku masuk ke kelas. Lia udah nangkring dikursi dengan tampang mengintimidasi.
"Kamu diantar siapa? Huh payah gak cerita lagi." ucapnya garang.
Gawat, aku harus bilang apa? Masa iya aku bilang pacar pura-pura buat bikin Rio gak suka lagi sama aku?
"Eh itu pacar aku hehe kak Nando. Abangnya Gio.""APA?!" teriaknya histeris. "Is biasa aja sih Lia sayangg! Iya dia pacar aku, tadi malem jadiannya. Pas aku kerumah Gio."
"Wait, kamu ngapain kerumah Gio?" aduh keceplosan. "Ehm, minjem komik. Ternyata dia banyak komik loh."
"Oh ya? Terus terus?" huh mati saja kau Gia. "Jadi ya gitu, dia yang bukain pintunya. Terus ya sambil nunggu Gio, aku sama dia ngobrol. Anaknya asik, pas aku mau pulang, dia langsung ngajakin aku pacaran. Hehe gitu." Lia menatapku tak percaya. Ah ayolah Lia percaya saja.
"Kenapa kamu mau? Seharusnya ya PDKT dulu kek. Masa iya langsung jadian." tuturnya gemas.
"Kata kak Nando. Kalo PDKT itu malah bikin bosan. Jadi ya mending langsung jadian aja. Ah yasudah lah dia juga gak jelek kan? Anak FK UGM dianya. Kalo gak salah semester 2." ucapku lebih meyakinkan. "Oh begitu. Ganteng sih. Tapi hati hati ya Gia. Anak kuliahan kadang suka mainin anak SMA kayak kita."
"Cie Lia inget Nata ya? Diphpin Nata haha." ucapku meledek.
"Is Gia apaan sih." wah Lia ngambek. "Haha maaf maaf Li."*skip*
Sekarang mereka berempat duduk di kursi pojok kantin. Ya siapa lagi kalau bukan Gia, Lia, Rio dan Gio.
"Eh tau gak. Gia tadi dianter sama pacarnya. Gak nyangka kan udah pacaran aja nih anak. Haha." celoteh Lia.
Rio yang mendengarnya hanya mematung. "Sama siapa?" ucap Rio. "Sama kak Nando. Nih kakaknya si tengil." jawab Lia. Dan lagi, Rio hanya mematung.
'Sejak kapan? Kakak Gio? Kenapa Gio gak kasih tau gue?' batin Rio.
Gia dan Gio hanya melanjutkan makannya seakan tak ada yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG
Teen FictionFriendship is important. But more important if its adding by trust and love. -Unknown- --- Aku ingin bebas seperti burung. Ingin sekali. Aku ingat kala aku memilikimu karena keputusan bodohku. Mencintaimu karena kepura-puraanku. Semuanya. Sampai di...