Andai saja aku bisa mengukir langit. Maka akan ku lukiskan setiap apa pun yang kurasakan dalam dunia ini agar menjadi sebuah kenyataan. kemudian akan kuajak semua orang terdekat agar bisa merasakan kebahagiaan sesungguhnya.
Merasakan bahwa dunia ini tidak benar-benar getir dan dunia ini tidak benar-benar mengecewakan. Andaikan saja semua bisa ku wujudkan dalam sekejap mata. Aku ingin semua orang yang dekat denganku bisa bahagia ku buat. Karena aku adalah pelukis kebahagiaan sesungguhnya tak hanya uang, mobil, tas, perhiasan, bahkan semua permintaan mereka akan terkabulkan.*************
Jebrettttttr
*************
Aku menatap langit dengan ria sore ini. Melihat betapa besar nikmat Tuhan yang begitu banyak kepada Makhluk-Nya. Sumberdaya alam yang amat melimpah begitupun sumberdaya manusianya yang sudah mampu berkembang disetiap kondisi. Seperti nikmat tuhan yang sedang ku tunjuk-tunjuk sembari tersenyum, pelangi senja. Menawan nan cantik dihiasi rintik hujan yang jatuh dari tubuh sang awan.
Andaikan aku bisa menjadi bias dari salah satu warna pelangi. Meski sementara, setidaknya aku bisa memberikan senyuman pada setia tatap mata yang memuja. Meski sekejap, aku selalu dirindukan pada seuntai hujan di senja. Disanjung pada setiap rintihan bulir air yang patah." Hoi..... Gila..... Ang.... Lo itu kenapa dari tadi gak jelas ??? Kenapa kamu acung-acungkan jarimu ke atas ??? Emang Lo bisa ngelukis langit ???? wkwkwkwkk " Gertak Jafar.
" Hufs... Apaan sih Preet.... Ganggu aja. Selalu ganggu banget kalau orang lagi menghayal. " Ketusku. " Lagian Lo itu jangan sering-sering melamun !!! Nanti kesambet setan di sekolah, tau rasa. ( Ketawa ) BTW Tau ngak sih ??? " Ujar Jafar.
" Apaan ??? Awas aja kalau gak penting nih ??? " Keluhku menatap kesal. " Sekolah kita dulu bekas rumah sakit. Pas dulu jaman Indonesia dijajah Jepang. Hiidihh... ( Menujuk ) Makanya kalau malam-malam selalu ada keanehan di kelas-kelas, tau gak bambu kuning belakang kelas satu. Kata orang ada pocong gelantungan hihihihihi " Jafar menakutiku. Kurang ajar Si Jafar udah tau hari ini adalah sore yang menegangkan bagi kita. Bisa-bisanya malah bahas masalah Horor tentang sekolah kita.
" Hih... Masak sih Preet... Ah kabur " Akupun berlari ke arah ruang guru untuk melihat pengumuman ujian nasional yang terpampang di kaca kantor guru. Yang sengaja disusun rapi agar lebih mudah dibaca. Sekolah dasarku memang bukan sekolah favorit atau elite. Karena letaknya di pelosok desa. Desaku pun juga berada di Perbatasan kota sehingga akses ke arah kota lumayan jauh. Namun begitu tidak pernah meruntuhkan semangat kami untuk belajar dengan giat.
Akhirnya aku tiba di depan ruang guru. Aku menyibak beberapa gerombolan belasan siswa kelas 6 yang saling berjinjit mencoba melihat hasil ujian nasional mereka. " Permisi-permsi.... Maaf yah aku mau lewat... Misi... Misi.... " Santunku pada teman-temanku. " Gilak Anjirrr... Bisa-bisanya datang terlambat tapi semaunya sendiri " sungut Dhea. Tiba-tiba tubuhku di dorong keras dengan kondisi lantai sekolah basah habis hujan yang mana kemudian aku akhirnya terpeleset jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap-Sayap Cinta
Teen FictionAngel cewek belasan tahun terbilang usianya. lahir dari keluarga dengan ekonomi yang kurang memadai. disisi lain dia harus berjuang keras demi pendidikannya. Ia terjebak dalam sebuah kisah cinta. ia tidak bisa memilih mana yang akan ia jadikan sepa...